/0/10018/coverbig.jpg?v=8ad3ea6dae9b3d1fb3315bcbefd7cb1f)
Bumi ingin mendapatkan uang secara instans untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara menjadi Youtuber konten horor. Suatu hari, Bumi nekat eksplor ke tempat paling angker di hutan desa seorang diri. Namun, Bumi tidak menyangka akan benar-benar bertemu sosok yang paling menakutkan di matanya. Ketika Bumi hampir dibawa sosok itu ke alam gaib, tiba-tiba saja datang seseorang yang membantunya mengusir kuntilanak mengerikan itu. Semenjak hari itu, petualangan-petualangan mengerikan Bumi dan Ki Abimanyu lalui demi untuk mengungkap rahasia dan memburu keberadaan makhluk-makhluk gaib.
Mata sipit pria itu terbelalak. Wajahnya pucat pasi. Dalam keadaan terjebak, otaknya tidak bisa berpikir jernih. Ponsel yang tadi dipegangnya, kini ikut terjatuh masih dengan layar yang menyala, tergeletak di rerumputan basah di dekat serumpunan bambu betung.
"Per ... pergi! Jangan ganggu aku!" Bumi berbicara dengan suara bergetar. Tangannya mengibas-ngibas ke arah sosok mengerikan yang melayang semakin mendekatinya. Namun bukannya menjauh, sosok dedemit perempuan bergaun putih lusuh itu semakin mendekati Bumi.
"Hi-hi-hi-hi." Kuntilanak berkuku runcing panjang itu tertawa kesenangan di atas ketakutan manusia yang terduduk di depannya.
Tubuh Bumi semakin bergetar menggigil. Sekuat tenaga dia ingin bangkit berdiri lantas berlari. Namun kakinya mendadak seperti lumpuh, tidak bisa digerakkan. Yang terlihat, Bumi dalam keadaan tidak berdaya hanya mampu mendorong tubuhnya ke belakang dengan bantuan kedua tangan untuk menjauhi sosok menakutkan di depannya.
Lokasi keberadaan Bumi saat ini sungguh tidak membantu pria itu dari situasi yang menegangkan. Bagaimana tidak, dia sekarang tengah berada di sebuah tempat di mana tidak ada siapa pun atau kendaraan mana pun yang berlalu lalang. Lebih tepatnya, Bumi berada di hutan pinggir desa yang dikenal angker oleh warga setempat.
Kuntilanak bergaun putih itu makin kesenangan menyerap energi ketakutan yang dipancarkan dari Bumi. Kekuatan makhluk mengerikan itu semakin nyata. Sosoknya pun semakin padat, makin jelas memperlihatkan wajahnya yang hancur dengan belatung-belatung di rongga hidung dan mata.
Kedua tangan makhluk yang terbalut kulit hitam gosong itu telah terjulur ke leher Bumi, bersiap mencekik pria itu yang kini tidak mampu bersuara lagi. Namun tiba-tiba dari arah yang berbeda ....
"Allahu Akbar!"
Dari arah Utara, seorang pria berusia kepala empat tiba-tiba datang dan mengarahkan kedua tangannya ke sosok kuntilanak. Makhluk mengerikan itu terpental jauh hingga membentur pohon beringin yang kokoh berdiri di tengah hutan tersebut, lantas sosoknya memudar dan menguap. Hilang entah ke mana.
Si pria asing yang memakai penutup kepala serupa kain bebat, gegas mendatangi Bumi yang masih menggigil ketakutan.
"Mas tidak apa-apa?"
Bumi menggeleng patah-patah. Meski dia berbohong, si pria tersebut tahu bila Bumi masih dilanda syok dan ketakutan yang hebat.
"Biar aku bantu Mas melenyapkan energi jahat kuntilanak itu dulu, tapi Mas juga harus bantu aku dengan membaca Al-fatihah."
Bumi menurut. Dia memejamkan mata sembari membaca Al-fatihah dalam hati. Sedang pria asing tersebut duduk bersila di belakang Bumi, menempelkan kedua telapak tangannya ke punggung Bumi.
Bumi merasakan aliran dingin menjalar di sekujur tubuh sejak pertama kali punggungnya disentuh telapak tangan pria asing itu.
