"Aku hanya akan menggunakanmu saat butuh." Amanda selalu membenci kalimat pelecehan dari bibir Oriaga Niel, suami sekaligus CEO brand perhiasan dan busana terkenal 'Gregorious' yang menikahinya sebulan lalu. Amanda merasa kotor dan gila, meski mereka melakukan seks, tapi tanpa rasa cinta, mereka hanya saling membenci sepanjang waktu. Amanda seperti jalang yang dibeli Oriaga untuk selamanya, pria itu ingin membalas dendam atas sikap keluarga Amanda pada masa lalu.
"Amanda, aku akan mengantarmu pulang." Jeff masih berusaha meski perempuan bermata biru itu tetap menolaknya.
"Aku baik-baik saja, ini hanya mabuk ringan. Aku masih bisa mengemudi. Tetaplah di sini, Jeff. Jika kau meninggalkan acara ulangtahunmu, bagaimana dengan orang lain? Mereka ingin bersenang-senang denganmu." Amanda berharap Jeff bisa memahami keinginannya.
Mereka berdiri di sudut ballroom, menyewa ruangan luas pada sebuah hotel terkenal di kota ini untuk acara ulang tahunnya bukanlah hal sulit, sebab Jeff terlahir sebagai putra tunggal kaya raya dan siap mewarisi bisnis keluarganya.
"Tapi-"
"Jeff, tenanglah. Aku akan menghubungimu jika sudah sampai di rumah."
Pria itu mendengkus, ia terlihat kecewa, tapi tak bisa berbuat banyak. "Aku harus mengalah?"
"Tentu saja, aku sangat menghargaimu. Jadi, tetaplah di sini. Aku baik-baik saja." Amanda tersenyum, ia menyentuh lengan Jeff, aroma alkohol menyeruak dari bibirnya. "Aku pulang sekarang, selamat bersenang-senang."
Amanda meninggalkan pria itu dan keluar dari pintu yang dijaga dua pria berbadan kekar, Jeff tentu kesal, usahanya kembali gagal.
Jeff sangat menyukai Amanda, perempuan itu bekerja pada perusahaan milik ayah Jeff sebagai sekretaris, tapi setiap usaha Jeff untuk mendekati Amanda belum menunjukan tanda-tanda bahwa gadis itu luluh, sebab Amanda selalu bersikap hangat terhadap orang lain, tak ada bedanya ketika Amanda menghadapi Jeff maupun pria lain.
"Kepalaku terasa sangat pening." Wanita dengan dress putih pada tubuhnya berjalan sempoyongan saat menghampiri lift, sejujurnya Amanda membutuhkan teman untuk mengantarnya hingga basement, tapi semua orang sibuk berpesta, ia sungkan mengganggu mereka.
Pintu lift terbuka, Amanda menuduk seraya menyentuh kepalanya ketika memasuki lift, ia bahkan belum menyadari jika seorang pria berjas maroon sudah berdiri di sana.
"Apa aku minum terlalu banyak?" Amanda bergumam, ia berdiri pada sisi kiri pria tinggi di sampingnya, wanita itu bersandar pada dinding lift. "Sangat pening."
Lalu, tiba-tiba.
Hoek.
Amanda memuntahkan cairan bening dari mulutnya dan mengotori lantai lift.
"Sial! Seharusnya pergi ke toilet sebelum memasuki lift, untung saja tidak ada-" Ia terdiam setelah menoleh pada sisi kanan dan menemukan orang lain berdiri memperhatikannya.
Wanita itu menyipit seraya menahan mual pada perutnya, ia berusaha mengingat apa pun dari pria yang terus menatapnya tanpa berkedip, seolah saling berbagi sinyal, dan Amanda sibuk menerjemahkannya.
"Apa aku mengenalmu?" tanya Amanda, ia masih menguasai separuh kesadarannya.
Pria itu memiringkan kepala dan tersenyum meremehkan. "Aku terkejut karena bertemu gadis dari keluarga arogan setelah bertahun-tahun menghilang."
"Kau-" Amanda kembali membungkuk untuk memuntahkan isi perutnya.
"Perbuatanmu sangat merugikan orang lain, cleaning service akan mendapat tekanan dari atasannya karena sikap burukmu saat ini. Apa kau bisa berpikir?" Pria itu kembali mencemooh, ia tak peduli pada kondisi perempuan di dekatnya.
"Ori, Oriaga Niel. Apa aku benar?" Amanda berusaha bersikap normal, ia mengusap sisa muntahan pada sudut bibirnya dan kembali menatap pria itu.
"Baguslah karena masih mengenalku. Jika tidak-kemungkinan karena kau menemukan pria yang seharusnya dikucilkan oleh keluargamu."
"Kenapa tiba-tiba membahas masa lalu?"
"Karena aku ingin membicarakannya, Amanda Claire." Oriaga cukup ketus, bola matanya menjadi lebih lebar dengan barisan alis yang menyatu.
"Tapi, aku tidak pernah menghinamu."
