100.000 tahun lalu, telah terjadi bencana langit yang mengerikan, seolah kiamat datang menghancurkan bumi, di atas kaki sekumpulan manusia immortal yang sibuk berperang, menodai tanah oleh warna darah mereka. Theodore adalah salah satu immortal di medan perang. Dia tidak menerima kematian dari bencana tersebut, sehingga memilih melafalkan mantra kebangkitan untuk 10.000 tahun kemudian. Namun, siapa sangka dia bangkit sebagai ruh 100.000 tahun kemudian, dan berakhir pada tubuh pemuda lemah, miskin, dan selalu menjadi bahan bullying. Sehingga mau tidak mau, dia berusaha mengubah kehidupan malang tersebut, dan mengikuti keinginan si pemilik tubuh untuk menjadi seorang hunter. Hunter adalah pekerjaan berbahaya yang memburu monster demi uang. Hunter berdiri saat para monster tiba-tiba muncul dari balik tanah, kemudian sosok manusia hebat datang membunuh monster tersebut saat dunia nyaris punah, dengan manusia yang putus asa, siap menerima kematian kapan pun. Tapi, manusia hebat itu telah menyelamatkan nyawa dan memberi keberanian untuk terus hidup. Theodore begitu menginginkan pekerjaan tersebut, namun berulang kali gagal saat pendaftaran. Tapi, kali ini semuanya akan berbeda dengan tubuh Theodore yang dihuni sosok immortal, yang pada jamannya memiliki wewenang cukup kuat. Dengan kebangkitannya ini, Theodore menjalani hidup barunya.
"Sial, apa aku gagal untuk bangkit? Apa yang salah?"
Sosok pria dengan tubuh bak diselimuti sebuah cahaya itu berdiri di atas gundukan tanah. Beberapa detik lalu dia baru saja keluar dari gundukan tanah tersebut, dengan sebuah batu nisan yang namanya sudah tidak bisa dibaca lagi. Makam itu terlihat begitu tua dan tidak terurus. Banyak tumbuhan merambat yang menempel pada batu nisan, dan rumput liar tumbuh lebat di atas gundukan tanah itu.
Dan pria berselimutkan cahaya itu mengeluh dengan wajah menengadah pada langit, matanya terlihat sendu penuh oleh kekecewaan. Tubuhnya cukup tinggi dan memiliki otot yang bagus, dia berambut hitam gelap yang cukup panjang berkibar diterpa oleh angin, sedangkan matanya berwarna merah yang nyaris terlihat menyala jika berada di kegelapan.
Lagi-lagi dia mengeluh pelan, menundukkan wajahnya pada gundukan tanah itu. Burung-burung di pepohonan berlarian menjauhi makam seolah tengah ketakutan. Dia masih diam di sana, kemudian berjongkok di depan makam sambil melihat tangannya yang nyaris transparan itu.
"Berapa ratus tahun yang aku lewati, kenapa kebangkitanku seperti ini?" keluhnya lagi tidak habis pikir.
"Tubuhku sudah hancur oleh tanah. Astaga, aku tidak percaya ini akan terjadi padaku. Sepertinya Tuhan tidak mengijinkanku untuk melakukan kebangkitan. Sialan, aku benar-benar kesal. Jika seperti ini, hanya ada satu pilihan! Mencari tubuh baru, itu Menyebalkan!"
Dia terus menggerutu dengan wajah kesal bercampur kecewa, yang kemudian memilih berjalan meninggalkan makam tua tersebut dengan penuh helaan napas. Tepat setelah meninggalkan makam tuanya, dia dikejutkan oleh pemandangan kota yang mengagumkan di bawah langit jingga yang mempesona.
"Astaga, tempat apa ini?" serunya terkejut.
"Berapa lama aku mati? Apa dunia sudah benar-benar berubah?" lanjutnya tidak bisa mendapatkan jawaban.
Dia melirik pada sosok pria dengan balutan pakaian hitam yang berdiri di trotoar. Tangannya terulur hendak menyentuh pundak pria itu dan bertanya. Astaga, dia lupa siapa dirinya saat ini, sampai membuatnya cukup terkejut lantaran tangannya menembus tubuh itu.
"Astaga, yang benar saja!!!!" teriaknya penuh frustasi. Dia benar-benar sadar jika sosoknya saat ini benar-benar seperti hantu. Dan itu membuatnya lebih kecewa dari apa pun.
"Baiklah, di mana tubuh yang bisa aku gunakan?" gumamnya lagi memilih meninggalkan tempat beserta pria itu. Dia terus melihat ke sana ke mari pada pemandangan kota yang dipenuhi oleh gedung tinggi, yang saat matahari tenggelam banyak cahaya menyala di berbagai tempat, membuat tempat itu berkilau olehnya.
"Tempat ini cukup hebat," ungkapnya mengomentari kota tersebut.
"Kemarilah! Ibu akan bercerita!" Dia terhenyak saat mendengar sosok wanita yang berseru pada sejumlah anak-anak di teras rumah.
