/0/10192/coverbig.jpg?v=30eeea80f3ced08b01a3b053a00e2510)
Airin tidak sengaja menggandeng seseorang di depan sekolahnya, saat Leon mantan tunangannya mengajak berhubungan kembali. Airin tidak menyadari bahwa efek ketidaksengajaan itu menyeretnya ke dalam hubungan yang rumit. Dewa adalah murid pindahan misterius yang menjadi buah bibir para guru dan teman-temannya.
Bukan hal mustahil jika seseorang yang kamu benci tiba-tiba datang ke tempat kerjamu di siang bolong. Di saat semua energinya sudah habis terkuras karena pekerjaan, hal yang harusnya dia simpan untuk perjalanan pulang harus rela ia habiskan di sini. Di depan gerbang sekolah tempat ia mengajar.
"Lo nggak bisa berhenti ganggu gue?" tanya Airin sarkas. Ia sudah lelah seharian ngoceh di depan anak-anak. Dia sudah tidak ada lagi tenaga untuk ngotot dan teriak di depan Leon.
"Kenapa harus gini sih, Rin? Emang nggak bisa maafin aku sekali aja. Aku hilaf, Rin." Leon tetap merengek meminta maaf di hadapannya. Sungguh Airin sudah jijik mendengar kata itu selama enam bulan ini.
"Gue udah bilang sama lo, ada dua kesalahan yang gue nggak maafin. Lo masih nggak ngerti bahasa manusia?"
Dia tahu, orang yang ada di hadapannya ini dulu pernah hampir jadi suaminya. Namun, ada hal yang tak lagi sejalan. Jika semua dipaksakan ia akan tersiksa secara batin. Ia tak mau lagi hidup dalam kebohongan. Ia tak mau lagi perasaannya menyetir kehidupannya. Ia tak mau lagi besar cintanya menjadikan buta dengan kebahagiaan sendiri.
"Aku nggak akan berhenti. Kamu belum menikah. Aku akan memohon terus agar kamu mau maafin aku."
"Lo terlambar, Leon. Gue udah punya kekasih. Dan gue bakal nikah sama dia. Cukup dengan semua ocehan lo itu. Lo nggak usah repot-repot lagi datang ke sini. Karena percuma, lo nggak akan gue terima lagi."
"Kamu pikir aku bakal percaya sama omong kosongmu itu? Aku tahu kamu makhluk Tuhan yang susah jatuh cinta."
"Terserah lo mau percaya atau tidak." Saat Airin akan berbalik, tangannya dicekal oleh Leon.
"Lepasin!" Airin berusaha melepaskan cekalan Leon. Namun, sia-sia. Leon terlalu kuat dibanding dirinya.
"Mana? Coba tunjukkan pacar barumu itu." Leon menaikkan sebelah bibirnya tanda tak percaya akan apa yang Airin katakan.
Tanpa pikir panjang tangan Airin meraih tangan seorang siswa yang berjalan keluar gerbang. Laki-laki tinggi dengan jaket dan celana jeans ini akan membuat Leon percaya bahwa ia memang kekasihnya.
"Dia ... dia pacarku."
Tidak berselang lama, cekalan tangan Leon pun mengendur. Beruntung tidak banyak orang di gerbang sekolah, Airin tidak akan menjadi pusat perhatian. Tidak di gerbang belakang memang jarang sekali ada yang mau lewat. Entah kenapa Airin selalu suka lewat sana, karena terlalu sepi ia jadi menikmati acara menyendirinya.
Di bawah pohon-pohon yang berjejer di dalam pagar, suara gesekan ranting, dan angin yang seolah tahu suasana ini akan menjadi yang terkahir.
Dewa tidak percaya, dia masuk dalam sebuah pertengkaran pasangan kekasih saat ia pulang sekolah. Ia sengaja lewat pintu belakang karena tahu di sana tidak banyak siswa lalu lalang. Desas desus tentang hantu di kelas pojok membuat tempat ini menjadi sepi.
Saat dia melangkah keluar, tiba-tiba tangannya ditarik seorang guru. Guru itu mengenalkan dirinya sebagai kekasih. Entah seperti apa, laki-laki yang tadinya mencekal tangan guru itu, terlepas. Bodoh sekali Dewa pikir, kenapa banyak sekali sekarang orang dewasa yang gampang tertipu. Mereka juga terang-terangan berkelahi di tempat yang seharusnya tidak ada pertengkaran, apalagi pertengkaran pasangan kekasih.
Tidak lama kemudian, tanpa mengatakan apa pun laki-laki itu pergi. Tampak sekali ia melangkah membawa banyak kekecewaan. Tergambar jelas di wajahnya ketidakpercayaan akan hal yang ia saksikan. Namun, Dewa hanya diam. Ia merasakan tubuh guru itu bergetar. Tangannya masih memegang tangan Dewa. Namun, saat mobil laki-laki itu melaju ke jalan raya tubuh guru itu lemas, yang tadinya ia memegang kuat tangan Dewa, tiba-tiba luruh. Walaupun lirih, isakan yang tadinya tak Dewa hiraukan menjadi sedikit cemas dan khawatir.
Dewa adalah murid pindahan yang belum lama ini ia sekolah di sini. Beberapa kali Dewa melihat guru ini saat upacara bendera atau saat melewati kelasnya. Namun, dia tidak mengetahui siapa nama guru ini.
"Are you okay?" tanya Dewa dengan sedikit menunduk. Bukan karena apa, ia harus segera pergi untuk kerja paruh waktu di sebuah fotocopyan yang ada di dekat sekolah.