"Benarkah? Tapi, kau hanya diam ketika mereka melakukannya. Kau tak pernah membelaku di depan siapa pun, kau ingat!" Oriaga marah.
Saat itu, pintu lift terbuka, Amanda keluar dan berjalan menjauh meski pening di kepalanya belum lenyap.
Oriaga sempat diam membiarkan wanita itu pergi, tapi tiba-tiba tubuhnya bergerak menghampiri Amanda yang hampir mencapai mobilnya pada parkiran basement.
Oriaga mencekal lengan Amanda sebelum menariknya pada sisi sebuah pilar, punggung Amanda harus membentur pilar karena tarikan Oriaga cukup kuat.
"Apa. Apa yang kau inginkan, huh! Kepalaku terasa pening, aku harus segera pulang. Menyingkirlah." Amanda berusaha menghindar, tapi Oriaga benar-benar berniat menahan wanita itu.
"Kau mabuk? Apa kau baru saja menemui seorang pria di tempat ini? Kau menjadi jalang dan terlibat prostitusi?" Oriaga menuduhnya tanpa ragu.
"Oriaga, kalimatmu terlalu jahat."
"Benarkah? Ini pantas kau dapatkan."
"Sepertinya kau banyak berubah."
"Tentu saja." Oriaga menyeringai. "Roda berputar terlalu cepat untukku."
Amanda tersenyum, kepalanya bersandar pada pilar, ia membenci situasi yang terjadi karena tak bisa melawan pria di depannya, mabuk menjadi pilihan buruk dan telanjur terjadi. Seharusnya Amanda menginjak kaki Oriaga menggunakan ujung heels miliknya, lalu melarikan diri.
"Lagipula apa urusanmu jika aku menjadi jalang dan berhubungan seks dengan siapa pun. Apa kau akan marah?" Amanda tertawa. "Seluruh kehidupanku bukanlah urusanmu. Kita sudah lama tak berinteraksi, saat kembali bertemu-kau mengatakan banyak hal buruk."
Oriaga terdiam, tapi tetap mencekal Amanda karena wanita itu terus berusaha melepasnya.
"Lepaskan aku. Apa kau ingin mendapatkan-"
Hoek.
Sekali lagi, situasi menjadi semakin buruk ketika Amanda tak sengaja memuntahkan isi perutnya pada jas maroon milik Oriaga.
Ia menatap mata pria itu, tampak dingin dan mengintimidasi.
"Aku harus segera pergi ke mobilku dan mengambil tisu untuk membersihkan jasmu." Amanda berharap Oriaga mengabulkan keinginannya.
Namun, pria itu masih diam, ia mengeluarkan ponsel dari saku celana dan menghubungi seseorang.
Arah matanya enggan berpaling dari wajah Amanda, membuat sedikit rasa takut pada diri wanita itu muncul.
Amanda sadar jika Oriaga benar-benar berbeda.
"Buka gerbang mansion di utara untukku dan persiapkan segalanya sekarang. Aku akan menginap di tempat itu," perintah Oriaga pada seseorang yang menjawab teleponnya, lalu kembali menyimpan ponsel.
Ia menunduk memperhatikan noda pada jasnya.
Amanda menelan ludah.
"Aku-"
"Kau bertanya, apa yang aku inginkan darimu? Sekarang, aku menginginkanmu." Oriaga menarik wanita itu ke arah lain, situasi di parkiran basement sangat sepi, hanya ada mereka di sana, tapi pada beberapa sudut kamera CCTV yang terpasang dapat merekam situasi sekitar.
"Apa maksudnya? Apa maksudmu!" Ia semakin kehilangan tenaga karena muntah berkali-kali, Oriaga pintar memanfaatkan momen.
"Aku menginginkanmu. Masih kurang jelas?" Ia memaksa wanita itu masuk ke mobil dan memasang sabuk pengaman, lalu menunduk di depan wajah Amanda. "Jika kau benar seorang jalang, inilah pekerjaanmu. Aku bisa membayar sebanyak mungkin yang kau inginkan."
Ketakutan semakin menguasai Amanda. "Oriaga-"
"Diamlah." Oriaga menutup pintu dan duduk di balik kemudi. "Jika kau masih berusaha, aku akan menjatuhkanmu di jalan raya saat mobil melaju kencang. Kau menginginkanya?"
"KAU SUDAH GILA!!!"
"Terima kasih karena telah menyadarinya."
Mobil bergerak keluar dari basement, Amanda terkunci oleh situasi, ia menyentuh kepala peningnya tanpa bisa memberontak atau melarikan diri, dan Oriaga tersenyum penuh arti seolah melihat kemenangan di depan mata.
