Tasya Devanagayu tidak pernah membayangkan dalam hidupnya, bahwa dirinya akan termasuk ke dalam perempuan yang diselingkuhi oleh seorang lelaki. Terlebih lagi hal itu terjadi tepat tiga hari sebelum hari pernikahannya. Ravi Ardiansyah. Nama yang akan selalu dikenang oleh Tasya sebagai pria ter-berengsek yang pernah ia temui, kenal dan cintai! Kenyataan pahit dan kenangan menyakitkan itu membuat Tasya bahkan mengurung diri selama sebulan dalam apartemennya, termasuk mengajukan cuti kerja. Namun semua perlahan berubah kala Tasya mendapat pengikuti di twitter bernama @yourwitch. Ia membaca bio akun tersebut dapat membuat satu kutukan kepada orang yang telah menyakiti orang lain. Tasya yang iseng kemudian menulis pesan kepada @yourwitch agar mengutuk Ravi menjadi impoten. Beberapa hari kemudian tanpa disangka oleh Tasya, dirinya kedatangan sang mantan tunangan ke apartemennya. "Gila, berani bener kau datang ke sini?" seru Tasya dengan mata melotot. Raut wajah Ravi berubah ketakutan, bukan, sejak awal kedatangannya memang sudah begitu. "Tasya, aku benar-benar minta maaf," ujar Ravi menangkupkan kedua telapak tangannya dengan tatapan memelas. Tasya tertawa pelan. Terlihat dipaksakan dan terdengar menyeramkan. "Setelah sebulan lebih kau lebih memilih menggenggam tangan Vania lalu pergi bersama, daripada menjelaskan kepadaku keberadaanmu di apartemennya?" Ravi menegak salivanya. Ia kemudian bersimpuh di hadapan Tasya. "Aku benar-benar menyesal dan mengakui kesalahanku." Tasya melipat tangan di depan dada. "Sampai mati pun, aku tidak akan memaafkanmu!" teriaknya dengan nada tegas dan lantang. "Aku sekarang menjadi impoten, Tasya. Kurasa ini karma." Raut wajah marah dan murka Tasya seketika berubah menjadi terkejut dan melongo. "Apa?!" ♡♡♡
Tasya Devanagayu adalah karyawan di salah satu perusahaan swasta yang bergerak pada bidang periklanan bernama Derling. Setiap hari ia harus memutar otaknya, agar suatu produk yang bekerja sama dengan tempat kerjanya dapat dipromosikan dengan baik dan laku di pasaran. Namun akhir-akhir ini, pikirannya harus terganggu oleh kemunculan sosok Ravi Ardiansyah kembali.
"Kembali setelah mengambil cuti tahun ini."
Tasya menoleh, mendapati rekan kerja satu divisinya yang baru saja datang. "Ya dan aku tidak menyangka bahwa mejaku sudah penuh dengan proposal." Ia memicingkan matanya pada meja kerja yang sebelum cuti telah kosong dan rapi, namun setelah resmi masuk kerja kembali hari ini, sejumlah proposal telah bertumpuk di sana.
Dinaya, rekan kerja Tasya itu berhenti sejenak. "Semuanya baik-baik saja?"
"Setidaknya aku tidak perlu memakai masker dan kacamata hitam, setiap berjalan di sekitar daerah kantor," balas Tasya mengerti maksud Dinaya.
Apalagi kalau bukan tentang pernikahan yang batal. Tiga hari sebelum ikrar sehidup semati diucapkan, Tasya harus menanggung penderitaan bercampur rasa malu oleh perselingkuhan Ravi.
"Abaikan saja mereka. Kau cantik, pintar dan memiliki banyak bakat. Sebagian mereka mungkin iri dan menjadikan musibah yang menimpahmu sebagai alasan membicarakannya."
Dinaya bukanlah teman dekat Tasya di luar kantor, tetapi setahu Tasya, Dinaya adalah salah satu rekan kerjanya yang tidak munafik dan suka menjatuhkan orang lain. Dinaya bukanlah pekerja yang akan bergosip di kala waktu senggang, memilih menonton acara variety show di ponselnya atau membaca buku di kafe yang berada di depan perusahaan.