"Alhamdulillah, sekarang Mas sudah bersih. Bagaimana perasaan Mas sekarang?" Pria yang memakai ikat kepala berdiri, lantas membersihkan bokongnya dari rumput kering yang menempel. Dia ulurkan tangannya untuk membantu Bumi berdiri.
"Sudah mendingan, Kang. Terima kasih."
Si pria asing menatap sekitar. "Maaf kalau boleh tahu, ada urusan apa Mas sendirian di hutan angker ini?"
Bumi teringat sesuatu. Bukannya menjawab, dia menunduk. Matanya mencari-cari keberadaan ponselnya yang tadi jatuh tergeletak. Setelah berhasil menemukan, Bumi ambil benda pintar itu. Untungnya masih menyala dan tidak rusak walau terhempas cukup kuat.
"Aku sedang eksplor di sini, Kang," jawab Bumi malu-malu.
"Untuk apa?"
"Merekam penampakan hantu."
Si pria asing geleng-geleng kepala, rautnya berubah seperti menyayangkan keputusan Bumi . Tanpa banyak bicara, dia melangkah meninggalkan Bumi. Karena tidak ingin ditinggalkan sendirian, Bumi mengikuti langkah pria asing itu.
"Btw, terima kasih, Kang. Seandainya saja tadi Akang tidak menolong aku, entah apa jadinya aku sekarang."
Si pria asing menghentikan langkah. Dia pandangi Bumi serius.
"Lagian ngapain sampean ke hutan ini sendirian, Mas? Kalau tidak punya 'isi dada', mending jangan pernah ke sini lagi. Ingat saja pesanku, ya." Si pria asing kembali melanjutkan langkah yang sempat terhenti. "Hampir saja Mas dibawa kuntilanak tadi ke dunia gaib. Bisa-bisa sampean jadi makhluk bunian, Mas, dan tidak akan bisa kembali ke dunia kita," gerutu pria asing itu.
"Ngomong-ngomong, nama Akang siapa? Mana tahu suatu saat kita bertemu kembali." Bumi kembali menyusul setengah berlari.
"Ki Abimanyu. Panggil saja aku Ki Abimanyu."
"Aku Bumi, Ki. Boleh kah aku minta nomor ponsel Ki Abimanyu?" Bumi masih berlari-larian mengiringi langkah Ki Abimanyu yang bergegas dan panjang-panjang.
~AA~
Tiga hari sebelumnya ....
Jarum jam yang menempel di dinding kamar sudah menunjuk ke pukul 06.30. Kesibukan dan riuhnya pagi mulai terdengar dari sekitaran rumah. Namun yang paling berisik bagi Bumi ialah bunyi kelontang dan hempasan daun pintu yang sengaja dibanting oleh istrinya.
"Sudah tahu uang pegangan tinggal sedikit. Ini malah bermalas-malasan. Bangun selalu siang. Gimana rezeki tidak dipatok ayam coba?" omel Lastri. Perempuan kelahiran di tahun yang sama dengan suaminya itu memanyunkan bibir.
Ya ... siapa yang tidak sebal. Sudah hampir dua bulan Bumi tidak bekerja, sedangkan uang tabungan mereka sudah mulai menipis.
Sebagai kuli buruh bangunan, tentu penghasilan Bumi tidak lah tetap. Pekerjaannya kadang ada, kadang tidak. Jika tidak, berarti Bumi bakal seharian di rumah sembari menunggu permintaan orang-orang yang ingin memakai jasanya.
Di masa pandemi seperti saat ini, apalagi begitu banyak orang yang di-PHK dari pekerjaan mereka, membuat orang-orang tidak begitu mempedulikan renovasi rumah. Bagi sebagian orang saat ini ialah yang penting dapur bisa mengepul dulu. Belum lagi harga-harga sembako dan barang-barang lain ikut-ikutan naik. Merenovasi rumah atau membuat rumah, mungkin termasuk daftar terakhir dari perencanaan keuangan bagi kepala keluarga dengan keuangan menengah ke bawah.
Oleh sebab istrinya sudah ngomel sepagian, mau tidak mau Bumi bangun dari tempat tidur. Pria berambut lurus itu melangkah ke luar kamar dengan keadaan mata yang masih mengantuk.
"Sarapan apa kali ini, Dek?" Tanpa ambil pusing, Bumi duduk di kursi makan.
