Alya, seorang desainer muda berbakat, terlilit utang akibat kecelakaan yang menewaskan orang tuanya. Di saat yang paling sulit, ia bertemu dengan Devan, seorang pengusaha sukses namun dingin. Devan menawarkan solusi: Alya akan menikah kontrak dengannya selama satu tahun, dan sebagai imbalannya, semua utang Alya akan lunas. Awalnya, Alya menolak tawaran itu. Namun, desakan ekonomi dan kebuntuan membuatnya terpaksa menyetujui pernikahan kontrak tersebut. Keduanya memulai kehidupan sebagai pasangan yang hanya terikat oleh sebuah perjanjian. Devan fokus pada pekerjaannya, sementara Alya berusaha membangun kariernya sambil berpura-pura bahagia. Namun, seiring berjalannya waktu, dinding-dinding yang mereka bangun mulai runtuh. Devan mulai tertarik pada sifat Alya yang ceria dan optimis, sementara Alya menemukan kehangatan dan perlindungan dalam diri Devan. Mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama, berbagi rahasia, dan saling mendukung.
"Alya, aku punya tawaran yang bisa menyelesaikan semua masalahmu," suara berat Devan terdengar tegas di ujung telepon. Alya terdiam, jantungnya berdebar kencang. Ia sudah lama mengenal Devan, namun tidak pernah menyangka pria itu akan menghubunginya dengan tawaran seperti ini.
"Devan, maksudmu apa?" tanya Alya dengan suara gemetar, meski mencoba terdengar tenang. "Apa yang bisa kau tawarkan untuk menyelesaikan masalahku?"
"Temui aku di kantorku besok pagi, pukul sepuluh. Aku akan jelaskan semuanya," jawab Devan singkat sebelum menutup telepon, meninggalkan Alya dengan berbagai pertanyaan yang berputar di benaknya.
Alya menatap layar ponselnya yang kini gelap, masih terkejut dengan percakapan barusan. Hidupnya sedang berada di titik terendah. Setelah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, Alya terpaksa menanggung beban utang yang mereka tinggalkan. Utang itu bukan hanya besar, tetapi juga menumpuk bunga setiap bulan, menghancurkan setiap harapan Alya untuk keluar dari lubang hitam finansial ini.
Setiap malam, Alya menghabiskan waktunya bekerja di studio kecilnya, merancang gaun-gaun impian yang semoga suatu hari bisa membawanya keluar dari masalah ini. Namun, kenyataannya tak seindah impiannya. Pelanggan yang datang hanya sedikit, dan pendapatannya tidak cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, apalagi membayar utang. Bahkan, biaya sekolah adiknya, Nadia, menjadi beban tambahan yang harus dipikirkan setiap bulan.
"Alya, apa kau baik-baik saja?" suara lembut Maya, sahabat sekaligus rekan kerja Alya, membuyarkan lamunan.
Alya mengangguk pelan. "Aku... Aku baru saja menerima telepon dari Devan."
Maya mengerutkan kening. "Devan Ardian? Pengusaha sukses itu? Kenapa dia meneleponmu?"
"Dia bilang punya tawaran yang bisa menyelesaikan semua masalahku," jawab Alya dengan nada ragu. "Aku harus menemuinya besok pagi."
Maya menatap Alya dengan tatapan prihatin. "Kau tahu, Alya, hati-hati dengan tawaran semacam itu. Orang seperti Devan tidak akan menawarkan bantuan tanpa alasan."
Alya menghela napas berat. "Aku tahu, Maya. Tapi aku tidak punya pilihan. Utang ini menghancurkan hidupku, dan aku harus melakukan sesuatu."
Malam itu, Alya sulit tidur. Pikirannya terus berputar, memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin ditawarkan oleh Devan. Apakah tawaran itu akan menjadi jalan keluar atau justru membawa masalah baru?
Pagi harinya, Alya berdiri di depan gedung perkantoran megah tempat Devan bekerja. Gedung tersebut menjulang tinggi, simbol kesuksesan dan kekuasaan. Dengan langkah ragu, ia masuk ke dalam dan menuju resepsionis.