"Thanks Naya, cuma kau yang bisa kuandalkan di sini," balas Tasya susah merasa tidak terharu dengan ucapan Dinaya barusan.
"Apaan sih Tasya, lebay deh." Dinaya paling anti dengan ucapan manis, sehingga tak jarang orang menjulukinya 'putri yang dingin'.
Dinaya mulai menuju meja kerjanya yang masih berada satu ruangan dengan Tasya, namun dipisahkan oleh sekat. "Kau masih memiliki kesempatan. Daripada aku, bercerai setelah dua tahun menikah."
Tasya terdiam. Ia pun mensyukuri bahwa benar dikatakan oleh Dinaya. Lebih baik menanggung malu dan rasa sakit hati lebih cepat, daripada harus berujung penyesalan tanpa henti.
Sudah jadi rahasia umum bahwa Dinaya adalah janda muda. Mantan istri dari seorang pengacara dan tidak memiliki anak.
Tasya pun hanya bisa menghela dan menarik napas secara beraturan sambil mulai membaca proposal di depannya.
"Oh ya, selama kau cuti Pak Bos sering lihatin meja kerjamu loh."
Pernyataan Dinaya tak ayal membuat mata Tasya membeliak. "Apa?" Ia tidak pernah membayangkan tatapan serius dan tajam Albiru Prayoda--direktur dari Derling pada meja kerjanya. Pasti sangat menakutkan.
Tasya bahkan telah bergidik membayangkan situasi tersebut. "Ouh, paling dia menggerutu dalam hati tentang bagaimana aku mengambil cuti libur padahal juga batal nikahnya."
Dinaya terkekeh kecil. "Bagaimana kalau ternyata Pak Albi khawatir?"
Rasa mual langsung menyerbu perut Tasya kala mendengar perkataan Dinaya tersebut. "Khawatir? Mustahil. Ingat ketika dulu kakiku keseleo dan dia tetap memintaku menghadiri rapat dengan klien yang berada di lantai lima tanpa elevator." Seutas kisah pilu yang sampai sekarang terus bersarang di pikiran Tasya dan sejak itu, ia tak pernah lagi mencoba memahami Albiru secara emosional.
"Aku memintamu menghadirinya, karena tidak tahu kalau kakimu keseleo hari itu. Kau hanya berkata jatuh dan mengalami luka kecil, kukira hanya lecet di luar saja."
Sebuah suara yang beriringan dengan penjelasan membuat Tasya bangkit dari kurisnya dan ketika berbalik, ia telah menemukan seorang pria memakai jas sedang menatapnya datar.
"Selamat pagi Pak Albi," sapa Tasya sedikit membungkukkan badannya.
Dinaya telah menahan tawanya. Ia bisa melihat Albiru seolah baru saja ditampar oleh perkataan Tasya, tetapi lelaki itu tetap bersikap cool seperti biasanya.
"Ya, pagi juga Tasya dan ... selamat bekerja kembali," sapa Albiru balik. "Naya, bagaimana bahan presentasi besok?"
Albiru melewati meja Tasya menuju Dinaya. Hal itu membuat Tasya kembali duduk sambil menggigit bibir bawahnya.
"Ini Pak, sudah siap. Jam sepuluh besokkan?" Naya bertanya untuk lebih yakin akan jadwal presentasi tersebut.
"Benar," balas Albiru mengambil materi presentasi yang telah tercetak, meski ia yakin Dinaya telah mengirimkan bentuk PPT-nya lewat surel.
Albiru kemudian mulai berjalan beranjak dari ruangan tersebut, namun sebelum mencapai pintu, ia menoleh ke arah Tasya.
"Besok kau yang akan presentasi," tukas Albiru langsung memberi perintah kepada Tasya pada hari pertama kerja wanita itu.
"Tapi aku belum tahu materi, bahkan ... tentang tidak tahu apa itu besok," sanggah Tasya seolah mendapat serangan fajar, karena sambutan hangat dari bosnya itu.
"Makanya pelajari. Ambil materinya di Dinaya dan datang ke kantor satu jam lebih cepat, kita berangkat bersama."
Albiru tidak melihat situasi Tasya sebagai sebuah masalah bahwa wanita itu tidak bisa melakukan presentasi di hadapan klien esok harinya.
