/0/16602/coverbig.jpg?v=17193915edc8c2579cfa764cef197908)
Seorang wanita yang telah ditinggal menikah secara diam diam oleh suaminya . Namun ia menjadi wanita yang kuat yang mencoba bisa menerima apa yang terjadi dalam hidupnya. Ikuti terus novel ini sampai habis . Jangan lupa like, komentar dan juga ratenya kak . Terimakasih .
"Dek ini jatah mu bulan ini ya ." Ucap suamiku mas Arman.
Aku menerima uang dari mas Arman , kebetulan kemarin adalah tanggal gajihan mas Arman . Jadi pagi ini baru aku dikasih gajinya .
"Iya mas makasih ya mas ." Jawabku setelah menerima uang itu .
Tanpa menjawab lagi mas Arman pergi ke meja makan . Disana sudah aku hidangkan masakan rumahan kesukaan dari mas Arman yaitu telur balado dan juga tempe goreng.
Aku mengikuti mas Arman dan duduk di meja makan juga . Kami sudah mempunyai satu orang anak bernama Sifa.
"Sifa sudah berangkat sekolah dek?" tanya mas Arman .
"Sudah mas , tadi beranggkatnya pagi pagi sekali karena entah ada jam tambahan katanya disekolahnya hari ini ." Jawabku .
"Jam tambahan kok pagi dek ?" tanya ms Arman dengan menyuapkan nasi ke dalam mulutnya .
"Iya mas aku juga nggak tahu , tapi kata gurunya memang juga begitu , setiap satu minggu ada jam tambahan di hari jumat dan itu pagi hari makanya tadi Sifa berangkat lebih awal . " Jelasku pada mas Arman .
"Kasihan loh , padahal anak masih kecil begitu sudah dikasih jam tambahan ." Jawab mas Arman .
"Ya itukan berlaku buat anak kelas 6 saja mas ." Jawabku yang ikut menuangkan nasi kedalam piringku .
Lalu aku dan juga mas Arman makan bersama sama pagi ini . Ya setiap hari kami memang begini . Sarapan bersama sebelum mas Arman berangkat bekerja .
Jika sifa berangkat normal kami sarapan bertiga . Keluarga kami bisa dibilang rukun tak ada kendala apapun seperti banyak keluarga diluaran sana .
Alhamdulillah mas Arman juga orangnya tidak neko neko dan fokus pada keluarga , walaupun sekarang sedang marak pelakor namun alhamdulillah aku tak mencium gelagat mencurigakan dari mas Arman .
Sarapan pun selesai , lalu mas Arman bersiap siap untuk berangkat bekerja.
"Dek aku berangkat kerja dulu ya ." Ucap mas Arman .
"Iya mas kamu hati hati ." jawabku dengan mengantar mas Arman keluar dari rumah .
Mas Arman tampak menaiki sepeda motornya . Dirumah ini ada dua sepeda motor yang satu sepeda milik mas Arman dan yang satunya milikku yang dibelikan oleh mas Arman .
Karena mas Arman sudah pergi bekerja disebuah pabrik kini aku masuk kedalam rumah . Membereskan piring bekas makan kami berdua .
Aku membawa piring kotor itu ke dapur dan mencucinya . Hari ini banyak sekali pekerjaanku dirumah . Karena baju yang sudah ku cuci dan sudah kering belum ku setrika .
Hari masih pagi jadi aku lebih baik menyetrika baju saja . Supaya nanti tidak semakin menumpuk dan menumpuk .
Sekitar satu jam pekerjaan ku selesai . Ya karena menggunung jadi butuh waktu lama untuk menyelesaikannya .
Kini aku ingin pergi mengambil jahitan di tetanggaku , dengan menggunakan baby doll aku menaiki sepeda motor ku dan pergi ke rumah tetanggaku yang berjarak kira kira dua ratus meter dari rumah .
Iya aku mengambil garapan jahitan disana , seperti jahitan seragam seragam . Kebetulan aku mempunyai keahlian menjahit namun juga tidak terlalu ahli . Jadi untu menambah uang belanjaku aku meempergunakan keahlianku .
Tidak banyak uang yang aku dapat namun daripada bengong dirumah lebih baik ada aktivitas yang menghasilkan kan .
Aku sudah bilang pada mas Arman soal pekerjaanku ini , awalnya mas Arman tak menyetujui karena katanya ia mampu menafkahiku jadi untuk apa aku bekerja .
Namun ketika aku menjelaskan jika aku ingin ada kegiatan selama dirumah supaya tidak menganggur jadi mas Arman memperbolehkan aku .
"Mbak ana , mau ambil jahitan ." Ucapku ketika sudah sampai ditempat yang biasa aku ambili jahitan .
"Eh Desi , itu punyamu ada disana ." Ucap mbak ana sambil menjahit .