Dia memalingkan pandangannya dari gemerlap kota, melihat sekumpulan anak-anak di teras bangunan kecil yang terpagari dengan rapi. Anak-anak itu duduk rapi dengan seorang wanita tua duduk di depan.
"Ini dongeng 100.000 tahun lalu, sebelum jaman modern berdiri seperti sekarang. Hidup manusia yang disebut sebagai immortal. Mereka adalah sang abadi dengan kekuatan hebat yang bisa mengguncang dunia. Bahkan mereka bisa membunuh kita hanya dengan satu gerakan hebatnya!"
Dia kembali terperangah mendengar cerita itu. Entah mengapa itu terdengar begitu mirip dengan kehidupannya. Dia pun membawa kakinya ke tempat itu, lantas mendengarkan sebuah dongeng bersama anak-anak yang begitu antusias.
"100.000 tahun lalu terjadilah peperangan antara para immortal dalam waktu berhari-hari, mengotori tanah dengan darah mereka. Namun, sebelum ada yang memenangkan peperangan itu. Bencana datang dari langit! Petir menyambar dengan ganas menghanguskan para immortal. Bukan hanya itu, bahkan tanah pun bergoyang, air laut meluap tinggi menyapu bersih immortal di medan perang tak tersisa!" Wanita itu bercerita dengan penuh ekspresi, membuat anak-anak semakin antusias bukan main.
"Wah itu mengerikan sekali Bu!" sahut anak-anak dengan wajah ketakutan.
"100.000 tahun lalu kah?" gumamnya dengan wajah menengadah pada langit malam yang dipenuhi oleh gemerlapnya bintang. Dia kembali berjalan, sambil mengingat peperangan besar itu.
Namanya Theodore, sosok immortal yang hidup 100.000 tahun lalu dan mendapati kematian oleh kemarahan langit akibat peperangan penuh darah itu. Itu adalah cerita yang mengerikan.
100.000 tahun lalu
"Semuanya serang!!"
"Serang!!!"
Gemuruh suara kaki berlari terdengar bersahutan dengan teriakan memekakkan telinga. Detik berikutnya disusul oleh suara nyaring dari benda tajam yang saling beradu satu sama lain.
Perlahan darah mulai menetes mengubah warna tanah. Theodore memegang erat pedangnya, mengangkatkan ke atas langit, terus memberi komando ratusan pasukan untuk menyerang musuh.
Matanya merah menyala dan begitu tajam, tidak ada raut takut yang terukir di sana. Dengan perlahan Theodore mulai bergerak, dia memukul tubuh kuda yang ditungganginya dengan kaki kanannya, kemudian memacunya membuat hewan itu meringkik dan berlari.
Pedangnya mulai terayun ke beberapa arah, menebas musuhnya tanpa ampun. Darah merah berbau amis terus menodai tubuhnya. Tapi, itu tidak mengganggunya, seolah membunuh adalah hal yang biasa dia lakukan.
"Mereka terlalu kuat untuk dikalahkan dalam waktu singkat," lirih Theodore setelah tiga hari berlalu, dan pertarungan belum menunjukkan siapa pemenangnya.
"Maju! Bunuh semuanya!" teriak Theodore mulai kesal karena tidak kunjung menang.
Setelah beberapa hari berlalu, tiba-tiba langit menjadi begitu gelap padahal hari sedang cukup terik. Cahaya kilatan berwarna ungu menyambar-nyambar dengan ganas pada tanah. Justru mengenai orang-orang yang sedang bertarung.
"Ada apa ini?" tanya Theodore merasa aneh.
Petir itu jelas telah membunuh banyak orang. Kemudian disusul oleh tanah yang bergetar, bahkan di beberapa bagian terlihat retak, sehingga beberapa terperosok ke dalamnya. Ternyata itu semua belum selesai, air laut menguap dengan sangat tinggi, membuat Theodore merasakan tubuhnya bergetar.
"Ini bukan bencana, tapi ini adalah hukuman langit," lirihnya menatap langit gelap dengan petir. Air laut sudah semakin dekat. Sedang tidak ada kemungkinan adanya keselamatan.
"Sia-siakah? Langit marah dengan peperangan ini." Theodore menghembuskan napas beratnya. Dia terdiam sejenak dengan mata terpejam, sehingga tidak dapat mendengar suara panik semua orang yang berusaha menyelamatkan diri.
Mulutnya mulai bergerak, lengannya menahan petir yang menyambar dengan kuat. Tepat setelah dia selesai membaca sebuah mantra, petir itu mengenai tubuh Theodore.
"Aku akan terima kematian ini, tapi aku akan segera bangkit lagi," lirihnya yang akhirnya memejamkan matanya tanpa napas yang tersisa darinya.
Itulah yang terjadi padanya 100.000 tahun lalu, kematian yang menyebalkan baginya. Seharusnya dia bisa hidup sebagai immortal terkuat, apalagi dia memiliki pengaruh cukup besar. Tapi, lihatlah dia sekarang yang bahkan tidak memiliki tubuh, sehingga terus berjalan dengan harapan akan bertemu dengan tubuh tersebut.