"Saya Alya Ramadhani. Saya punya janji dengan Pak Devan Ardian pukul sepuluh," katanya dengan suara lembut namun tegas.
Resepsionis tersenyum ramah dan mengangguk. "Silakan, Nona Alya. Pak Devan sudah menunggu di lantai tiga puluh."
Dengan perasaan campur aduk, Alya menaiki lift ke lantai tiga puluh. Pintu lift terbuka, dan ia disambut oleh pemandangan kantor mewah yang penuh dengan aktivitas. Asisten pribadi Devan, Siska Wijaya, segera menghampirinya dan mengantarkannya ke ruang kerja Devan.
"Pak Devan sedang menunggu di dalam. Silakan masuk," kata Siska sebelum meninggalkan Alya sendirian di depan pintu kayu besar itu.
Alya mengetuk pintu perlahan sebelum membukanya. Di balik pintu, Devan duduk di balik meja besar, tampak tenang dan penuh percaya diri. Ia mengangkat pandangannya dan tersenyum tipis saat melihat Alya.
"Alya, terima kasih sudah datang. Silakan duduk," ucap Devan, menunjuk kursi di depan mejanya.
Alya duduk dengan hati-hati, mencoba menenangkan diri. "Devan, apa tawaran yang kau maksud kemarin?"
Devan menghela napas dan bersandar di kursinya. "Aku tahu kau sedang dalam kesulitan, Alya. Utang yang kau tanggung sangat besar, dan aku bisa membantumu melunasinya."
Alya menatap Devan dengan tatapan tak percaya. "Bagaimana caranya?"
Devan menatapnya tajam, seakan menimbang-nimbang kata-kata yang akan diucapkannya. "Kita menikah, Alya. Pernikahan kontrak selama satu tahun. Setelah itu, semua utangmu akan lunas."
Kata-kata Devan menggema di kepala Alya, membuatnya terdiam sejenak. "Menikah kontrak? Maksudmu...?"
"Ya," jawab Devan tegas. "Pernikahan ini hanya formalitas. Tidak ada cinta, tidak ada ikatan emosional. Hanya sebuah perjanjian. Aku akan melunasi utangmu, dan sebagai gantinya, kau harus berpura-pura menjadi istriku selama satu tahun."
Alya merasa dunianya terbalik. Tawaran ini terdengar gila, namun juga menggoda. Ia bisa keluar dari semua masalah keuangannya hanya dengan berpura-pura menikah selama satu tahun. Namun, apakah ia siap untuk menjalani kehidupan seperti itu?
"Kenapa aku, Devan? Kenapa kau memilihku?" tanya Alya akhirnya.
Devan menatapnya dengan serius. "Aku membutuhkan seseorang yang bisa kupercaya. Seseorang yang tidak akan membuat masalah dan memahami situasinya. Dan aku melihat itu dalam dirimu."
Alya menggigit bibirnya, berusaha mempertimbangkan segala kemungkinan. Tawaran ini bisa menjadi jalan keluar dari semua kesulitannya, tapi juga bisa menjadi perangkap yang tidak bisa ia keluar.
Malam itu, Alya kembali ke apartemennya dengan kepala penuh pikiran. Ia berbaring di tempat tidurnya, memandangi langit-langit sambil memikirkan tawaran Devan. Bagaimana mungkin ia bisa mempertimbangkan sesuatu yang begitu gila?
Namun, bayangan utang yang terus menghantuinya membuatnya merenung lebih dalam. Jika ia menolak tawaran Devan, bagaimana ia bisa melunasi semua utangnya? Bagaimana dengan masa depan adiknya, Nadia?
Alya duduk dan menatap keluar jendela, melihat kota yang terus sibuk meski malam sudah larut. Ia tahu, apapun keputusan yang diambilnya, itu akan mengubah hidupnya selamanya.
Keesokan paginya, Alya kembali ke kantor Devan. Kali ini, ia sudah lebih tenang dan siap untuk memberikan jawaban.
Devan menatapnya dengan penuh harap saat Alya duduk di depan mejanya. "Jadi, Alya, apa keputusanmu?"
