/0/13060/coverbig.jpg?v=20230621201456)
Bagaimana rasanya jika seseorang yang kita sayang ternyata milik orang lain? Sakit! Belle tak menyangka, pertolongan Albara akan membuatnya jatuh cinta. Pria itu tak sekedar memberinya kenyamanan, namun kebahagiaan. Kendati demikian, fakta bahwa Albara sudah berkeluarga tak bisa dielakkan. Belle terjatuh lagi, tapi kali ini ia sendiri. Di satu sisi ia tak bisa menghentikan cintanya, tapi di sisi lain seorang istri menuntut suaminya kembali. Siapa yang akan dipilih Albara? Apakah Belle sanggup menahan rasa sakit karna istri Albara? happy reading xanders~
Di sebuah malam yang gelap, saat bulan tak terlalu nampak dengan jelas.
Beberapa orang membuang tubuh seorang gadis ke sungai, bahkan tak melirik luka yang ketaran di kulit putih itu.
"Cepat, sebelum ada yang datang!" titah salah satu.
"Kenapa tidak mati saja, merepotkan!"
Gadis itu memohon, dengan rintihan menangis berharap mereka masih memiliki sedikit hati.
Tidak! Mereka meninggalkannya, saat tubuh itu masuk ke dalam air yang dalam. Sesak, Sellyn tak bisa bernafas. Pandangannya mulai buram dengan sesuatu yang seakan memacu jantungnya berdegub kencang.
"Tolong, a-aku!" batinnya.
Air yang tenang kembali dipecah, segera menarik Sellyn keluar dari sana.
Pria itu sudah mengamatinya beberapa hari ini, dan puncaknya saat Sellyn tenggelam.
Zelvin, namanya. Tubuh tinggi semampai dan kekar membuat pesonanya semakin indah.
Setelah melakukan pertolongan pertama, ia membawa Sellyn pulang ke rumahnya.
Kemudian, memanggil dokter untuk merawat Sellyn.
"Entah kenapa dia masih bertahan sampai sejauh ini." ungkapnya.
Rumah Sellyn tak jauh dari perusahaannya, saat perjalanan pulang Zelvin sering melihat Sellyn dimarahi oleh kedua orang tuanya.
Bahkan sesekali, dipukul habis-habisan.
"Tolong aku! Aku tidak bisa berenang!" teriak Sellyn.
Dalam setengah sadar, ia masih bisa merasakan tubuhnya tenggelam.
"Hey, tenanglah." bisik Zelvin.
Menggengam erat tangan Sellyn, satu-satunya alasan ia membantu Sellyn adalah karna mirip dengan mendiang adiknya.
Dulu, Zelvin tak bisa melindungi sang adik saat disiksa orang tuanya.
Rasa bimbang terus menahan kakinya untuk bertindak.
Zelvin selalu ingin menjadi kebanggan orang tuanya, selalu menuruti apa yang mereka inginkan meskipun itu bertentangan dengan keinginannya.
Namun, semua yang ia lakukan tak sebanding dengan yang didapatkan. Mereka tak pernah puas, bahkan terus memprovokasinya.
"Jessi, lahir kembali?"
Sore tadi, pekerjaan Zelvin selesai lebih awal. Ia tak mengambil lembur dan langsung pulang. Seperti biasa, ia akan memperhatikan rumah Sellyn.
Sejenak terasa sepi, ia berhenti di dekat sana.
"Tadi pagi dia berangkat sekolah, apa belum pulang?"
Sesaat setelahnya, suara pecahan kaca menusuk telinga Zelvin.
Meskipun ia tak terlalu dekat dengan rumah itu, tapi pendengarannya menangkap sesuatu yang janggal.
Beberapa jam kemudian, dalam kegelapan mereka membawa tubuh Sellyn yang pingsan. Mungkin beranggapan bahwa ia telah mati.
Zelvin mengikuti dari belakang, hatinya terkikis kala mengetahui tindakan mereka.
"Dingin sekali, tubuhku dingin!" dengus Sellyn.
