/0/17236/coverbig.jpg?v=bb04a1dcea1ed196effd3f0d60d64499)
Pesta pernikahan yang sudah Vani rencanakan harus hancur tepat sehari sebelum akad dilaksanakan. Wisnu -calon suaminya- kedapatan berzina dengan Adel, sang adik. Namun, pesta pernikahan itu tetap berlangsung meskipun dengan berganti mempelai wanitanya. Marah, sakit, sedih dan kecewa begitu dirasakan Vani. Tak hanya sampai disitu, Vani pun terpaksa harus menikah dengan Gerry -kakak tiri Wisnu- demi membayar semua hutang yang telah Wisnu pinjam. Tapi siapa sangka, meskipun Gerry lumpuh, ternyata dia adalah ....
"Wisnu ... Adel ... apa yang kalian berdua lakukan?!" seru Pak Latif di tengah kerumunan para warga."
Ma ... maaf, Pak," ucap Wisnu sedikit tergagap. Wajahnya nampak pucat pasi melihat amarah yang begejolak di muka Pak Latif dan keluarganya.
Plak ! Plak!
Wisnu nampak memegang pipinya yang terasa terbakar karena tamparan tadi. Begitu pun dengan Adel. Nampak bekas merah telapak tangan dipipinya.
"Kalian ...." geram Bu Rina dan tangannya sudah mengangkat kembali hendak melayangkan tamparan lagi.
"Jangan! Jangan sakiti Adel lagi, Bu. Kami melakukan ini, atas dasar cinta," bela Wisnu sambil memeluk Adel yang hanya mengenakan tanktop dan celana pendek saja.
"Ci ... cinta? Jadi, selama ini kamu gak cinta sama aku, Mas?" tanya Vani yang ternyata ada dibelakang Bu Rina. Air mata yang sudah tak terbendung lagi, kini mulai menganak sungai di pipinya yang chubby.
"Kalau kamu cintanya sama Adel, kenapa kamu malah mau nikah sama Vani?! Pernikahan kamu itu, akan dilaksanakan besok Wisnu!" cecar Pak Leon --papa dari Wisnu--
"Aku terpaksa. Karena itu, permintaan dari Adel, Pah" ujar Wisnu kembali.
"Astagfirullah," ucap Vani beristigfar.
"Lagian, harusnya kamu tu sadar diri, Van. Gak level lah Wisnu sama kamu. Wisnu tu mendingan sama Adel. Kerjaan Adel juga enak, manager keuangan. Lah kamu? Cuma staff keuangan biasa. Udah gitu cuma diperusahaan kecil lagi," ucap Bu Wiwik yang tak lain adalah ibu kandung Wisnu.
Vani kembali beristigfar mendengar ucapan calon mertuanya itu. Sungguh, dirinya tak menyangka, bahwa orang yang begitu di cintai dan dihormatinya ternyata menusuknya dari belakang.
"Terus, gimana dengan pernikahan besok?" tanya Pak RT menengahi masalah mereka.
"Tetap berjalan, Pak. Hanya saja, mempelai wanitanya ganti jadi Adel bukan Vani," ucap Bu Wiwik segera dan mendapat anggukan dari Pak Leon juga Wisnu.
"Ya sudah, sekarang semua bubar. Besok kita kembali lagi, untuk membantu pernikahan Wisnu dan Adel," ucap Pak RT sambil membubarkan kerumunan warga.
Para warga pun akhirnya membubarkan diri. Sebagian dari mereka ada yang merasa iba dengan nasib Vani karena pernikahannya gagal karena ulah adik dan calon suaminya.
***
Keesokan harinya, pernikahan yang direncakanan Vani tetap berjalan sesuai rencana, hanya berganti mempelai wanita saja. Adel tampak cantik dan elegan dengan kebaya putih, konde kecil dan siger melati yang menghiasi kepalanya itu. Meskipun Vani tidak menjadi pengantin, namun Vani pun tampak terlihat cantik dengan balutan kebaya gold yang sudah disiapkan untuk adiknya kemarin. Vani nampak memperhatikan Adel yang sudah siap itu dari atas ke bawah 'Ini bukan kebaya yang aku pesan. Lagi pula, aku dan Adel itu beda ukuran baju. Baju itu nampak pas di badan Adel, harusnya kan lebih sempit?' kata Vani membatin.
Vani yang merasa janggal dengan kebaya itu, memutuskan untuk pergi ke lapangan tempat pesta pernikahan itu dilaksanakan. Kebetulan, pernikahan itu akan dilaksanakan di lapangan samping rumahnya. Betapa terkejutnya Vani, saat melihat di pintu masuk sudah terpajang foto prawedding Adel dan Wisnu, seakan mereka memang telah mempersiapkan semuanya. Vani pun lalu menelusuri dekorasi itu menuju pelaminan kedua mempelai. Namun, lagi dan lagi semua telah berubah. Dia ingat betul bahwa semalam, nama dipelaminan itu masih namanya dan Wisnu, tetapi sekarang sudah berubah menjadi Adel dan Wisnu.
'Apa mereka telah merencanakan semuanya?' guman Vani dalam hati.
Tak lama, iring-iringan calon mempelai pria pun datang. Wisnu pun tampak gagah dan tampan dengan balutan jas putih yang senada dengan kebaya yang dipakai Adel untuk akad. Senyum sumringah pun tampak menghiasi wajahnya, seakan dia lupa akan kejadian semalam.