Alya menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Aku setuju, Devan. Aku akan menikah kontrak denganmu."
Devan tersenyum tipis, tampak lega. "Bagus. Kita akan mulai segera. Aku akan mengatur semuanya. Dan ingat, ini hanya sementara. Setelah satu tahun, kau bebas."
Di balik senyum lega Devan, ada sesuatu yang tidak diketahui Alya. Devan memiliki alasan tersembunyi di balik tawaran pernikahan kontrak ini. Ia memiliki rahasia besar yang tidak pernah ia bagikan dengan siapapun, dan pernikahan kontrak ini adalah bagian dari rencananya untuk menutupi rahasia itu.
Saat Alya meninggalkan kantor Devan, ia tidak menyadari bahwa keputusan yang diambilnya akan membawanya ke dalam dunia yang penuh dengan intrik, rahasia, dan kemungkinan cinta yang tidak terduga.
Hari-hari berikutnya berlalu dengan cepat. Persiapan pernikahan dilaksanakan dengan efisiensi yang mencerminkan profesionalisme Devan. Tidak ada kemewahan berlebihan, hanya upacara sederhana yang dihadiri oleh segelintir orang dekat. Devan mengurus semuanya, sementara Alya hanya perlu hadir dan menjalani perannya.
Pernikahan mereka berlangsung di sebuah vila pribadi milik Devan di pinggiran kota. Tempat itu indah, namun kesederhanaan acara itu mengingatkan Alya bahwa ini bukanlah pernikahan biasa. Tidak ada cinta atau kebahagiaan yang biasanya menyelimuti acara seperti ini, hanya kewajiban yang harus dijalani.
Setelah pernikahan, Alya pindah ke rumah Devan. Rumah itu besar dan megah, tetapi terasa dingin dan sepi. Devan sudah mengatur agar Alya memiliki ruang kerja sendiri di rumah itu, lengkap dengan semua yang dibutuhkannya untuk melanjutkan karier sebagai desainer. Namun, meski dengan segala fasilitas yang tersedia, Alya merasa terasing di tempat itu.
Malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri, Devan menunjukkan kamar tidur utama di lantai atas kepada Alya. "Ini kamarmu," katanya singkat. "Aku akan tidur di kamar tamu. Ingat, ini hanya pernikahan kontrak. Kita tidak perlu berbagi kamar."
Alya hanya mengangguk, merasa sedikit lega namun juga aneh dengan pengaturan ini. Devan benar-benar menjaga jarak dan memastikan tidak ada ikatan emosional di antara mereka.
Waktu berl
alu, dan kehidupan Alya bersama Devan mulai berjalan dengan rutinitas baru. Alya kembali bekerja sebagai desainer, sementara Devan sibuk dengan bisnisnya. Mereka jarang bertemu kecuali saat makan malam, itupun hanya untuk menjaga penampilan di depan staf rumah tangga.
Namun, seiring berjalannya waktu, Alya mulai merasakan ada yang aneh dengan Devan. Meskipun dia tampak dingin dan menjaga jarak, ada momen-momen di mana Alya melihat sisi lain dari dirinya. Sisi yang terluka dan kesepian. Alya tidak bisa menahan diri untuk merasa iba pada Devan, meskipun dia tahu seharusnya tidak terlibat secara emosional.
Suatu malam, Alya sedang bekerja di ruang desainnya ketika Devan tiba-tiba masuk. Wajahnya tampak lelah dan penuh dengan beban. "Alya, bisakah kita bicara?" tanyanya dengan suara pelan.
Alya mengangguk, meletakkan pensil dan menatap Devan dengan penuh perhatian. "Apa yang ingin kau bicarakan, Devan?"
Devan duduk di kursi di depan meja kerja Alya, menghela napas panjang sebelum berbicara. "Aku tahu pernikahan ini aneh bagimu, Alya. Tapi aku ingin kau tahu bahwa ada alasan di balik semua ini. Alasan yang mungkin sulit kau mengerti."
Alya menatap Devan dengan penuh rasa ingin tahu. "Apa alasan itu, Devan? Kenapa kau melakukan semua ini?"