***
Tidak ada yang tahu bahwa empat tahun lalu Choi Ji Eun pernah menikah kontrak dengan seorang pengacara di London, bahkan orangtuanya sendiri, dan sampai sekarang semua orang akan tetap melihat Choi Ji Eun sebagai perempuan berstatus lajang yang akan segera menikah dengan Lim Woo Jin, seorang pria muda pemilik perusahaan. Namun, siapa sangka jika mantan suami kontrak wanita itu tiba-tiba muncul di Seoul, menjadi pembicaraan hangat karena membela seorang pelaku penggelapan dana agensi yang cukup terkenal di Korea Selatan. Choi Ji Eun tahu bahwa bahaya besar tengah mengancam pernikahannya, terlebih saat seorang gadis kecil berusia lima tahun menyebut nama samaran wanita itu saat masih tinggal di London. "Ibu adalah Cassandra Choi, Ibu adalah Ibuku, bukan?"
"Aku datang untuk membalaskan dendammu." Bella Renee Parthapat bersama sang ibu menjalani kehidupan sederhana setelah diusir oleh Bibi Paeng pasca kematian ayahnya, Chali Parthapat. Bella terpaksa menghapus nama belakangnya jika ingin melanjutkan hidup, karena Paeng serta suaminya terus mencoba membuat kehidupan Bella sengsara oleh banyak dendam yang lama mereka simpan. Bertemu Sky Newton, calon CEO generasi ketiga dari Newton Company membuat cara pandang Bella terhadap sang bibi berubah, gadis itu memutuskan untuk balas dendam dan merebut kembali semua harta yang telah diwariskan oleh Chali Parthapat. Bella berupaya membongkar semua rahasia yang selama ini berhasil disembunyikan darinya oleh keluarga sang bibi.
Romance—new adult. Jonas benar-benar tersiksa karena kesalahan masa SMA yang membuatnya merenggut masa depan seorang gadis pincang bernama Agatha, dan ia tak pernah menyangka kalau mereka akan dipertemukan dalam kampus yang sama. Agatha tak pernah tahu siapa pelaku malam itu, ia bahkan berusaha melupakannya sejak lama, tapi Jonas datang seolah dia malaikat penolong yang penuh perhatian. Nyatanya, Jonas hanya ingin menebus kesalahan. Ini tentang Jonas, mahasiswa tampan anak Mapala. Juga tentang Agatha, gadis pincang bertongkat yang punya masa lalu kelam. Tentang Maple yang penuh warna, juga jingga dan segala hal yang suatu hari bisa redup tanpa diminta.
Romance, Adult. Konten sensitif 21+ "Menyelamatkanmu untuk menghancurkanmu." Memiliki rasa trauma terhadap perempuan akibat sering mendapat siksaan dari sang ibu, membuat sosok Denis begitu membenci lawan jenisnya, tapi bukan berarti ia harus menjadi seorang gay. Sebab kebencian Denis malah membuatnya memanfaatkan banyak perempuan sebagai ajang balas dendam, mainan yang harus ia hancurkan sedemikian rupa setelah berhasil menariknya dalam perangkap. Hanya saja, apa perangai Denis serta tujuan awalnya bisa berubah setelah ia bertemu seorang perempuan yang bekerja sebagai disk jockey di tempat hiburan malam? Sedangkan ia hampir setiap waktu menikmati make out dengan perempuan yang berbeda tanpa rasa, dan tanpa pernah merasa puas.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
"Sekarang aku sudah memikirkannya. Dia telah memperlakukanku sebagai sampah, dan sekarang aku juga akan memperlakukannya sebagai tumpukan kotoran." "Setidaknya sampah bisa didaur ulang. Tapi kotoran tidak bisa didaur ulang." "Kamu berani mengatakan bahwa aku Kotoran?" Tiba-tiba, suara dingin melayang. Begitu suara itu turun, suhu di ruang makan turun beberapa derajat. "Tuan Muda!" Kimmy terkejut. Ada sedikit kemarahan di dalamnya. "Adeline, kamu semakin berani." Devon mencubit dagunya dan menatapnya dengan mata terbakar. "Sebaiknya kamu tidak memainkan trik apa pun."
Irfan pernah berkata Amira tak akan berarti tanpa dirinya. Kini, kenyataan justru berbalik-Amira bersinar di puncak kesuksesan, sementara Irfan hanya bisa menatap penuh penyesalan. Ironisnya, pria yang pernah meremehkannya itu kini datang membawa sejuta rayuan. Apakah Amira cukup bodoh untuk menyerahkan hatinya lagi? Atau dia akan membiarkan mantan suaminya terus tenggelam dalam penyesalan? Ikuti kisah penuh emosi dan kebangkitan Amira dalam Bersinar Setelah Menjanda.
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Ujang menatap tajam ke lawannya tersebut "Datok lo harus tau seberapa greget nya gue?!" "Gue baru 20 tahun, terus kontol gue cuman dipake kencing doang" "Tisu Magic mode", Ujang bersiap kembali kali ini semua badannya sudah berlapis baja , ilmu pamungkas pun sudah diaktivkan, "TELO RASA MEKi" sang datok pun bersiap dengan ilmu pamungkasnya terlihat semua badannya mengeluarkan uap panas Dan keduanya bagai petir melesat dengan kecepatan tak kasat mata mengeluarkan ajian pamungkasss "BOOOOOMMMMMMMMMM"