Ketika cinta dibalas dengan sebuah pengkhianatan, maka pembalasan dendam harus segera dituntaskan. Alex, terpaksa harus tinggal bersama dengan Paman dan Bibinya setelah kecelakaan maut membuat kedua orang tuanya meninggal enam tahun yang lalu. Hidup dibawah bayang-bayang kematian orang tuanya, membuat Alex tidak bisa melupakan kenangan buruk tersebut. Sampai pada suatu hari, sebuah selentingan kabar menyebutkan jika kedua orang tua Alex sengaja dilenyapkan oleh Paman dan Bibinya. Hal itu membuat Alex akhirnya berusaha mencari sebuah kebenaran. Semua bukti pun berhasil Alex temukan, bahwa sebenarnya kedua orang tuanya tidak benar-benar meninggal, mereka hanya tengah diasingkan di suatu tempat. Setelah berhasil merebut Mayra dari Luis, adik sepupunya. Alex dan Mayra pun akhirnya berusaha membalaskan semua dendam dan rasa sakit hati mereka kepada keluarga Luis. Lalu, mampukah Alex membalas dendam dan menemukan kedua orang tuanya kembali?
"May...," bisik seorang pria yang kini sedang berada di atas ranjang bersama dengan gadis itu. Ia mengusap pelan pundak putih milik Mayra, saat sang pemilik masih memejamkan kedua matanya. Gadis itu menggeliat pelan karena wajahnya tersorot sinar matahari yang masuk ke dalam kamar
Mayra masih merasa jika kepalanya sangat pusing. Ia pun belum sepenuhnya sadar dengan kondisinya saat ini. Perlahan, gadis itu mengerjapkan kedua matanya pelan untuk menyelaraskan cahaya yang masuk ke dalam retinanya.
Setelah beberapa detik ia mencoba menyadari sesuatu. Gadis itu sangat terkejut saat mengetahui jika dirinya sedang bersama seorang pria di dalam sebuah kamar hotel. Ruangan berukuran sekitar tujuh kali delapan meter itu tampak sangat berantakan, pakaian berserakan di mana-mana.
"Alex," pekik Mayra yang menyadari tatapan mata pria itu kini berbeda padanya. Ada sorot mata yang memancarkan gairah dan juga ketertarikan dari pria tersebut. Mayra berusaha menelan salivanya kuat-kuat, darahnya kian mendidih ketika merasakan sesuatu di balik selimut yang ia kenakan.
Tubuhnya merasa sangat sakit, seperti habis melakukan pertarungan gulat dengan seorang petinju profesinal. Gadis itu meraba di sekitar tempatnya berada. Tubuhnya polos, tidak ada sedikit pun benang yang menempel di badannya selain sebuah selimut berwarna hitam.
"Apa yang sudah terjadi?" tanya Mayra bingung. Ingin rasanya gadis itu mengumpat atas semua yang telah terjadi kepadanya dengan Alex malam itu. Ia sama sekali tidak mengira jika dirinya akan berakhir di tempat tidur bersama dengan pria yang seharusnya menjadi saudara sepupunya.
"Menurutmu, apa?" tanya balik Alex sembari tersenyum puas. Pria itu pun mengambil celana yang jatuh tepat di bawah tempat tidurnya. Lalu ia memakainya di dalam selimut yang masih membalut tubuhnya dan Mayra secara bersama. Setelah itu, Alex beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Bunyi shower yang mengucurkan air deras tidak mampu meredam tangis Mayra. Gadis itu terisak, ia menyesali nasibnya sendiri, bisa-bisanya ia menghabiskan malam bersama dengan Alvin, sepupu dari calon suaminya sendiri. Apa yang akan terjadi saat Luis tahu jika calon istrinya sudah bermain gila di belakangnya bersama dengan sepupunya sendiri. Itu sangat menjijikkan.
Mayra meremas rambutnya dengan kedua tangan. Mencoba menghilangkan memori yang membuatnya sangat gila. Ingatan tentang gairah semalam yang ia lakukan bersama Alex karena pengaruh sebuah minuman beralkohol.
Ia sempat menyadari jika semalam telah melakukan hubungan tidak senonoh itu bersama dengan Alex. Sebab, ia tidak benar-benar mabuk sepenuhnya. Dia hanya tidak bisa mengontrol dirinya sendiri setelah meminum bir bersama dengan Luis, Alex, dan yang lainnya juga. Gadis itu merasa kepanasan, dan begitu terangsang setelah minum minuman beralkohol yang diberikan oleh Alex.