Devan terdiam sejenak, seolah menimbang-nimbang apakah ia harus menceritakan semuanya. "Aku... aku memiliki masa lalu yang rumit, Alya. Ada banyak hal yang tidak kau ketahui tentang diriku. Pernikahan kontrak ini adalah cara untuk melindungi diriku dan juga perusahaan."
Alya mengerutkan kening, mencoba memahami maksud Devan. "Melindungi dirimu? Dari apa?"
Devan menghela napas lagi, tampak ragu untuk mengungkapkan lebih banyak. "Ada banyak orang yang ingin menjatuhkanku, Alya. Bisnis ini penuh dengan persaingan dan intrik. Aku butuh seseorang yang bisa kupercaya untuk berdiri di sampingku, dan itulah kenapa aku memilihmu."
Alya terdiam, mencoba mencerna informasi baru ini. Meskipun ia merasa ada banyak yang masih disembunyikan Devan, ia juga bisa melihat ketulusan di matanya. "Aku mengerti, Devan. Aku akan melakukan yang terbaik untuk membantu."
Devan tersenyum tipis, meskipun senyumnya tidak mencapai matanya. "Terima kasih, Alya. Aku menghargai itu."
Setelah percakapan itu, hubungan mereka sedikit berubah. Meskipun masih ada jarak, ada perasaan saling pengertian yang mulai tumbuh. Alya mulai melihat Devan sebagai lebih dari sekedar pengusaha dingin, tetapi juga sebagai manusia dengan masalah dan ketakutan.
Namun, tidak semua hal berjalan mulus. Kehadiran seorang wanita dari masa lalu Devan, Clara, mulai menambah kerumitan dalam hubungan mereka. Clara adalah mantan tunangan Devan yang kembali muncul dengan klaim bahwa mereka masih memiliki janji yang belum terselesaikan.
Clara adalah wanita cantik dan cerdas, tetapi juga licik. Ia berusaha mendekati Devan dengan berbagai cara, mencoba merusak hubungan antara Devan dan Alya. Alya bisa merasakan kebencian dan permusuhan Clara setiap kali mereka bertemu, tetapi ia berusaha untuk tidak terpengaruh.
Suatu malam, Alya menemukan Clara di ruang tamu, berbicara dengan Devan dengan nada yang penuh provokasi. "Devan, kau tahu kita masih memiliki banyak urusan yang belum selesai. Kenapa kau memilih wanita ini, yang bahkan tidak sepadan denganmu?"
Devan tampak marah, tetapi ia tetap tenang. "Clara, Alya adalah istriku sekarang. Kita sudah selesai."
Clara tertawa sinis. "Oh, jadi kau memilih untuk berpura-pura menikah dengan dia? Semua orang tahu pernikahan kalian hanya sandiwara."
Alya yang mendengar percakapan itu dari balik pintu, merasa sakit hati meskipun ia tahu Clara hanya mencoba memprovokasi. Ia tidak bisa menahan diri untuk masuk ke ruangan itu dan menghadapi Clara. "Clara, cukup. Pernikahan ini mungkin tidak seperti yang kau pikirkan, tetapi aku tidak akan membiarkanmu merusak apa yang ada."
Clara menatap Alya dengan tatapan menghina. "Kau pikir kau bisa menghentikanku, Alya? Devan akan selalu menjadi milikku."
Alya berdiri tegak, menatap Clara dengan tatapan tegas. "Aku mungkin bukan wanita sempurna, tetapi aku tidak akan mundur. Jika kau ingin bermain kotor, kita lihat siapa yang akan menang."
Devan tampak terkejut dengan keberanian Alya, tetapi ia juga terlihat lega. "Sudah cukup, Clara. Tinggalkan rumah ini."
Clara mendengus kesal, tetapi ia akhirnya pergi dengan langkah marah. Setelah Clara pergi, Devan menatap Alya dengan rasa terima kasih. "Terima kasih, Alya. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu."
Alya tersenyum tipis. "Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan, Devan. Kita ada dalam ini bersama-sama."
Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Alya mulai merasakan perasaan yang campur aduk terhadap Devan. Meskipun pernikahan mereka hanya kontrak, Alya tidak bisa mengabaikan perasaan yang mulai tumbuh di dalam hatinya. Ia mulai melihat Devan bukan hanya sebagai penyelamat finansialnya, tetapi juga sebagai pria yang penuh dengan kompleksitas dan kedalaman.
Devan, di sisi lain, juga mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Kehadiran Alya membawa ketenangan dan kehangatan yang sudah lama hilang dari hidupnya. Ia mulai merasa nyaman berbagi masalah dan kekhawatirannya dengan Alya, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Namun, kehidupan mereka tidak sepenuhnya tenang. Clara terus mencoba merusak hubungan mereka dengan berbagai cara, mulai dari menyebar rumor hingga mencoba mempengaruhi bisnis Devan. Meskipun begitu, Alya dan Devan tetap berdiri bersama, menghadapi setiap tantangan yang datang.
Suatu hari, Alya menemukan dokumen lama di ruang kerja Devan. Dokumen itu berisi informasi tentang bisnis Devan dan berbagai masalah yang pernah dihadapinya. Alya membaca dengan teliti, mencoba memahami situasi sebenarnya.
Ketika Devan pulang malam itu, Alya menunggunya di ruang kerja dengan dokumen di tangannya. "Devan, aku menemukan ini. Apa yang sebenarnya terjadi?"
Devan menatap dokumen itu dengan ekspresi serius. "Itu adalah bagian dari masa lalu yang tidak pernah kuceritakan padamu, Alya. Bisnis ini pernah mengalami masa sulit, dan ada banyak orang yang mencoba menjatuhkanku."
Alya mendekati Devan, menatapnya dengan penuh perhatian. "Aku ingin tahu, Devan. Aku ingin membantu."
Devan menghela napas panjang sebelum menceritakan semuanya. "Dulu, aku membuat kesalahan besar dengan mempercayai orang yang salah. Clara adalah salah satu dari mereka. Dia bukan hanya mantan tunanganku, tetapi juga bagian dari rencana untuk mengambil alih perusahaan."
Alya terkejut mendengar pengakuan itu, tetapi ia juga merasa lega karena akhirnya mengetahui kebenaran. "Aku mengerti sekarang, Devan. Kita harus berhati-hati dengan Clara."
Devan mengangguk. "Ya, kita harus. Tapi dengan kau di sisiku, aku merasa lebih kuat."
Malam itu, Alya merasa beban di hatinya sedikit berkurang. Meskipun pernikahan mereka dimulai dengan kebohongan, ia merasa ada harapan untuk masa depan. Ia dan Devan mulai merencanakan langkah-langkah untuk melindungi perusahaan dan menghadapi Clara.
Sementara itu, hubungan mereka semakin dekat. Alya dan Devan mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama, berbicara tentang masa depan dan impian mereka. Alya merasa Devan adalah pria yang baik meskipun memiliki banyak masalah, dan ia ingin membantunya keluar dari kegelapan masa lalu.
Suatu malam, Devan mengajak Alya ke taman yang indah di belakang rumah mereka. Taman itu penuh dengan bunga dan lampu-lampu kecil yang bersinar, menciptakan suasana yang tenang dan romantis.
"Alya, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu," Devan memulai dengan suara lembut. "Aku tahu pernikahan kita dimulai dengan kontrak, tetapi selama beberapa bulan terakhir, aku mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Kau membawa kebahagiaan dan kedamaian dalam hidupku yang sudah lama hilang."
Alya menatap Devan dengan mata berbinar, merasa perasaan yang sama. "Devan, aku juga merasakan hal yang sama. Meskipun awalnya aku hanya melihat ini sebagai jalan keluar dari masalahku, aku mulai melihatmu sebagai lebih dari sekedar suami kontrak. Kau adalah seseorang yang ingin kulindungi dan kusayangi."
Devan tersenyum, menggenggam tangan Alya dengan lembut. "Alya, maukah kau memberiku kesempatan untuk menjadikan pernikahan kita nyata? Aku ingin mencoba mencintaimu dengan sepenuh hati, bukan karena kontrak, tetapi karena perasaan yang tulus."