"Ah, tidak heran jika dunia sudah berubah seperti saat ini. Semuanya sudah 100.000 tahun sejak bencana langit yang menghancurkan dunia itu. Dan, semua tentang immortal hanyalah dongeng pada jaman sekarang," gumamnya lagi.
Dia sudah mendapatkan jawaban yang dia cari. Namun, tetap saja itu mengejutkannya. Seharusnya dia bangkit 10.000 tahun setelah bencana langit, bukan 100.000 tahun. Dia kembali menggerutu penuh oleh kekesalan dan sumpah serapah yang seolah tidak ada habisnya.
"Sampai kapan aku harus mencari tubuh baru?!" serunya semakin menjadi-jadi.
Dia kembali menghembuskan napas beratnya, sambil terus berjalan menyusuri kota dalam keadaan malam yang cukup ramai oleh kegiatan manusia pada umumnya. Sesekali dia melihat sebuah layar pada salah satu bangunan besar dan tinggi, menampilkan sebuah gambar pertarungan dengan monster. Pemandangan itu membuat dahinya mengernyit, tentu tidak tahu itu apa, dan benda apa.
"Pertarungannya terlihat nyata?" gumamnya mengomentari. Tapi, dia tidak mau memikirkan gambar tersebut, memilih fokus untuk mencari sebuah tubuh yang bisa dia pakai.
Hingga pada akhirnya dia melihat sosok anak muda yang tubuhnya penuh oleh memar tengah meringkuk di ujung ruangan bersama beberapa anak muda lainnya yang tengah menindasnya sambil tertawa lebar. "Malang sekali anak itu," ujarnya mengasihani anak muda itu.
Mengandung adegan dewasa 21+ Raisa Anastasya mengalami kematian tragis, tertabrak truk, setelah melabrak tunangannya yang tengah berselingkuh. Bukannya mati dan kembali ke alam baka, Raisa malah masuk ke tubuh perempuan lain yang juga bernama Raisa, seolah semesta memberikan kesempatan kedua padanya. Sembari memanfaatkan paras cantik tubuh barunya, Raisa mulai menjalankan rencananya untuk balas dendam. Tapi tiba-tiba Zefan, direktur perusahaannya yang terkenal punya sifat sangat dingin, menarik Raisa ke salah satu kamar. Di bawah pengaruh alkohol, dia merenggut keperawanan Raisa karena mengira wanita itu adalah Raisanya yang lama. Setelah menghabiskan malam-malam menggairahkan bersama direktur, Raisa selalu terbayang saat mereka melakukan hubungan dan dibuat ketagihan oleh sang direktur, sehingga bimbang untuk melanjutkan balas dendamnya. Bisakah Raisa tetap fokus pada rencana utamanya di saat direktur terus menghantui melalui godaan sentuhan yang begitu menggairahkan? Dan apakah Raisa bisa menemukan benang takdirnya yang sebenarnya? Ngobrol sama author di Instagram dan TikTok @hi.shenaaa ya~
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Kerap kali dihina dan ditekan dalam keluarga, membuat Karmila bangkit dengan caranya sendiri. Saat ini dia bukan lagi wanita lemah yang hanya bisa menuntut belas kasih dan nafkah dari sang suami. Pun penghinaan ibu mertua serta keluarga iparnya menjadikan pelecut dirinya agar bisa maju dan hidup lebih baik. Suami baik, mertua baik, biar aku saja yang jahat. Akan kubuktikan pada kalian, bahwa aku bisa menjadi wanita sukses dengan jalan yang tak disangka-sangka. Bagaimana perjuangan Karmila yang merajut harapan dan cita demi anak-anaknya dengan memanfaatkan barang-barang bekas, menyulapnya jadi kreasi yang indah dan bernilai jual tinggi. Akankah dia berhasil mencapai semua mimpinya?
Nadia Pamungkas saat ini sedang mengenyam bangku kuliah di Jakarta, dia pikir ide kedua orang tuanya menyuruh tinggal bersama kakak Tasya bukanlah suatu ide buruk. Namun ternyata Ini merupakan malapetaka besar bagi dirinya juga keluarganya terutama kak Tasya. Tasya menikah dengan Aldo pria blasteran Indo Jerman, karena dulu Tasya kuliah di Jerman keduanya akhirnya bertemu kemudian menikah. Kini keduanya sama-sama bekerja di salah satu perusahaan besar di Jakarta. Awalnya tampak biasa, Nadia pun merasakan tidak ada yang janggal dengan suami kakaknya dia begitu baik dan perhatian beda dengan kakaknya yang selalu sibuk, namun semakin lama Aldo berubah dia menunjukkan ketertarikannya pada Nadia, hingga pada akhirnya mereka melakukan satu kesalahan besar. Bagaimana kisah selanjutnya?
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***