/0/16444/coverbig.jpg?v=6bda8e4918b18b0ffac1dafb87dfd180)
Berawal dari rumah baru. Amanda, di kirim oleh orang tuanya tinggal di Desa Sukma Bakti. Semenjak tinggal di sana Amanda selalu mendapatkan teror di rumahnya juga di sekolahnya. Entah, ada apa di desa itu masyarakat selalu menghubungkannya dengan sosok Dasim. Siapakah sosok Dasim itu? Apa hubungannya dengan rumah dan sekolahnya?
Semua makhluk di dunia ini saling berdampingan, termasuk Jin dan sebangsanya. Ada yang percaya ada yang tidak, tapi yakini itu semua ada. Kita memang tidak pernah melihat, mungkin hanya sebatas angin yang kita rasakan entah itu bulu kuduk yang berdiri atau hawa dingin yang menerpa pundak kita
- Dasim -
01- Derap langkah
"Makhluk halus itu ada dua, satu Dasim yaitu setan laki-laki dan satu lagi Dasimah, itu yang biasa kita panggil Kunti, Dasimah itu setan perempuan. Mereka memang ada di rumah kita, setiap rumah itu ada penghuninya makanya kalau masuk rumah itu harus ucap salam agar semua Jin pergi."
Teng teng teng
Suara bel berbunyi menghentikan seorang guru agama yang sedang menerangkan. Semua murid kelas 11 bergegas merapikan buku-buku dan alat sekolah lainnya untuk dimasukkan ke dalam tas. Sang guru pun pergi keluar dari kelas, bersamaan dengan itu para murid mengekorinya.
"Amanda, Amanda," panggil Aryani pada teman sebangkunya yang masih saja ngorok saat jam pelajaran. Amanda mengerjap seraya menggeliatkan tubuhnya. mulutnya menguap menatap bangku kosong di depannya.
"Pak Jawadz ke mana? Anak-anak juga pada hilang," ucap Amanda melihat sekeliling.
"Sudah pada pulang kali, kamu tuh ngorok terus. Ayo! Mau pulang enggak?"
"Tungguin dong Ar, aku takut sendirian."
Amanda langsung memasukkan bukunya ke dalam tas, dan pergi mengejar Aryani tanpa melihat pulpennya tertinggal dan terjatuh di bawah meja.
"Aryani tunggu!"
Tiba-tiba saja tutup pulpen terbuka dengan sendirinya.
***
"Ar, aku pulang ke rumah kamu ya?"
"Idih, kenapa? Rumah kamu tuh yang dekat masa dilewatin."
"Aku enggak betah di rumah."
"kenapa?"
Amanda menghentikan langkahnya sejenak. setelah itu kepalanya menggeleng. "Aku bosan saja sendirian, enggak ada teman. Ibu sama bapakku, kan kerja paling pulang malam atau enggak pulang."
"Nanti deh, kalau libur sekolah."
"Beneran?" Mata Amanda berbinar mendengar ucapan Aryani seakan itu anugerah untuknya. Entah, kenapa Amanda ingin sekali di temani seseorang saat tidur padahal di rumahnya ada Mbok Nun, asisten rumah tangga yang selalu menemaninya.
"Iya, aku enggak pernah bohong. Masuk sana! Rumahmu sudah sampai,"ujar Aryani membuat Amanda menoleh ke samping kanannya yang memperlihatkan rumah sederhana dengan interior zaman dulu. Semacam rumah peninggalan belanda.
"Manda!" teriak Aryani menghentikan langkah Manda.
Amanda menoleh pada teman sebangkunya itu yang sudah berjarak 1-meter darinya. "Ingat kata pak Jawadz ucap salam saat masuk rumah," kata Aryani yang terkekeh.
Amanda menatap rumahnya intens, lalu melangkah masuk.
"Assalamualaikum," ucapnya saat membuka pintu.
Ruangan terlihat sangat gelap padahal di siang hari, apalagi jika saat malam hari. Amanda celingukan ke setiap ruangan mencari Mbok Nun, yang menemaninya setiap saat. "Huh!' Amanda membuang nafasnya kasar.
"Ke mana Mbok Nun," ucapnya yang melangkah menuju kamar belakang.
"Mbok Nun!"
"Mbok Nun! Hah!" kejut Amanda saat berbalik Mbok Nun sudah ada di belakangnya.
"Mbok Nun ngagetin saja deh." Kata Amanda seraya mengusap dadanya.
"Maaf Non, tadi Mbok sedang Shalat dhuhur jadi enggak nyahut saat dipanggil."
"Mbok ini kebiasaan. Masak apa Mbok Manda lapar."
"Gak ganti baju dulu Non? Nanti Mbok siapin makan siangnya. Non ganti baju saja dulu biar gak kotor."
"Iya," ujar Amanda yang berlalu menaiki tangga untuk masuk ke dalam kamarnya. Setelah selesai Amanda turun dan kembali ke meja makan. Hidangan sudah tersaji dengan beberapa menu, tapi Manda merasa bosan karena menu makan siangnya yang tidak berbeda.
"Mbok, tumis ikan teri lagi? Enggak ada menu lain apa Mbok?"