Setelah pintu kembali tertutup, Tasya tak segan memukul meja kerjanya dengan tinju. Rasa malu dan takut, karena ucapannya tadi telah berubah menjadi rasa kesal dan amarah.
"Naya, apa sebaiknya aku sekalian menulis surat pengunduran diri?" Tasya menoleh kepada Dinaya yang sekali lagi menahan tawanya.
"Sudah berapa kali kau mengatakan itu, setiap kesal sama Pak Albi?" Dinaya sudah tidak asing dengan penawaran Tasya tersebut. Namun pada akhirnya ia akan melihat wanita itu tetap mengerjakan tugas dengan baik.
Tasya meringis. "Harusnya aku datang terlambat tadi," ucapnya kemudian merebahkan kepalanya di atas meja. Menjadikan sejumlah proposal sebagai bantalan.
♡♡♡
Kehadiran Tasya kembali menjadi pusat perhatian karyawan Derling, meski berada dalam divisi yang berbeda. Sangat terlihat ketika berada di kantin perusahaan. Membicarakan Tasya yang pernikahannya batal karena perselingkuhan.
Sebenarnya Tasya bisa menyembunyikan penyebab kandasnya rencana pernikahannya, tetapi undangan telanjur disebar dan karena emosi, ia mengirimkan pesan ke seluruh kontaknya bahwa pernikahan itu batal karena perselingkuhan dari calon mempelai pria. Ada yang menganggapnya berani, tetapi banyak juga yang menyindirnya bodoh dengan mengungkapkan aib tersebut.
"Tapi harus kuakui, bahwa kau tidak berubah bahkan setelah kejadian itu," ujar Dinaya telah selesai menyantap makan siangnya.
Alis Tasya terangkat. "Maksudmu?"
"Kau tidak kurus, kering dan pucat. Seperti orang yang patah hati."
Tawa Tasya langsung meledak, seolah membahana kemudian perlahan berubah menjadi miris. "Hanya minggu pertama setelah hari pernikahan. Aku sempat dirawat di rumah sakit tahu."
Mata Dinaya terbelalak. "Lalu kenapa kau tidak memberitahuku?" Ia berpikir Tasya melewatinya dengan cukup baik. Meski tahu bahwa rencana pernikahan yang batal adalah neraka fana bagi seorang wanita.
"Aku tidak ingin menunjukkan kerapuhanku. Bahkan aku menerima hal itu sebagai pelepasan terakhir atas penderitaan dan kesedihan yang kurasa. Lalu setelahnya ... aku mulai fokus peduli pada diriku sendiri," ujar Tasya mengingat bagaimana setiap proses yang ia lalui setelah musibah yang menimpanya itu.
"Kau ... benar-benar luar bisa Tasya."
Tasya mengulum senyuman tipis. "Mungkin memang beginilah nasibku. Harus merasakan kegagalan menuju pelaminan." Ia mengembuskan napas panjang. Mencoba kembali mengumpulkan rasa ikhlas dalam dirinya.
Tidak mendapat makanan penutup di kantin, menjadikan Tasya berniat mencari ice coffee dan cake di kafe seberang jalan. Namun baru berada di lobi, langkah kakinya terhenti oleh apa yang baru saja dilihatnya saat ini. Ravi Ardiansyah berdiri beberapa meter darinya dan tampak lelaki itu berjalan ke arahnya.
"Tasya."
"Sialan."
Ravi terkesiap sesaat mendapat balasan secara alamiah dari Tasya.
"Aku tahu kau kesal--"
"Berani sekali kau datang ke sini," potong Tasya dapat melihat beberapa karyawan yang mengenali Ravi sebagai mantan calon suaminya tersebut. Bagaimana tidak, selama menjalin hubungan Tasya tentu pernah mengunggah kemesraannya dengan Ravi di media sosial.
"Itu karena kau memblokir nomorku."
Tasya mengepalkan tangannya. Ia menahan air matanya yang mulai tergenang. Rasa sakit hati oleh perbuatan Ravi adalah sesuatu yang akan selalu membekas dalam dirinya, tetapi rasa muak dan malu dengan kemunculan Ravi di tempat kerjanya, tentu hal yang sama sekali tidak bisa ditolerirnya.