Mendekap Zelvin yang berada di sebelahnya, sangat hangat.
"Suhu AC sudah saya kurangi. Tidurlah."
Zelvin tak keberatan sama sekali untuk meminjamkan pelukannya kepada Sellyn
"Mereka tidak pernah membiarkanku tidur nyenyak, aku ingin mati saja!" pekiknya.
Pelupuk itu mulai basah, menunggu buliran jernih untuk turun membasahi pipi yang memerah.
Geliat resah terus memenuhi pikirannya.
"Sekarang sudah aman, saya di sini." Zelvin mencoba menenangkan.
Ia bisa merasakan jika Sellyn masih gemetar ketakutan, trauma ini tak mudah untuk sembuh.
Esok harinya, Sellyn kaget mendapati Albara berada di dekatnya.
Pria itu mengenakan setelan jas yang rapih. Meletakkan tangan di kepala Sellyn, sembari sedikit membelai rambutnya.
"Saya Zelvin, kamu bisa tinggal di sini jangan khawatir." sapanya.
"Tuan yang menyelamatkanku kemarin?"
Zelvin hanya mengangguk, kemudian membiarkan pelayan menyuapi Sellyn sarapan.
"Tuan pergi bekerja, nona beristirahatlah. Jika butuh sesuatu panggil kami." ujar pelayan setelah selesai menyuapi Sellyn.
Makanan itu sisa setengah, Belle tak ingin menghabiskannya.
Sellyn masih tak mengerti dengan yang terjadi, pikirannya penuh pertanyaan-pertanyaan yang menunggu untuk dijawab.
Namun, ia tak punya tujuan hidup sekarang. Jadi Sellyn tak keberatan melakukan apapun untuk membalas budi kepada Zelvin.
Termasuk menjadi jalang, sama seperti yang orang-orang itu katakan!
"Ini foto pria tadi, jika dilihat seksama tampan juga."
Sellyn memusatkan matanya pada bingkai foto yang sedang dipegang.
Ia berada di kamar Albara saat ini.
Hatinya yang pernah terluka oleh sosok yang dicintai, memiliki secercah harapan.
"Aku merasa seperti pernah melihatnya, bukan satu-dua kali."
Sellyn mengembalikan foto itu saat pelayan datang, hendak membantunya mandi.
Sellyn yang memintanya karna ia merasa tubuhnya harus dibersihkan.
Mereka meninggalkan noda baginya!
Setelah selesai mandi, ia tak langsung menyuruh pelayan itu pergi.
"Tuan Zelvin, siapa dia? Kenapa membantuku?" tanya Sellyn.
Berharap rasa penasarannya akan lenyap setelah mendengar jawaban pria itu.
"Penyelamat, tuan tidak suka jika ada anak perempuan yang ditindas." ucapnya.
Tahu jelas prinsip Zelvin, selama bekerja di sini ia tak pernah memiliki keluhan terhadap majikannya tersebut.
"Bagaimana dia tahu aku ditindas?" lontar Sellyn.
Ia tak mengenal Zelvin, tapi pelayan itu langsung menyimpulkan tentang kehidupannya.
"Masalah itu, hanya tuan yang tahu. Kami hanya diperintahkan untuk merawat nona."
Pelayan itu pergi saat Sellyn sudah cukup bertanya. Dalam pikirannya ia juga meragukan sikap Zelvin kali ini.
Hanya Sellyn yang ditempatkan di sini, tepatnya di kamar Zelvin. Sedangkan yang lain berada di villa khusus.
Bahkan pria itu enggan menyentuh yang lain, namun tidak pada Sellyn.
"Aneh sekali, apa ini yang disebut keberuntungan?"
Matanya jauh menelisik ke masa lalu, saat ia terus berdoa hanya untuk sebuah kebahagiaan.
Sellyn merebahkan tubuhnya, air yang sejuk merelakskan pikirannya. Meskipun lukanya kembali terasa nyeri.
Sejenak, matanya mulai terpejam. Meninggalkan dunia nyata yang selalu menyakitinya.