Vani pun memilih untuk menghindari iringan itu dengan melangkah menuju kursi di pojok belakang. Setelah semua sambutan selesai, tibalah Wisnu mengucapkan kalimat ijab kabul.
"Saya terima nikah dan kawinnya Adelia Dwi Latif binti Mario Latif, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
"Saahhhh ...."
Ucapan para saksi mampu meruntuhkan pertahanan air mata Vani yang sudah tak terbendung lagi. Lagi, dia kembali menangis mendengar Wisnu yang begitu tegas dan lantang mengucapkan ikrar akad itu. Seakan mampu membuat dunianya hancur berkeping-keping.
Rasa marah, kecewa, dan sedih menyatu dalam diri Vani. Ingin rasanya dia mengacak-acak pelaminan itu agar mereka tau bagaimana sakitnya hatinya tetapi diurungkannya karena dia masih menghormati kedua orangtuanya.
'Aku harus mencari tau apa yang sebenarnya terjadi, karena semua nampak janggal jika disebut kebetulan semata,' gumam Vani kembali meyakinkan hatinya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah Adel dan Wisnu menuju pelaminan, Vani pun segera berlalu dari pesta tersebut. Hatinya sakit dan hatinya hancur, tetapi tak ada satu pun yang mengerti dirinya. Semua nampak merasa bahagia dan senang dengan pesta pernikahan itu.
Vani terus berjalan menuju kamarnya. Setibanya di kamar, dia menangis sejadi-jadinya dan membuang semua yang ada didekatnya, 'Tuhan ... kenapa ini tak adil untukku?' seru Vani sambil terisak didalam kamarnya. Vani terus menangis dan kemudian terlelap karena lelahnya menangis.
***
Pesta pun berjalan sebagaimana mestinya, meskipun beberapa tamu undangan yang hadir merasa penasaran karena mempelai wanitanya berganti terutama teman-teman Vani. Yang awalnya mereka ingin memberi kejutan untuk Vani, diurungkannya saat mengetahui jika yang menikah itu bukan Vani melainkan adiknya.
Pesta pernikahan selesai pukul 15.00. Saat itu juga, Vani baru terbangun dari tidurnya. Saat melihat jam di dinding, sungguh dia kaget karena dia sudah tidur seharian, dan akhirnya dia memutuskan untuk pergi keluar kamar menuju kamar mandi untuk mandi dan berwudhu serta mengerjakan solat Ashar dan Dzuhur yang tadi dia tinggalkan.
***
Malam harinya, semua keluarga berkumpul termasuk keluarga Pak Leon --papa Wisnu-- untuk makan malam bersama. Setelah makan malam selesai, Wisnu dan Adel pun nampak bergegas masuk ke dalam kamar mereka lalu keluar lagi membawa 2 buah koper yang berukuran sedang.
"Pak, Bu, Mah, Pah kita berdua ijin pamit mau bulan madu dulu ya. Ga lama kok, paling cuma seminggu," pamit Wisnu kepada kedua orangtuanya dan orangtua Adel.
"Bulan madu? Kaya udah direncanain banget ya?" sindir Vani kepada mereka berdua. Keduanya nampak diam dan gelagapan karena tak tahu harus bilang apa.
"Itu hadiah dari kakak tirinya Wisnu. Kenapa? Kamu curiga?" ucap Bu Wiwik -ibu dari Wisnu- segera.
"Ooh" ucap Vani. 'Pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan, dan aku harus tahu' batin Vani.
Setelah mendengar itu, Wisnu dan Adel pun bergegas pergi, seperti tidak mau berlama-lama bertemu Vani.
***
Keesokan harinya, saat Vani sedang bersantai di rumahnya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Vani pun segera bergegas untuk membuka pintunya.
"Permisi. Dengan Ibu Vani?" tanya seorang pria dengan tubuh tegapnya dan suara bariton yang membass.
"Iya, saya sendiri. Bapak siapa ya? Dan ada perlu apa?" tanya Vani kembali, karena Vani tak mengenal mereka.
"Kami dari Koperasi Persada, ingin menagih hutang Bapak Wisnu. Tadi saya sudah kerumah beliau, kata orang rumah disuru kesini bertemu Ibu Vani," jawab pria tersebut.
"Hutang? Hutang apa Pak? Saya tak paham?" jawab Vani penasaran.
"Ini bu tagihanya. Bisa dilihat. Katanya, akan dilunasi hari ini," ujar sang pria.
"Astagfirullah ... untuk apa semua ini?" ujar Vani saat melihat tagihan itu. Lutut Vani tampak lemas dan kemudian terduduk di lantai.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Kasihan si Gadis, dia harus jadi janda di usianya yang masih muda dan diceraikan suaminya setelah 9 hari menikah. Ucapan itulah yang sering terdengar oleh Gadis dari semua orang yang menatap iba padanya. Devano tega memberinya talak tiga demi perempuan lain yang ternyata adalah sepupunya sendiri. Untuk menata hatinya dan melupakan pernikahannya yang kandas, Gadis akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Jepang. Kedatangannya ke Jepang ternyata membawanya keajaiban yang tak pernah dibayangkannya sama sekali. Gadis bertemu dan jatuh cinta pada dosen pembimbingnya, Yamazaki Kento. Keduanya pun akhirnya menikah, namun pernikahan kedua Gadis ini dijalani dengan adanya wanita di masa lalu sang suami. Apakah pernikahan kedua ini akan yang terakhir bagi Gadis?