Alya merasa hatinya hangat mendengar kata-kata Devan. "Aku juga ingin mencoba, Devan.
Mari kita mulai dari awal, sebagai suami istri yang sebenarnya."
Dengan senyum penuh kebahagiaan, mereka berdua berjalan di taman itu, merasakan angin malam yang sejuk dan kehangatan cinta yang mulai tumbuh di antara mereka.
Namun, kebahagiaan mereka tidak bertahan lama. Clara kembali dengan rencana baru yang lebih licik dan berbahaya. Ia bersekongkol dengan rival bisnis Devan untuk menjatuhkan perusahaan dan mengambil alih kendali.
Alya dan Devan harus bersatu lebih kuat dari sebelumnya untuk menghadapi ancaman ini. Mereka bekerja sama, menggunakan setiap sumber daya dan strategi yang mereka miliki untuk melindungi apa yang mereka bangun.
Pertarungan ini tidak mudah, tetapi dengan dukungan dan cinta yang tumbuh di antara mereka, Alya dan Devan berhasil mengatasi semua rintangan. Mereka menyadari bahwa cinta mereka adalah kekuatan terbesar yang bisa melawan segala keburukan dan intrik.
Pada akhirnya, Alya dan Devan berhasil mempertahankan perusahaan dan mengusir Clara dari hidup mereka. Pernikahan kontrak mereka berubah menjadi pernikahan yang penuh dengan cinta dan pengertian.
Dengan masa lalu yang kelam di belakang mereka, Alya dan Devan melangkah maju dengan keyakinan baru. Mereka tahu bahwa apapun yang terjadi, mereka akan selalu memiliki satu sama lain untuk mendukung dan mencintai.
Alya terus bekerja sebagai desainer, meraih kesuksesan yang semakin besar. Devan, dengan dukungan Alya, berhasil membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan. Mereka berdua menjalani kehidupan yang penuh dengan cinta, kebahagiaan, dan pencapaian.
Kisah mereka menjadi bukti bahwa cinta bisa tumbuh dari tempat yang paling tidak terduga, dan dengan ketulusan dan keberanian, semua masalah bisa diatasi. Alya dan Devan menemukan bahwa bersama-sama, mereka bisa menghadapi apapun yang datang dan menjalani kehidupan yang mereka impikan.
Mengandung adegan dewasa 21+ Harap bijak memilih bacaan! Permainan dimainkan oleh siapa saja. Di kalangan mana saja, kelas atas atau kelas bawah, mereka memiliki permainannya masing-masing. Sama halnya dengan seorang boss yang memiliki mainannya sendiri. Namun, apakah pantas seorang boss memainkan hati sekretarisnya sendiri? Carla Azannadia merasa hidupnya kurang beruntung, ia terlahir dari seorang ibu yang merupakan pembantu rumah tangga di rumah keluarga Barrack. Tetapi, sebuah kecelakaan pesawat membuat ibunya dan anggota keluarga Barrack meninggal dunia. Ia kini bekerja sebagai seorang sekretaris di perusahaan Royal Group. Namun, ia tak benar-benar menjadi sekretaris, ia diperintahkan oleh Gerald Barrack Amyts untuk menjadi mata-mata. Itulah awal mula dari semua penderitaan yang menimpa Carla. Akankah Carla memiliki cinta sejati yang selalu ia impikan? Bisakah ia lepas dari permainan Bossnya?
Mengandung adegan dewasa 21+ Harap bijak memilih bacaan! “Saat ini … aku sedang mengandung anak dari suamimu...” Pernyataan sahabatnya itu, mampu membuat dunia Olivia Fredella Efendi, runtuh dalam sekejap! Sebuah pengkhianatan telah membuat Olivia hilang kepercayaan terhadap Alvaro, sang suami, yang telah menghamili Prisa, sahabatnya. Sehingga semua penjelasan sudah tak lagi didengarnya, dan Olivia memantapkan hatinya untuk berpisah dengan Alvaro meskipun Alvaro menolak. Namun sialnya, setelah mereka bercerai dan Alvaro menikah dengan Prisa, Dokter mengatakan, Olivia tengah mengandung. Tak ingin Alvaro mengetahuinya, Olivia pun pergi dan tinggal di luar kota untuk sementara waktu sampai ia siap untuk kembali pulang. Dan tanpa disangka-sangka, di tempat baru, Olivia bertemu dengan seorang Pria yang mampu membuatnya jatuh cinta untuk yang kedua kalinya. Sementara Alvaro terpuruk dengan perginya Olivia.
