Tiga sahabat yang reuni kembali setelah tiga belas tahun tak berjumpa karena sempat bersitegang dalam suatu masalah. Selai Selena, seorang wanita yang rupanya telah menjadi seorang janda dengan tiga orang anak. Dulunya, ia merupakan sosok gadis primadona. Tomato Tami, seorang istri dan ibu dari seorang anak. Kehidupannya nyaris tak ada yang berubah sejak ketiganya terakhir kali bertemu. Yakni berprofesi sebagai PNS rendahan di kantor daerah. Roti Rostiana, seorang wanita karir yang sukses tetapi memilih untuk melajang dan hidup bebas seperti impiannya sejak lama. Dulunya, ia dikenal sebagai gadis yang manja. Dalam pertemuan tersebut, selain untuk melepas rindu dan makan bersama, ternyata ada kisah yang sebenarnya belum mereka ceritakan satu sama lain. Ada beban, tangisan, kebahagiaan dan curahan yang mulai terkuak yang kemudian membentuk mereka hingga sekarang. Kisah apa saja itu? *** IG : @xxvilumier
Sebenarnya begini, karena pada dasarnya masyarakat di negara kita telah terbiasa tumbuh dengan memakan nasi, maka sarapan roti itu adalah hal yang kurang umum. Kecuali jika dipengaruhi oleh sinetron dari tahun 90-an yang mana akan selalu ada tiga hal ini di meja makan para tokohnya;
Roti, Selai, dan Jus Jeruk. Ketiganya adalah menu mutlak.
Tapi semenjak masa milenium menyerang, semua orang di negeri agraris ini mulai terbiasa sarapan roti. Beberapa bahkan mulai memakan sereal alih-alih lontong sayur atau oatmeal alih-alih bubur ayam. Kebule-bulean.
Namun mengesampingkan hal di atas, sesungguhnya ini bukanlah perkara menu makanan atau semacamnya―walau tak dapat dipungkiri, ke depannya akan ada secuil pembahasan mengenai itu―melainkan ini tentang anak-anak Selai Selena yang sejak pagi tadi ribut menentukan apakah mereka harus sarapan atau tidak.
Pasalnya, semalam Selena berkata pada mereka bertiga, "Besok Mami mau pergi reuni dengan teman-teman Mami. Kalian mau ikut?"
Dua orang ikut, satu orang tampak ogah-ogahan. Antara malas ikut, tapi tak mau ditinggal. Tipikal bocah ingusan yang sedang beranjak remaja. Istilah kata; Labil.
Maka akhirnya mereka sepakat untuk ikut saja. Karena, toh, tak ada hal lain yang menarik yang bisa dilakukan di rumah selain menonton televisi yang isinya Tupai betina dan Gurita tanpa celana yang bahkan harus disensor secara tak wajar.
Imbuh Selena, "Tapi, harus berangkat pagi-pagi sekali, karena tempatnya jauh."
Nah, jadi itulah kenapa ketiga remaja itu saling berdiskusi agak alot untuk menentukan apakah mereka harus memasak sarapan dulu atau tidak. Sehingga sebagai mami yang baik nan bijak, Selena memberi opsi terakhir seperti ini;
"Nanti kalau benar-benar lapar di tengah perjalanan, kita berhenti saja di Indoapril dan beli beberapa roti. Oke?"
Dan karena tampaknya tak ada jawaban lain selain 'oke', berarti semua setuju. Lalu,pukul enam lewat empat puluh lima menit, mereka benar-benar meluncur pergi.
Bukan meluncur secara harfiah.
Tetapi, itu berarti keempat anggota keluarga ini pergi dengan mobil ke suatu tempat. Dalam dunia sastra, itu dapat diartikan 'meluncur'. Begitulah.
Serupa tapi tak sama. Hal tersebut juga sempat menjadi dilema bagi Tomato Tami.
Baginya, sulit benar untuk memutuskan apakah dirinya harus mengikuti acara keluarga pihak suaminya atau tetap pergi reuni dengan dua sahabat lamanya.
"Soalnya, Mas," ia berkata pada pada suaminya, "aku sudah susah payah mengatur jadwal kami bertiga supaya bisa bertemu besok. Sudah dari dua tahun yang lalu, lho, rencananya. Masa tiba-tiba aku membatalkan begitu saja, sih?" Tami mendecak jengkel. Sebab bukannya mendukung, sang suami justru menjawab tanpa beban seperti ini;
"Ya, tinggal bilang saja kalau kamu ada urusan keluarga yang tak bisa ditinggal."