"Ini, kan kesukaan Non," balas Mbok Nun dengan senyuman. Selalu itu yang Amanda dengar dari Mbok Nun, kesukaan dan kesukaannya terus padahal Amanda tidak pernah bilang. Tidak ingin ambil pusing Amanda pun memakannya.
Adzan magrib berkumandang. Amanda melempar ponselnya yang sedari tadi dimainkannya. Karena sudah magrib Amanda keluar dari kamar turun ke lantai bawah menuju kamar mandi untuk ambil air wudhu.
Menjelang malam rumah Amanda semakin sepi. Amanda selalu takut untuk pergi ke kamar mandi apalagi saat melewati ruang tengah. Sambil celingukan Amanda berlari ke arah kamar mandi, entah apa yang ia takutkan. Sesampainya di kamar mandi segera mungkin Amanda mengambil air wudhu setelah itu keluar dan berlari menuju kamarnya.
Jantung berdegup sangat kencang seolah terpompa dengan cepat. Nafas naik turun dengan cepat seperti lari maraton saja. Bukannya mengambil mukena dan sejadah, Amanda malah berjongkok dipojokkan kamarnya sambil memeluk mukena yang belum ia pakai.
Tap tap tap
Tangan Amanda semakin erat memeluk lututnya, kepalanya yang menunduk dibiarkan tenggelam pada kedua pahanya. Setiap malam Amanda selalu mendengar derap langkah seseorang yang semakin dekat, menuju kamarnya. Namun, tidak pernah terlihat wujud siapa pun di luar kamarnya, Amanda akan tetap diam selama langkah itu belum berhenti.
Krekek ... krekek ...
Nafasnya semakin naik turun ketika suara pintu terbuka dengan lebar. Diiringi suara langkah yang sama, Amanda semakin menundukkan kepalanya dan mendekap erat kedua kakinya.
Kreeekkk ... Bugh!
Pintu tertutup rapat. Manda membuka matanya perlahan sedikit menyipit melihat ke arah pintu kamarnya. "Sudah pergi," gumamnya yang mendongak menatap sekelilingnya. Entah, siapa yang Manda maksud.
Huh, akhirnya Amanda bisa bernafas dengan lega. dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul 18.05 waktu magrib sudah lewat lima menit, dan selama itulah suara aneh itu selalu terdengar. Amanda kembali melanjutkan salat magribnya, menggelarkan sejadah menuju kiblat, Amanda mulai berdiri di tengah sejadah yang berdiri sempurna.
"Allahuakbar."
Rakaat pertama pun dilakukan, selang beberapa menit tubuh Amanda menunduk bersamaan dengan takbiratulihram yang diucapkan. Sebuah bayangan putih berdiri tepat dibelakang-Nya, seolah menjadi makmumnya.
"Allahuakbar."
"Allahuakbar."
Deg!
Bola mata Manda membulat dengan sempurna, fokus gadis itu mulai hilang dan terganggu ketika seseorang mengucap takbir, padahal di kamar itu hanya ia sendiri yang mengerjakan salat.
"Allahuakbar."
"Allahuakbar."
Lagi-lagi Amanda mendengar seruan itu, yang membuat bulu kuduknya merinding seketika. Otot-otot terasa kaku, badan pun mulai gemetar, tapi Amanda tetap menjalankan salatnya hingga akhir.
"Assalamualaikum warahmatullah, assalamualaikum ..."
Amanda segera menoleh ke belakang untuk melihat sosok apakah itu? Namun, tidak ada siapaun di belakangnya saat ini selain pintu yang tertutup rapat.
Amanda mulai menangis, gadis itu mulai merasa takut yang langsung naik ke atas ranjang dan bersembunyi dibalik selimutnya. Hampir setiap malam semenjak kepindahannya ke rumah itu malamnya tidak pernah menemukan ketenangan.
Di saat semua sudah siap, tamu undangan sudah hadir, tapi pernikahan batal. Itulah yang terjadi pada Tiara. Seorang publik figur kariernya hancur dalam seketika saat kekasihnya tidak hadir di hari pernikahan, dan pengakuan mengejutkan dari sahabatnya. Namun, Tiara tetap kekeh ingin melanjutkan pernikahan itu walau tanpa pasangan. Demi menyelamatkan pernikahannya Tiara rela menjatuhkan harga dirinya yang melamar seorang pria yang menjadi tamu undangannya. Namun, pria itu menolaknya. Bagaimanakah kehidupan Tiara setelahnya? Karier dan masa depannya? Siapakah pria yang sudah menolak lamaran Tiara?
Dituduh selingkuh, lalu diceraikan, membuat Sarah harus bekerja keras menghidupi sang buah hati. Akan tetapi, apa jadinya jika Aditya, mantan suaminya justru kembali terobsesi dengannya? Bahkan berani menculik dan menidurinya paksa, hanya karena belum rela berpisah. Apakah Sarah bisa menjauh bersama putra mereka, jika di dalam rahimnya kini bersemayam benih lelaki itu, lagi? Akankah Aditya rela membiarkan ketiganya menjauh?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?