Malam harinya, Zelvin pulang dengan kepala yang pusing. Baru kemarin ia bisa beristirahat dan sekarang pekerjaannya kembali menumpuk.
Saat masuk ke kamar, ia sedikit terkejut melihat seorang gadis duduk di meja rias memandangi lukanya.
"Ah, saya hampir lupa jika membawanya ke mari." lirih Zelvin.
Sellyn yang menoleh ke arah suara pintu dibuka juga terkejut. Zelvin menatapnya sejenak sebelum akhirnya duduk di sofa.
"Nanti diobati, tidak akan meninggalkan bekas." saran Zelvin.
Bagi seorang gadis, bekas luka akan menghalangi kecantikannya. Terlebih lagi jika memiliki rasa insecure tinggi.
"Tidak apa-apa, hanya saja aku sulit untuk melupakannya." terang Sellyn.
Luka fisik tak seberapa dengan luka mental yang harus dihadapinya setiap hari.
"Perlahan, jangan terlalu dipaksa. Saya mengerti."
"Tuan mengerti apa yang aku rasakan?"
"Tentu, adik saya-mirip denganmu. Hanya saja, tidak ada yang menolongnya."
Sekarang Sellyn mengerti, kenapa Zelvin membantunya.
"Terima kasih, selama ini juga tidak ada yang menolongku." paparnya.
Tetangga sebelah rumah hanya menontoni saat ia sedang menderita. Seakan seperti drama yang menyenangkan.
Zelvin beralih membersihkan dirinya, sekilas matanya menatap sudut ruangan yang rapih. Terakhir kali banyak buku-buku dan alkohol yang berserakan di sana. Pelayan tak berani membersihkan, jadi mungkin Sellyn yang melakukannya.
"Cukup baik, dia berinisiatif saat saya tidak menyuruhnya."
Bahkan baju-baju di lemari, juga tertata sempurna. Setelah bangun tidur Sellyn menghabiskan waktunya untuk bersih-bersih.
Setelah selesai, Zelvin keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Akan tetapi, ia tak berniat untuk mengeringkannya.
"Sebaiknya dikeringkan, apa boleh aku bantu?" tanya Sellyn.
Deheman membuat Sellyn langsung melakukannya. Ia tak berani menatap wajah Zelvin yang terlihat di cermin.
Namun, pria itu malah memandangnya yang sedang serius mengeringkan rambut.
Bahkan pantulan cermin tak bisa menghilangkan kecantikan Sellyn.
"Selama ini saya melakukan semuanya sendiri, bahkan saya tidak pernah mengharapkan dia seperti itu."
'Dia' yang menemani kesehariannya beberapa tahun ini. Akan tetapi, mereka masih terasa asing.
Meskipun ada satu nyawa yang terus menghubungkan mereka. Memaksa mereka menjadi keluarga harmonis yang sayangnya jauh dari kata cinta.
"Sudah," ucap Sellyn.
Mematikan hair dryer dan meletakkannya di tempat semula.
Mereka turun ke meja makan bersama, Sellyn mengikuti dari belakang.
Sebenarnya ia tak ingin satu meja dengan Zelvin, namun tak bisa menolak ajakan pria itu.
"Diam saja," Zelvin memulai.
Mendapati Sellyn yang menundukkan kepalanya hening.
Para pelayan tengah sibuk menyiapkan makanan.
"Tidak apa-apa,"
Sellyn tak tahu apa yang harus ia katakan, rasanya sangat canggung.
Ia ingin mengenal lebih dalam, ingin tahu banyak tentang luka itu. Mungkin dengan seperti ini, ia bisa merasakan apa yang Jessi alami.
"Apa besok sekolah?" tanya Zelvin, menyelaraskan garpu dan sendok di sebelah piringnya.
"Iya," jawab Sellyn, berusaha tak menoleh membalas tatapan Zelvin.
'Dring-dring-dring'
Zelvin mengambil ponsel yang berada tak jauh dari tangannya, sejenak ia terdiam membaca nama pemanggil.