"Iy mbak ." jawabku .
Lalu aku berjalan masuk menuju tumpukan kain kain itu .
Aku memasukkan kain itu kedalam kantong yang besar yangbiasa aku buat untuk mengambil kain kain ini .
"Tumben pagi pagi ambilnya des ?" Tanya mbak Ana .
"Iya mbak , malahan tadi inginnya pagi sekali tapi aku tinggal nyetrika dulu jadinya jam segini deh ." Jawabku dengan memasukkan kain ke dalam kantong .
"Hmmm... wah kejar setoran nih hehehe ." Jawab mbak ana .
"Ya nggak mbak , tapi kalau minggu ini aku dapat lumayan kan ya alhamdulillah hhehehe ." Jawabku .
"Iya aku juga seneng kalau kamu dapat banyak des ." jawab mbak Ana .
Aku selesai mengantongi garapan bagian kku , memang biasanya sejak pagi mbak Ana sudah menyiapkan bagian milik orang orang yang mengambil jahitan disini .
" Ini belum ada yang ambil mbak ?" Tanyaku pada mbak Ana .
"Belum des , nggak tahu orang orang ambilnya malah semakin siang siang ." Ucap mbak Ana .
"Ya mungkin belum selesai mbak pekerjaan rumahnya ." Jawabku .
"Iya mungkin begitu ." Jawab mbak ana.
Mbak ana memang mempekerjakan orang orang sekitar yang mau mengambil jahitan di tempatnya . Karena bayarannya kecil jadi mbak ana hanya menerima orang yang mau mau saja dan tidak pernah memaksa untuk orang bisa ikut dengannya .
Jika orang itu sudah tidak ingin mengambil jahitannya lagi mbak ana juga tidak mempermasalahkan , karena garapan jahutan ini hanya untuk orang yang mau mau saja .
Sebenarnya seperti aku bisa dibilangbutuh dan tak butuh . Namun itu tadi daripada aku hanya diam dan melamun dirumah menunggu Sifa pulang sekolah lebih baik aku mencari kesibukan dengan menjahit .
Dan alhamdulillah hasil dari aku menjahut bisa aku tabung atau bisa untuk membeli kebutuhanku sendiri tanpa meminta pada mas Arman .
Bayaran disini itu mingguan dan bukan bulanan jadi dalam satu bulan aku menerima gaji ku sebanyak 4 kali .
"Mbak Ana , sudah ya aku pulang dulu ." Ucapku .
"Iya desi , benamg masih ada kan ?" Tanya mbak Ana .
"Masih banyak mbak ." Jawabku .
Lalu aku berlalu pulang menuju rumah ku dengan membawa kantong besar dari kain berisi kain yang ku ambil dari tempat mbak Ana .
Aku menaruh kantong ini di depanku ya tepatnya di tengah tengah bagian depan .
Lalu aku menghidupkan motorku dan menjalankannya untuk pulang kerumah .
Tak berapa lama aku sudah pulang kerumah , aku memarkirkan motor di teras rumah . Aku mulai menurunkan kantong besar ini dan membawa nya masuk ke dalam rumah .
Masih pagi namun cuaca sudah panas , aku membuka kulkas yang ada di dapur dan mulai mengambil air es .
Ku tuang di dalam gelas dan meminumnya.
Glekk ...
Glekkk ....
Kuminum semua air yang ku tuang tadin ke dalam gelas hingga tandas tak bersisa .
"Alhamdulillah terasa sangat segar ." Ucapku sendiri .
Lalu aku kembali menuju ruang tengah . Kebetulan mesin jahitku ada diruang tengah jadi disinilah ruangan kerjaku selama ini .
Kubuka kantong besar tadi dan mulai mengeluarkan kain yang aku ambil . Kain kain ini sudah berupa potongan dan sudah membentuk pola jadi enaknya aku hanya tinggal menggabungkannya saja .
NB :
Boleh tinggalkan komentar kalian ya , supaya aku jadi lebih semangat lagi untuk menerbitkan bab selanjutnya .
Terimakasih .
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
Pelan tapi pasti Wiwik pun segera kupeluk dengan lembut dan ternyata hanya diam saja. "Di mana Om.. ?" Kembali dia bertanya "Di sini.." jawabku sambil terus mempererat pelukanku kepadanya. "Ahh.. Om.. nakal..!" Perlahan-lahan dia menikmati juga kehangatan pelukanku.. bahkan membalas dengan pelukan yang tak kalah erat. Peluk dan terus peluk.. kehangatan pun terus mengalir dan kuberanikan diri untuk mencium pipinya.. lalu mencium bibirnya. Dia ternyata menerima dan membalas ciumanku dengan hangat. "Oh.. Om.." desahnya pelan.
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?