"Kau benar-benar tidak tahu malu. Apa maumu lagi? Bukankah kau sudah bebas bercinta dengan Vania?"
Ravi mengambil satu langkah lebih dekat, tetapi Tasya dengan sigap melangkah mundur juga.
"Tidak Tasya, bukankah sudah kukatakan bahwa aku mengalami masalah akan hal itu ... tetapi saat aku memikikranmu--"
Plak!
Satu tamparan keras berhasil mendarat pada pipi Ravi oleh telapak tangan Tasya.
"Menjijikkan."
Cukup satu kata membuat Tasya ingin segera menyingkir dari hadapan Ravi, takut ia mungkin akan membunuh lelaki itu apabila Ravi kembali membuka mulutnya. Namun ketika akan melangkah menuju elevator untuk kembali lantai tempat kerjanya, ternyata sudah banyak pasang mata yang menatap ke arahnya. Tentu saja, adegan tamparan yang baru terjadi adalah tontonan gratis yang mungkin sulit ditemukan, selain di sinetron atau film.
Termasuk Albiru yang berdiri tak jauh darinya. Untuk sesaat, mata Tasya menangkap seringaian kecil dari sudut bibir bosnya itu.
♡♡♡
Mona adalah seorang janda dari pria yang gugur dalam sebuah tugas sebagai abdi negara. Dia kemudian dinikahkan oleh ayahnya dengan seorang pria bernama Galih. Galih yang diketahui pernah masuk penjara dalam kasus obat-obatan terlarang. Tidak ada yang menyangka bahwa Handoko, ayah Mona yang berpangkat Jenderal TNI akan menikahkan putri satu-satunya dengan mantan narapidana. Namun nyatanya pernikahan terjadi. Mona hanya mencoba menjalaninya, perlahan mengungkap tabir akan alasan Galih yang bersedia untuk menikahinya. Dua manusia yang sama-sama pernah terluka. Dua takdir yang mengharuskan mereka berkorban. Dua jemari disatukan dalam ikatan suci, yaitu pernikahan.
Sonya Ayudia Prameswari baru saja selesai tersandung kasus obat-obatan terlarang yang diduga dikonsumsinya tanpa seizin dokter, namun kemudian dibebaskan setelah kurangnya bukti dan hanya wajib lapor. Kariernya sebagai artis papan atas dipertaruhkan, sedikit skandal saja bisa membawa petaka baginya. Namun malang bagi Sonya yang kemudian mabuk setelah menghadiri pesta ulang tahun selebritis papan atas lainnya. Tanpa sengaja dirinya salah masuk mobil. Sialnya lagi mobil itu milik Erlangga Abimanyu, aktor yang sedang berada dipuncak karier dan menjadi idola sebagian besar wanita di Indonesia. Belum sampai disitu, ternyata salah satu paparazzi memotret momen tersebut. Keesokan harinya para wartawan sudah menunggu di depan pintu masuk atau belakang gedung apartemen Erlangga untuk.menunggu Sonya keluar. Sayangnya Sonya bukan keluar bersama Erlangga, melainkan kakak aktor tersebut yang bernama Nevan Gentala Mahesa. "Aku sama Mas Nevan sedang menjalin hubungan. Mohon doa serta dukungannya," ungkap Sonya sambil tersenyum lebar ke arah kamera.
Menurut Kiran Naomi Tanaka tidak ada yang paling penting baginya selain menjadikan Evan Davaro Saga sebagai suaminya. Sejak melihat lelaki itu datang ke rumahnya sebagai anak dari sahabat ayahnya, ia telah bertekad akan membuat Evan jatuh cinta padanya dan menjadikannya sebagai istri lelaki itu. Namun hal itu tidak mudah, sebab Evan sibuk dengan pekerjaannya. Lelaki itu juga cenderung bersikap dingin kepada Kiran. "Kak Evan, mau tidak jadi suami Kiran nanti?" "Daripada mengajak nikah, nilai Matematikanya dibenarin dulu." Dua manusia dengan perbedaan usia yang jauh kemudian hidup berdampingan dalam dinamika perasaan yang kompleks. Mampukah Kiran meluluhkan hati Evan? Atau Evan hanya akan mematahkan hati gadis itu?