Malam Natal itu menjadi malam terburuk sepanjang hidup Hanako Rin Sudo. Dia dicampakkan oleh kekasihnya, dan harus rela diboyong pulang ke rumah Ryoma Otsuka untuk membayar hutang kakaknya. Ryoma Otsuka adalah laki-laki arogan dan misterius, pemilik perusahaan kosmetik terkemuka di Tokyo. Dia setuju untuk menghapus semua hutang Tomohiro Yamashita Sudo dengan syarat Hanako harus membayar penuh—dia harus menjadi istrinya. Namun, Ryoma tidak menyadari bahwa dirinya akan terjebak dalam badai yang berbahaya.
Setelah malam yang penuh gairah, Viona meninggalkan sejumlah uang dan ingin pergi, tetapi ditahan oleh sang pria. "Bukankah giliranmu untuk membuatku bahagia?" Viona, selalu menyamar sebagai wanita jelek, tidur dengan om tunangannya, Daniel, untuk melarikan diri dari pertunangannya dengan tunangannya yang tidak setia. Daniel adalah sosok yang paling dihormati dan dikagumi di kota. Kabar tentang petualangan romantisnya beredar, beberapa mengatakan mereka melihatnya mencium seorang wanita di dinding dan yang lain menyebutnya gosip. Siapa yang bisa menjinakkan hati Daniel? Kemudian, yang mengejutkan, Daniel ketahuan membungkuk untuk membantu Viona mengenakan sepatu, semata-mata demi mendapatkan ciuman darinya!
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Selama tiga tahun yang sulit, Emilia berusaha untuk menjadi istri Brandon yang sempurna, tetapi kasih sayang pria itu tetap jauh. Ketika Brandon menuntut perceraian untuk wanita lain, Emilia menghilang, dan kemudian muncul kembali sebagai fantasi tertinggi pria itu. Menepis mantannya dengan seringai, dia menantang, "Tertarik dengan kolaborasi? Siapa kamu, sih?" Pria tidak ada gunanya, Emilia lebih menyukai kebebasan. Saat Brandon mengejarnya tanpa henti, dia menemukan banyak identitas rahasia Emilia: peretas top, koki, dokter, pemahat batu giok, pembalap bawah tanah ... Setiap wahyu meningkatkan kebingungan Brandon. Mengapa keahlian Emilia tampak tak terbatas? Pesan Emilia jelas: dia unggul dalam segala hal. Biarkan pengejaran berlanjut!
WARNING AREA 21+ Harap bijak dalam membaca. Berisi kata-kata kasar dan adegan dewasa yang tak cocok dibayangkan oleh anak dibawah umur. Jadi hati-hati ya. ***** Diputuskan sang kekasih hanya karena tak mau memberikan keperawanannya membuat Renata frustasi. Ia sangat mencintai Dinar namun pria itu dengan seenak hati membuangnya. Galaunya Rena dilampiaskan oleh gadis itu mabuk di bar sampai tak sadarkan diri. Beruntung, Ervin teman Rena dari kecil sekaligus musuh bebuyutan Rena diminta oleh papinya Rena untuk mencari gadis itu. Dengan ditemukannya Rena di bar oleh Ervin, papinya Rena meminta Ervin menjadi bodyguardnya dan memantau kemana pun Rena pergi. Hal itu membuat Rena emosi. Ia selalu mencari cara untuk Ervin tak tahan dengannya. Namun waktu berlalu, siapa sangka Sebuah ciuman lembut dari Ervin mampu membuat Rena terbuai, bahkan sejak saat itu kehidupan keduanya berubah menjadi lebih panas.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.