"Sarapan Mas bilang?" Suara Lastri meninggi. Dia ambil tempat beras yang kosong, lantas dibukanya di depan Bumi. "Mau masak saja beras sudah habis, Mas. Mas masih mikirin sarapan pakai apa?"
Bumi garuk-garuk kepala. "Kalau habis, ya ... tinggal beli, Dek."
"Pakai uang tabungan Aidan lagi? Bisa-bisa habis tabungan anak kita kalau uangnya diambil terus, Mas!" Lastri berbicara seraya meletakkan kembali tempat beras yang terbuat dari anyaman bambu tadi dengan cara dibanting keras.
"Pinjam dulu, Dek. Kan nanti diganti." Bumi mencoba merayu.
"Sudah berapa kali uang itu dipinjam tapi tidak pernah Mas ganti-ganti. Makanya kerja sana, Mas. Cari info jangan tidur terus sepanjang hari. Bosan aku lihat Mas berkemul sarung dari pagi sampai senja. Apa Mas tidak capek, tidur terus-terusan? Aku yang melihatnya saja bosan, Mas. Enek!"
Melihat situasi sudah tidak memungkinkan bagi Bumi untuk duduk diam di rumah saja, akhirnya pria itu putuskan pergi ke luar rumah dalam keadaan perut kosong minta diisi. Bahkan mandi saja belum. Namun lebih baik, Bumi menyelamatkan telinga dulu dari segala perkataan pedas istrinya itu.
Embun, seorang pelajar SMK kelas tiga ingin menyatakan perasaan pada Bintang—teman sekolahnya sedari SMP. Namun, fakta yang terucap dari salah seorang sahabatnya Bintang, telah berhasil membikin Embun patah hati. Gadis itu mengetahui bahwa Bintang baru saja jadian dengan gadis dari sekolah lain. Pemuda itu bertemu dengan kekasihnya saat mereka sama-sama magang di Malaysia. Rencana untuk menyatakan perasaan, musnah sudah. Rasa menyerah juga membuat Embun pasrah atas perjodohan yang ibunya rancang bersama kakak tirinya. Apakah keputusan Embun itu benar adanya? Apakah dia bisa melupakan Bintang dan belajar mencintai pria asing pilihan sang ibu?
Setelah tiga tahun menikah yang penuh rahasia, Elsa tidak pernah bertemu dengan suaminya yang penuh teka-teki sampai dia diberikan surat cerai dan mengetahui suaminya mengejar orang lain secara berlebihan. Dia tersentak kembali ke dunia nyata dan bercerai. Setelah itu, Elsa mengungkap berbagai kepribadiannya: seorang dokter terhormat, agen rahasia legendaris, peretas ulung, desainer terkenal, pengemudi mobil balap yang mahir, dan ilmuwan terkemuka. Ketika bakatnya yang beragam diketahui, mantan suaminya diliputi penyesalan. Dengan putus asa, dia memohon, "Elsa, beri aku kesempatan lagi! Semua harta bendaku, bahkan nyawaku, adalah milikmu."
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
"Apa yang kamu mau dari aku?" "Jadilah wanitaku," ucapnya dengan nada tenang dan menyimpan ponselnya ke saku celananya. "Apakah kamu menyukaiku?" "Tidak. Untuk saat ini aku tidak tidak menyukai siapa pun." "Lantas kenapa kau ingin aku menjadi wanitamu?" Bukankah kamu memiliki begitu banyak wanita di sekitarmu." Aku menyukai tubuhmu dan aku butuh seseorang untuk memuaskan hasratku."
Maya terpaksa menggantikan posisi adik perempuannya untuk bertunangan dengan Arjuna, seorang pria cacat yang telah kehilangan statusnya sebagai pewaris keluarga. Pada awalnya, mereka hanyalah pasangan nominal. Namun, segalanya berubah ketika identitas Maya yang sebenarnya secara bertahap terungkap. Ternyata dia adalah seorang peretas profesional, komposer misterius, dan satu-satunya penerus master pemahat giok internasional .... Semakin banyak yang terungkap tentang Maya, Arjuna semakin merasa gelisah. Penyanyi terkenal, pemenang penghargaan aktor, pewaris dari keluarga kaya - ada begitu banyak pria yang menawan sedang mengejar tunangannya, Maya. Apa yang harus dilakukan Arjuna?!
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?