Megan berusaha mencari kematian Helena—kakak perempuanya, sepuluh tahun yang lalu di Norwegia. Ia mendapatkan buku catatan peninggalan Helena tersebut. Megan mendatangi daerah bernama Jazmore pada musim dingin, namun sebuah insiden membuatnya terjatuh ke dalam sumur. Ia berpikir akan tenggelam dan mati. Namun setelah sadar, Megan malah menyadari bahwa dirinya kembali ke tahun 1945. Tepat beberapa minggu sebelum perang dunia II berakhir dan pada daerah Jazmore yang masih berupa hutan belantara, dirinya bertemu dengan Alpha Eden. Penguasa daerah tersebut dan seorang manusia serigala. Perjalanan Megan dimulai dengan penuh misteri, sihir bahkan kutukan. Mampukah Megan menerima takdirnya sebagai Mate dari Alpha Eden dan apakah Megan bisa mengungkap penyebab kematian Helena, lalu kembali ke tahun 2010?
M-mama? Sedang apa Mama disini?"Tanya Rudi yang tiba-tiba merasakan ada tangan yang ada di bahunya saat ini. "Mama haus," ucap Nina yang sedang asik memainkan tangannya di area punggung menantunya itu. " Jangan begini,ma! Mama jangan lupa kalau aku adalah menantu Mama,suami dari anak kandung Mama sendiri," ucap Rudi yanh berusaha untuk mengingatkan Mama mertuanya itu dan sambil melepaskan tangan Nina dan menjauh dari tempat Nina berada. Melihat reaksi sang Menantunya itu, Nina yang haus akan belaian itu,bertekad untuk mendapatkan Rudi malam itu apapun caranya. Tiba-tiba sebuah ide muncul didalam pikirannya,-
Dia seperti dewa penjaga dalam hidup nya, selalu ada untuk dirinya baik di saat suka maupun duka, kesan pertama saat mommy nya memperkenalkan laki-laki tersebut sebagai calon Daddy tiri nya dia bahagia, setidaknya ada sosok lain yang akan menjaganya hingga akhir juga melindungi mommy nya dan membuat mereka aman dari gangguan orang-orang disekitar tapi bagaimana jika kebahagiaan setelah pernikahan mommy nya dan laki-laki tersebut berubah karena sebuah tragedi berdarah?. Pada akhirnya dia harus ikut laki-laki tersebut dan tinggal dengan nya dalam jutaan pertimbangan keluarga, dan siapa sangka malaikat berwajah tampan tersebut sangat pandai menjebak nya yang lugu dan polos, dalam rasa ketidak tahuan dari awalnya pelukan, curi-curi ciuman, tidur di kamar dan kasur yang sama hingga tangan-tangan kokoh dan hangat tersebut mulai bergerak nakal menggoda nya dalam rayuan mulut seorang malaikat penjaga. Masa SMA dalam kepolosan nya, dimanfaatkan sang daddy tiri secara halus dan perlahan menjadikan dia satu-satunya gadis yang terus berada di bawah Cengkraman Daddy nya tersebut. Dan hubungan daddy anak tersebut berubah menjadi hubungan terlarang di belakang semua orang.
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
Bagi yang belum cukup umur, DILARANG KERAS Membaca Cerita ini, karena banyak sekali adegan Dewasa. Mohon Bijak Dalam Membaca.⚠️ Menceritakan seorang anak muda, yang terjerumus kedalam lubang hitam, hingga akhirnya, pemuda tampan kecanduan seks dengan Guru dan keluarganya sendiri.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Bagi publik, dia adalah sekretaris eksekutif CEO. Di balik pintu tertutup, dia adalah istri yang tidak pernah diakui secara resmi. Jenessa sangat gembira ketika mengetahui bahwa dia hamil. Tapi kegembiraan itu digantikan dengan ketakutan ketika suaminya, Ryan, menghujani kasih sayangnya pada cinta pertamanya. Dengan berat hati, dia memilih untuk melepaskan pria itu dan pergi. Ketika mereka bertemu lagi, perhatian Ryan tertangkap oleh perut Jenessa yang menonjol. "Anak siapa yang kamu kandung?!" tuntutnya. Tapi dia hanya mencemooh. "Ini bukan urusanmu, mantan suamiku tersayang!"