"Halo," sapanya, mulut itu kian tersenyum manis berbeda dengan reaksi awal ketika mengangkat panggilan.
Dalam pikiran Sellyn, mungkin yang menghubungi adalah kekasih Delvin. Terlebih lagi Delvin terlalu tua jika tidak memiliki kekasih.
Lahir dengan takdir yang tak beruntung, membuat Belle harus selalu menerima kenyataan pahit. Namun, semua tak berakhir begitu saja. Belle menemukan cahaya, tentang sebuah pembalasan kepada mereka yang telah berani menorehkan luka. Belle bangkit dari keterpurukannya bersama Albara. Cinta, persahabatan, keluarga, Belle tak lagi mempercayai semua itu. Hanya satu, Albara sang penyelamat hidup yang terus mendukungnya. Akahkah keduanya hidup bersama? Apa Belle bisa menerima Albara sepenuhnya? Siapa lagi yang akan memberinya luka pedih?
Bagi yang belum cukup umur, DILARANG KERAS Membaca Cerita ini, karena banyak sekali adegan Dewasa. Mohon Bijak Dalam Membaca.⚠️ Menceritakan seorang anak muda, yang terjerumus kedalam lubang hitam, hingga akhirnya, pemuda tampan kecanduan seks dengan Guru dan keluarganya sendiri.
Ryan Sudono adalah seorang dosen muda yang menawan dan cerdas di sebuah kampus swasta ternama di salah satu kota besar di Jakarta. Ryan Anak tunggal dari keluarga yang sangat berada dan Papa Sudono dan mama Tyas pun juga seorang dosen. Papa dan mamanya Ryan ini sangat berpengaruh dalam kehidupan Ryan karena sejak kecil Ryan sering melihat kemesraan papa mamanya itu di rumah dan juga perhatian serta support papa mamanya itu di kehidupan Ryan sampai dengan saat Ryan sudah beranjak dewasa bahkan saat Ryan sudah menikah papa mamanya masih sangat perhatian apalagi kedua ortunya itu berharap sekali agar cepat dapat momongan dari Ryan dan istrinya. Ryan Sudah beristrikan Tania yang sangat cantik. Tania sesama Dosen yang baru beberapa hari ia nikahi, Namun ada kekecewaan dengan Tania sebagai istrinya di awal-awal pernikahan mereka. Disisi lainnya sang Istri Ryan yaitu Tania yang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja meski tak sekaya keluarga Ryan namun Tania juga punya kecerdasan di akademiknya yang membawa bisa berprofesi sebagai Dosen bareng sang suami, Ryan. Namun demikian, Tania punya kisah tersendiri dengan lelaki yang dulu mengejar cintanya saat ia masih SMA yaitu Robi. Mereka dipertemukan kembali saat ada acara reuni SMA. Robi ini awalnya seperti yang Tania kenal semasa di SMA dulu namun dalam perkembangannya mungkin karena lingkungan yang salah seiring berjalannya waktu si Robi ini ternyata menyimpan hal buruk yaitu memiliki profesi sebagai pengusaha pinjol yang banyak menjerat nasabahnya sehingga para nasabahnya itu terlilit hutang yang banyak ke perusahaan aplikasi pinjol milik Robi. Dan salah satu korban dari pinjolnya Robi adalah Rani mahasiswinya Ryan yang nantinya seorang dokter muda bernama Bayu lah yang berhasil melepaskan Rani dari cengkeraman kejahatan Robi. Kehidupan rumah tangga Ryan dan Tania terganggu oleh kehadiran Maya yang sejak lama sebelum Ryan menikah dengan Tania, dimana Maya diam-diam juga jatuh hati pada Ryan. Maya yang juga sahabat dari Ryan dan Tania, bekerja sebagai dosen di kampus yang sama juga dengan Ryan dan Tania. Kehidupan rumah tangga Maya dengan sang suami yang tidak sesuai harapan ini karena perjodohan dari ortunya. Maya akhirnya terpaksa menikah dengan lelaki pilihan ortunya yaitu Joko yang berwatak keras sehingga Maya merasa