"Apa yang sudah kau campurkan pada minuman itu, Lex?" tanya Mayra saat pria tampan itu keluar dari dalam kamar mandi. Tubuhnya hanya dibalut dengan handuk tebal, sementara dadanya ia biarkan telanjang agar bisa cepat mengering. Alex berjalan santai menuju meja rias yang memiliki kaca berukuran besar di atasnya.
"Apa? Aku tidak memberikan apa-apa? Hanya sebutir obat perangsang saja," Alex terkekeh puas.
"Brengsek, kau Alex. Kau sudah berani menyentuhku!" teriak Mayra kesal. Ia mengumpat berulang kali pada pria yang masih santai mengeringkan rambutnya dengan sebuah handuk kecil. Ia sama sekali tidak peduli dengan ocehan Mayra yang begitu marah atas perbuatannya semalam.
"Kau juga sangat menikmatinya semalam. Ayolah, jangan berpura-pura tidak ingat. Kau bahkan sangat lihai memainkan tubuhmu di atas ranjang. Aku sampai kewalahan," goda Alex tertawa lebar.
"Biadab kau," Mayra melempar bantal ke arah pria itu. Namun, sang pria tidak menggubrisnya sama sekali.
Gadis itu mengintip ke bagian dalam selimut yang membungkus dirinya. Bercak merah itu bahkan mulai mengering di atas ranjang. Bukti kegagahan Alax padanya benar-benar sudah dibuktikan. Bagian bawah gadis itu terasa nyilu, ia hampir tidak bisa bergerak karena menahan rasa perih di sekitar area sensitifnya.
"Apa? Apa yang harus aku katakan kepada Luis? Aku tidak akan sanggup mengakui semuanya di depan pria itu," gumam Mayra pelan dengan genangan air mata yang memenuhi pelupuk matanya. Ia bingung, tenggorokannya seolah tercekat saat mengingat kembali sikap manis Luis kepadanya.
Pria itu sangat baik, ia bahkan rela menentang perjodohan orang tuanya dengan gadis lain karena ingin mempertahankan Mayra. Jika sekarang pria itu tahu bahwa Mayra tidak suci lagi, apakah Luis masih mau menerimanya sebagai seorang istri? Itu mustahil.
"Sudahlah Mayra, tidak ada gunanya kau menyesal. Lusi sama sekali tidak pantas untukmu. Dia hanya akan membuatmu menderita jika kalian sampai menikah. Jadi, lebih baik kau bersamaku saja," sahut Alex santai. Kemudian, pria itu menyisir rambutnya dengan rapi di depan kaca rias berukuran besar.
"Tidak!" teriak Mayra emosi. Jari jemarinya mencengkeram selimut yang membalutnya dengan begitu erat. Sesekali, ia tampak kembali meringis kesakitan.
"Lalu kau mau apa? Kau akan mengakui semuanya di depan Luis. Apa kau mau jika Luis sampai mati terkena serangan jantung jika kau mengatakan semuanya?" rentetan pertanyaan dilontarkan oleh Alex. Pertanyaan yang membuat Mayra semakin terhimpit dengan masalah yang sedang ia hadapi sekarang. Mayra ingin bebas dan kembali bersama Luis, akan tetapi ia juga tidak bisa mengakui perbuatannya di depan calon suaminya tersebut karena akan sangat membahayakan kondisi pria malang itu.
"Luis adalah pria yang lemah. Dia hanya akan membuatmu menderita, sadarlah," bujuk Alex. Kini, pria itu mulai mendekat kembali pada Mayra, lalu duduk di tepian ranjang. Sejenak, Mayra terlihat beringsut ke belakang saat Alex mencoba untuk mendekatinya.
"Setidaknya ia tidak lebih buruk darimu!" teriak Mayra sekali lagi.
Alex semakin tertawa lebar melihat wajah frustasi Mayra. Ia bahkan sudah berhasil membuat pertahanan gadis itu goyah akan keputusannya untuk melanjutkan hubungannya dengan Luis.
"Apa kau yakin dengan hal itu?" tanya Alex yang sedikit membuat Mayra berpikir ulang dengan kata-katanya.
"Tentu saja. Luis sangat mencintaiku. Dia tidak akan pernah meninggalkanku," jawab Mayra yakin. Sorot mata gadis itu menantang, ia sama sekali tidak gentar menghadapi cecaran ancaman dari Alex.