Tidak ada respon apa pun, sehingga membuat Dewa menepuk bahu guru itu pelan.
"Mm ... maaf. Gue harus pergi buat kerja. Udah terlambat untuk datang ke sana. Lo nggak perlu minta maaf, gue udah anggap ini sebagai kecelakaan. Jadi, lo nggak perlu takut." Namun, lagi-lagi suara Dewa tidak dipedulikan. Dewa ingin beranjak, tetapi dia harus memastikan kalau guru yang ada di depannya ini tidak apa-apa.
Saat Dewa mengguncangnya sekali lagi, Dewa dibuat terkejut karena guru yang ada di depannya ini tersungkur ke tanah. Rupanya guru ini pingsan. Dia mencoba membangunkannya. Namun, dia tidak kunjung sadar. Tanpa menunggu lama, Dewa membawa guru itu ke jalan raya dan menghentikan taxi untuk membawa mereka ke UDD terdekat.
Di dalam taxi, Dewa memastikan kalau guru itu masih bernapas. Ia tak mau menjadi tersangka apabila orang yang ada di pangkuannya ini tiba-tiba tidak bernapas. Sungguh sial sekali misalkan ia harus dipenjara karena hal yang tidak ia lakukan. Bahkan saat kedua orang tadi bertengkar dan mengenalkan dirinya sebagai kekasih guru ini, ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Ponsel Dewa bergetar. Ia bahkan melupakan hal yang harusnya menjadi prioritas sekarang. Pekerjaan paruh waktunya. Namun, guru ini juga tidak mungkin ia tinggalkan begitu saja.
Saat sampai di rumah sakit, Dewa sedikit lega. Dokter dan perawat dengan cepat menangani guru itu. Dewa membawa tas milik Airin. Ia membuka dan mencari tanda pengenal untuk melakukan pendaftaran.
"Airin?" ucap Dewa lirih.
"Bapak, tolong ke loket pendaftaran, ya," ucap seorang perawat ke Dewa.
Dewa berjalan ke arah loket pendaftaran. Ia menerima selembar kertas dan mengisinya. Saat tiba di kolom hubungan dengan pasien ia bingung akan mengisi apa. Ia bimbang. Tidak mungkin ia menuliskan guru siswa di sini. Ia juga tidak mungkin menuliskan saudara. Dia tidak punya uang untuk membayar tagihan rumah sakit. Ia juga tidak tahu nomor keluarganya. Alamat pun ia tidak tahu. Akhirnya ia mengambil tanda pengenal Airin, menuliskan semua yang dibutuhkan di kolom itu, kemudian saat ia membaca lagi kolom yang ia lompati. Ia memutuskan untuk menulis hal yang memang Airin mulai duluan.
'KEKASIH'
Dewa merasa lucu membaca jawabannya. Namun anehnya, ia tidak merasa terganggu atas hal itu. Dewa menyerahkan form itu ke petugas dan kembali lagi ke bilik tempat Airin diberi pertolongan pertama.
"Kamu sudah bangun, Sayang?" Pertanyaan itu menggema saat mata Airin dan Dewa bertemu. Ada satu pikiran yang mungkin Dewa akan senang menerimanya. Sepertinya, Airin akan membawa keberuntungan baginya.
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
BERISI BANYAK ADEGAN HOT! Rey pemuda berusia 20 tahunan mulai merasakan nafsu birahinya naik ketika hadirnya ibu tiri. Ayahnya menikah dengan wanita kembar yang memiliki paras yang cantik dan tubuh yang molek. Disitulah Rey mencari kesempatan agar bisa menyalurkan hasratnya. Yuk ikuti cerita lengkapnya !!
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Apa yang terlintas di benak kalian saat mendengar kata CEO? Angkuh? Kejam? Arogan? Mohammad Hanif As-Siddiq berbeda! Menjadi seorang CEO di perusahaan besar seperti INANTA group tak lantas membuat dia menjadi tipikal CEO yang seperti itu. Dia agamis dan rajin beribadah. Pertemuan putrinya Aisyah dengan Ummi Aida, seorang office girl di tempat dimana dia bekerja, membuat pertunangannya dengan Soraya putri pemilik perusahaan terancam batal karena Aisyah menyukai Ummi yang mirip dengan almarhum ibunya. Dengan siapa hati Hanif akan berlabuh?
Tinggal di sebuah kampung pedesaan di daerah Cianjur, JawaBarat. Membuat dia masih polos karena jarang bergaul dengan teman sebayanya, dari sebelum menikah sampai sekarang sudah menikah mempunyai seorang suami pun Sita masih tidak suka bergaul dan bersosialisasi dengan teman atau ibu-ibu di kampungnya. Sita keluar rumah hanya sebatas belanja, ataupun mengikuti kajian di Madrasah dekat rumahnya setiap hari Jum'at dan Minggu. Dia menikahpun hasil dari perjodohan kedua orangtuanya. Akibat kepolosannya itu, suaminya Danu sering mengeluhkan sikap istrinya itu yang pasif ketika berhubungan badan dengannya. Namun Sita tidak tahu harus bagaimana karena memang dia sangat amat teramat polos, mengenai pergaulan anak muda zaman sekarang saja dia tidak tahu menahu, apalagi tentang masalah sex yang di kehidupannya tidak pernah diajarkan sex education. Mungkin itu juga penyebab Sita dan Danu belum dikaruniai seorang anak, karena tidak menikmati sex.