tidak bahagia selama hidup dengan suaminya itu. Joko dipilih oleh para ortu merkea karena Joko adalah putra dari sahabat sang mamanya Maya yang berteman akrab dengan mamanya Joko. Dengan alasan agar Joko bisa meneruskan usaha ayahnya Maya yang memiliki perusahaan properti sebagai salah satu manajer disitu maka Joko suatu saat diharapkan bisa menggantikan peran ayah mertua di perusahaan properti itu. Sampe usia pernikahan yang ke-3 tahun mereka belum dikaruniai anak. Entah siapa yang mandul yang jelas mereka berdua saling cuek dan belum periksa ke dokter tentang siapa yang mandul. Padahal idealnya sepasang suami istri mengharapkan kehadiran keturunan di keluarga mereka untuk melengkapi kebahagiaan sebuah rumah tangga. Sementara itu salah satu mahasiswinya Ryan yaitu Rani yang mungil tapi cantik dan agresif juga sangat menggebu mendekati Ryan. Rani yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas kuliahnya ditambah lagi tidak bisa fokus karena sedang bolak bali ke Bandung mengurus ibunya yang sedang sakit, disinilah Ryan terkondisi untuk terus membantu Rani dalam hal pengobatan sang ibu namun sayangnya hal ini nampaknya benar-benar dimanfaatkan Rani untuk mendekati Ryan sekaligus mengambil keuntungan dari kekayaan Ryan yang berlimpah. Padahal ada pria lain yang begitu baik yang sangat menyukai Rani yang tinggal kota bandung bersama sang ibu, yaitu Bayu seorang Dokter muda yang selalu setia melayani ibunya Rani di Rumah Sakit selama menjalani perawatan. Hubungan Ryan dan Maya semakin dekat tanpa diketahui oleh Tania apalagi kondisi rumah tangga Maya yang tidak harmonis dengan Joko sang suami membuat Maya semakin melarikan dirinya ke pelukan Ryan yang menawan itu. Ditambah lagi gairah Tania dalam berhubungan dengan Ryan sebagai sepasang suami istri sangat berbeda dengan perlakuan manis Maya ke Ryan. Pun Tania sempat terpesona oleh Robi sang mantan sewaktu di SMA nya dulu. Namun demikian dari semua itu, pada akhirnya Ryan dan Tania tetap bersatu karena ada hal yang ternyata bisa membuat mereka tetap mempersatukan mereka. Satu per satu orang-orang mencoba mengganggu kehidupan rumah tangga mereka itu berguguran alias mundur dan kembali dengan kehidupannya masing-masing secara normal kembali. Untuk Maya pada akhirnya mendapatkan kebahagiaan dari lelaki yang cocok dengannya. Sedangkan tokoh antagonis seperti Robi dan Joko pada akhirnya akan kena getahnya di akhir cerita nantinya. Untuk Mahasiswinya Ryan yaitu si cantik Rani pada akhirnya jatuh ke pelukan pria yang mau secara tulus menjaga dan melindunginya sekaligus ikut merawat ibunya selama ibunya sakit yaitu Dokter Bayu.
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?
Cerita ini hanya fiksi belaka. Karanga author Semata. Dan yang paling penting, BUKAN UNTUK ANAK2. HANYA UNTUK DEWASA. Cinta memang tak pandang tempat. Itulah yang sedang Clara rasakan. Ia jatuh cinta dengan ayah tirinya sendiri bernama Mark. Mark adalah bule yang ibunya kenal saat ibunya sedang dinas ke Amerika. Dan sekarang, ia justru ingin merebut Mark dari ibunya. Gila? Tentu saja. Anak mana yang mau merebut suami ibunya sendiri. Tapi itulah yang sekarang ia lakukan. Seperti gayung bersambut, Niat Clara yang ingin mendekati Mark diterima baik oleh pria tersebut, apalagi Clara juga bisa memuaskan urusan ranjang Mark. Akankah Clara berhasil menjadikan Mark kekasihnya? Atau lebih dari itu?