"Mas, ih! mana bisa begitu. Lagipula, kenapa kamu bilangnya mendadak begini, sih? Kenapa nggak kasih tahu dari jauh-jauh hari?!"
"Mbak Retno juga baru kasih tahu aku tadi sore," sahut suaminya sambil memeluk guling, "Oh iya, besok tolong siapkan baju, ya. Acara penting soalnya."
"Penting apanya?" suara Tami mulai meninggi, "Arisan keluarga itu penting dari mananya?! Kalau cuma mau pamer cucu dan jabatan, sih, lebih baik aku pergi reuni dengan teman-temanku saja!"
Dan inilah alasan mengapa mereka bertengkar malam itu. Tanpa titik temu. Alhasil, keesokan harinya, sang suami mengajak anak semata wayang mereka ke pertemuan keluarga. Sementara Tami tetap memilih untuk berangkat ke acara reuni.
Bahkan, saking kesalnya, suami Tami sempat menyindir;
"Ayo, Nak, kita berangkat sekarang."
"Ibu nggak ikut, Pak?"
"Nggak. Ibu lebih memilih senang-senang sama teman lamanya dibanding dengan kita," berkata dengan nada agak culas, dan kalau boleh jujur, Tami cukup sakit hati mendengarnya sehingga sepanjang perjalanan menuju restoran di mana ia akan berjumpa dengan dua sahabatnya, Tami terus meneteskan air mata.
Namun, pagi tak selalu diisi dengan sarapan, perselisihan dan kesibukan. Akan selalu ada kekontrasan. Akan selalu ada yang bertolak belakang.
Maka dialah Roti Rostiana.
Mohon singkirkan segala macam tetek bengek jeritan alarm, kegaduhan mencari dasi atau kaos kaki, serta dentingan sendok sayur di dalam panci.
Karena Rostiana tak menyukai itu semua. Ia pecinta ketenangan. Pecandu kesunyian. Perindu kebebasan. Jangan ditanya tentang betapa dirinya benar-benar menjunjung tinggi suasana tenang. Bahkan rumahnya saja berada di kaki gunung yang benar-benar asri dan sunyi. Hanya ada sekitar tiga belas kepala keluarga di sana yang hidupnya hanya bergantung, setidaknya, dari tiga hal; bercocok tanam, menjadi porter bagi para pendaki, dan menyewakan villa.
Rostiana bertahan hidup dengan cara yang ketiga, walau bercocok tanam adalah hobinya. apalagi menanam buah di halaman belakang. Ia bisa menghabiskan waktu hingga berjam-jam.
Makanya, saat di suatu petang usai menanam lobak dan bawang, Rostiana girang bukan kepalang usai mendapat sebuah pesan;
'Kita reuni, yuk, Ros. Aku, kamu, dan Selena. Bagaimana?'
Tanpa banyak berpikir, Rostiana mengiyakan. Tapi bagaimanapun, mereka sudah menjadi orang dewasa sekarang dan orang dewasa selalu memiliki banyak kesibukan, bahkan yang tak diduga-duga. Jadi, jangan heran jika reuni ini baru terlaksana dua tahun kemudian setelah segala drama dan kecanggungan.
Lalu, disitulah tempatnya.
Kompleks restoran sederhana di dekat area persawahan yang memiliki suasana rindang, asri serta jauh dari keramaian. Tempat ini direkomendasikan oleh Rostiana kepada Tami yang kemudian memesan sebuah gazebo untuk reuni kecil mereka.
Alasan Rostiana memilih tempat ini, sederhana saja; Lokasinya berada di tengah-tengah bagi ketiganya dan sama-sama membutuhkan waktu tiga jam perjalanan. Jadi, itu dirasa cukup adil.
Dan ini kira-kira sudah sekitar sembilan atau hendak setengah sepuluh tatkala tiga sahabat ini, setelah belasan tahun berlalu, akhirnya dipertemukan kembali pada suatu reuni.
Suatu pertemuan kembali.
(Bersambung...)
Bagaimana jika keponakan yang dititipkan oleh kakak perempuan nya mulai mengacaukan seluruh tatanan kehidupan nya. Gadis kecil yang dia sangka polos menyimpan cinta mendalam untuk dirinya, memancing hasrat nya berkali-kali hingga pada akhirnya satu malam panas terjadi di antara mereka. Bagaimana caranya dia meminta restu kepada kakak nya sendiri untuk hubungan yang jelas di anggap tidak mungkin untuk semua orang. Namun siapa sangka satu kenyataan dimasa lalu terbuka secara perlahan soal hubungan mereka yang sesungguhnya.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?