"Itu benar," seringai Alex mengejek. Kemudian, pria itu naik ke atas ranjang. Meraih dagu tirus Mayra untuk dia cengkeram. "Tapi, apa kau bisa menjamin jika kedua orang tua Luis akan setuju menikahkan putranya dengan wanita kotor sepertimu?" Teriak Alex dan menghempaskan wajah gadis itu ke samping.
Mayra menangis tergugu setelah Alex mengatakan hal itu kepadanya. Gadis itu sangat tahu jika kedua orang tua Luis sangat tidak menginginkan pernikahannya dan Luis terjadi. Mayra bukanlah gadis yang berasal dari keluarga yang terpandang seperti Luis, ia hanya seorang karyawan biasa di perusahaan yang dimiliki oleh keluarga calon suaminya. Itu sebabnya mereka menentang keras hubungan Luis dan Mayra karena merasa jika status sosial keduanya tidak sederajat.
Namun itu dulu, Mayra kini sudah dipecat dari pekerjaannya karena diketahui menjalin hubungan dengan Luis. Namun, seiring berjalannya waktu, kedua orang tua Luis pun dapat melunak, mereka mau menerima hubungan Mayra dan Alex demi untuk mengabulkan permintaan putranya yang sedang sekarat tersebut.
Ya, Luis diketahui mengidap penyakit kanker hati stadium dua. Kondisi pria itu semakin hari semakin melemah. Kedua orang tua Luis menginginkan putranya untuk segera menikah agar bisa memiliki semangat hidup lebih kuat. Namun, Luis selalu menolak perjodohan yang mereka minta karena ingin mempertahankan Mayra.
"Mayra, aku harap apapun yang kau putuskan nanti, kau tidak akan pernah menyesalinya," ucapan Alex sedikit melunak. Tangan pria itu menyentuh puncak kepala Mayra yang masih sangat ketakutan.
"Lepaskan aku," pekik Mayra menolak. Ia menjauhkan sentuhan tangan Alex dari kepalanya. Alex pun mengangkat kedua tangannya seolah seperti seorang tawanan yang sedang diringkus oleh pihak kepolisian.
"Oke, aku tidak akan mengganggumu lagi. Sekarang mandilah, dan pakai bajumu, setelah ini kau harus ikut denganku." Alex beranjak. Ia mengenakan kembali kemeja hitam yang semalam ia kenakan saat sedang bersenang-senang dengan Luis, Mayra, dan juga teman-temannya yang lain.
"Tidak!" Jawab Mayra tegas. Ia tidak ingin menjadi budak yang bisa disuruh-suruh oleh manusia seperti Alex.
"Jika kau tidak mau, kau akan lihat potret telanjangmu beberapa saat lagi di sosial media," ancam Alex santai.
Pria di hadapannya sungguh sangat kejam. Mayra sama sekali tidak menyangka jika ternyata Alex adalah seorang psikopat. Pria itu terlihat sedang memakai dasi panjang berwarna merah marun dengan sangat rapi. Sorot matanya masih tidak berhenti menatap ke arah Mayra dari pantulan kaca rias yang ada di depannya.
Tidak ada pilihan lain, Mayra hanya bisa menuruti permintaan Alex jika tidak ingin harga dirinya semakin jatuh di depan semua orang. Gadis itu akhirnya melepas selimut yang selama ini menutupi dirinya, beranjak masuk ke dalam kamar mandi hanya dengan ditutupi oleh kain baju yang ia lilitkan di atas tubuhnya. Sedang langkahnya masih terlihat begitu sangat kesakitan.
Aline tidak pernah menyangka akan mencintai pria seperti Max, yang kasar, arogan, dan juga keras kepala. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa benci yang awalnya menguasai Aline, berubah menjadi cinta karena perlakuan Max yang tiba-tiba saja berubah. Saat cinta mulai menguasai hati, barulah Aline tahu bahwa cinta yang ia rasakan adalah salah. Aline pun merasa bingung menanggapi semua kenyataan yang mengguncang kehidupan cintanya. Lalu, akankah Aline bertahan dengan perasaan cintanya kepada Max? Atau, dia justru melepas Max dan memilih cinta yang lain?
"Aahhh ...." Desahan kembali terdengar saat Nicky mulai mendekatkan telinganya pada bagan tembok. Suara samar ranjang yang berdecit membuatnya merasa panas dingin di tempatnya berdiri. Peluh terus saja keluar dari kening dan seluruh bagian tubuhnya yang memanas. Sebagai seorang pria normal, suara-suara itu berhasil membuatnya frustasi. Gejolak yang hampir setiap malam terdengar dari balik tembok apartemennya membuatnya gila. Nicky, berusaha mencari tahu siapa pemilik apartemen sebelah yang selalu mengganggunya dengan suara-suara erangan penuh hasrat itu. Tapi sayangnya, Nicky tidak pernah berhasil bertemu dengannya. Lalu, apakah Nicky akan terus mencoba? Atau, ia justru menyerah dan membiarkan fantasi liarnya terpendam tanpa bisa disalurkan pada gadis yang ia idamkan?
Mengandung adegan dewasa 21+ Raisa Anastasya mengalami kematian tragis, tertabrak truk, setelah melabrak tunangannya yang tengah berselingkuh. Bukannya mati dan kembali ke alam baka, Raisa malah masuk ke tubuh perempuan lain yang juga bernama Raisa, seolah semesta memberikan kesempatan kedua padanya. Sembari memanfaatkan paras cantik tubuh barunya, Raisa mulai menjalankan rencananya untuk balas dendam. Tapi tiba-tiba Zefan, direktur perusahaannya yang terkenal punya sifat sangat dingin, menarik Raisa ke salah satu kamar. Di bawah pengaruh alkohol, dia merenggut keperawanan Raisa karena mengira wanita itu adalah Raisanya yang lama. Setelah menghabiskan malam-malam menggairahkan bersama direktur, Raisa selalu terbayang saat mereka melakukan hubungan dan dibuat ketagihan oleh sang direktur, sehingga bimbang untuk melanjutkan balas dendamnya. Bisakah Raisa tetap fokus pada rencana utamanya di saat direktur terus menghantui melalui godaan sentuhan yang begitu menggairahkan? Dan apakah Raisa bisa menemukan benang takdirnya yang sebenarnya? Ngobrol sama author di Instagram dan TikTok @hi.shenaaa ya~
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
“Aduh!!!” Ririn memekik merasakan beban yang amat berat menimpa tubuhnya. Kami berdua ambruk dia dengan posisi terlentang, aku menindihnya dan dada kami saling menempel erat. Sejenak mata kami bertemu, dadanya terasa kenyal mengganjal dadaku, wajahnya memerah nafasnya memburu, aku merasakan adikku mengeras di balik celana panjang ku, tiba-tiba dia mendesah. “Ahhh, Randy masukin aja!” pekik Ririn.
Setelah malam yang penuh gairah, Viona meninggalkan sejumlah uang dan ingin pergi, tetapi ditahan oleh sang pria. "Bukankah giliranmu untuk membuatku bahagia?" Viona, selalu menyamar sebagai wanita jelek, tidur dengan om tunangannya, Daniel, untuk melarikan diri dari pertunangannya dengan tunangannya yang tidak setia. Daniel adalah sosok yang paling dihormati dan dikagumi di kota. Kabar tentang petualangan romantisnya beredar, beberapa mengatakan mereka melihatnya mencium seorang wanita di dinding dan yang lain menyebutnya gosip. Siapa yang bisa menjinakkan hati Daniel? Kemudian, yang mengejutkan, Daniel ketahuan membungkuk untuk membantu Viona mengenakan sepatu, semata-mata demi mendapatkan ciuman darinya!
Bad boy adalah istilah yang dipakai untuk menjuluki Elang. Mahasiswa tampan yang tingkahnya masuk dalam kategori 'nakal'. Dalam acara malam keakraban dengan mahasiswa baru yang digelar di alam terbuka, Elang hadir sebagai panitia dengan misi pribadi. Yaitu mendekati mahasiswi yang memiliki paha mulus seperti Syahreni. Mahasiswi yang jadi sasaran kadal kampus karena daya tariknya yang konon seperti Afrodit. Namun, Elang yang setengah mabuk bukannya mengencani sang pujaan hati, tapi justru terdampar di tenda dengan dosen pembimbing saat malam sebelum acara rafting dimulai. "Ini salah paham, Bu Nindya!" ujar Elang tercekat. Wajahnya pucat dan penuh sesal sesaat setelah mengendurkan gairahnya. Sang dosen melotot, menaikkan kedua alis lalu menyahut galak, "Ini bukan salah paham namanya! Ini murni salah paha, Elang!"