/0/16630/coverbig.jpg?v=af4949d7071372674c01b7daf4fa5b8a)
"Aku tidak menerima penolakan. Suka atau tidak, malam ini kau harus melayaniku," ucap Devan dengan tegas. Tanpa membalikkan tubuhnya. "A-aku tidak bisa. Tolong jangan memintaku melakukannya," Sania bicara dengan suara terbata. "Kau lupa jika sudah menandatangani perjanjian itu?" tanya Devan. "A-aku ...." Sania tidak dapat melanjutkan kalimatnya. Gadis itu sibuk memilin ujung gaun pengantinnya. Sania merasa gugup. ------------------***---------------- Pertemuan Devandra Adiwiyatama dengan Sania Pertiwi, membuat keduanya terlibat dalam sebuah perjanjian pernikahan. Namun, siapa sangka. Ternyata pernikahan mereka tidak mendapatkan restu dari Nyonya Hartati-- ibu Devan. Sementara Devan menikah dengan Sania demi memenuhi wasiat ayahnya dan juga demi kepentingannya. Lalu bagaimanakah kisah Devan dan Sania selanjutnya? Apakah tidak akan ada cinta yang hadir dalam pernikahan mereka? Sementara Devan menuntut Sania untuk memberinya keturunan. Apakah mereka akan terus bersama setelah Sania melahirkan anak? Atau Devan akan membiarkan Sania bebas sesuai dengan janjinya?
"Ada apa, Rey?" tanya Devan pada sekertaris pribadinya yang bernama Reyhan. Saat Reyhan menghentikan mobilnya secara mendadak.
Devan Adiwiya Tama baru saja bertemu dengan klien, ia naik mobil hitam dan disopiri oleh sekertaris pribadinya. Mereka lewat jalanan yang sangat sepi. Tiba-tiba dari persimpangan jalan sepi itu, datang seorang gadis yang berlari tanpa memperhatikan jalan.
Suara rem dan benturan terdengar secara bersamaan. Karena tepat saat itu, tubuh gadis itu terserempet mobil yang Reyhan kendarai. Gadis itu tak lain adalah Sania Pertiwi.
Karena duduknya di bagian belakang. Jadi, Devan tidak melihat apa yang terjadi di depan sana.
"Maaf Tuan, ada yang lewat tiba-tiba," jelas Reyhan, yang langsung mematikan kendaraan yang dikemudikannya.
"Terus kamu tabrak?" tanya Devan dengan mata melebar.
"Saya tidak sengaja, Tuan!" kilah Reyhan membela diri.
"Astaga, Rey! Cepat keluar dan lihat!"
Reyhan mengangguk dan segera keluar dari dalam mobil.
"Bisa-bisanya dia menabrak orang. Matanya itu dimana? Apa di dengkul. Seharusnya dia itu waspada saat berkendara. Ini malah orang lewat ditabrak."
Devan menggerutu sendiri di dalam mobil. Tubuhnya sangat lelah, dia ingin segera pulang dan istirahat. Tapi apa, di perjalanan malah menabrak orang.
"Nona, Anda tidak apa-apa?" tanya Reyhan yang sudah berada di sisi Sania.
Wanita itu menunduk sambil meringis merasakan nyeri. Bagian sikunya berdarah tak hanya itu, kakinya juga sakit.
"Aku tidak apa-apa," ucap Sania pelan.
"Apa Anda bisa berdiri?" tanya Reyhan.
"Mm," wanita itu mengangguk. Lantas mencoba untuk bangkit. Namun, belum juga bisa berdiri dengan sempurna.
Tiba-tiba ....
"Itu dia!" seru seseorang dari arah datangnya Sania tadi. Kedatangan orang-orang itu, seketika saja membuat Sania panik.
Reyhan menoleh ke arah sumber suara. Tiga pria berpakaian hitam sedang berjalan ke arah mereka. Jika dilihat dari pakaiannya. Mereka seperti bodyguard.
"Tuan, tolong aku! Mereka orang-orang jahat. Mereka mau menculik ku."
Sania mendekati Reyhan dan meminta perlindungan. Wajahnya terlihat ketakutan, Reyhan bisa melihatnya dengan jelas.
"Hei! Serahkan wanita itu pada kami!" seru salah satu dari ketiga orang itu dengan nada garang.
Reyhan menatap ketiga orang itu dengan wajah datar. Terkesan tidak peduli dan acuh.
"Siapa kalian? Kenapa aku harus menyerahkan wanita ini pada kalian?" tanya Reyhan dengan dingin.
"Siapa kami, itu bukan urusan kalian. Wanita itu sumber uang kami. Jadi, serahkan wanita itu kepada kami. Sekarang juga!"
Lelaki itu bicara dengan nada arogan, menyuruh Reyhan untuk menyerahkan Sania kepada mereka. Namun, Reyhan tidak mengindahkannya sama sekali.
"Rey! Ada apa lagi? Kenapa kau lama sekali? Dan itu ... siapa mereka?"
Tiba-tiba Devan keluar dan bertanya pada Reyhan. Lelaki itu sudah berdiri dengan berkacak pinggang di pinggir mobil. Karena merasa kesal menunggu Reyhan yang tak kunjung kembali. Ditambah ada beberapa pria tak dikenal menghampiri.
Tak hanya itu, Devan juga melihat wanita yang bersembunyi di belakang Reyhan, sedang ketakutan. Wajahnya terlihat pucat pasi. Pakaiannya terlihat lusuh.
"Mereka sepertinya penculik gadis untuk rumah mucikari, Tuan."
"Apa?"
Mendengar penjelasan Reyhan, Devan terlihat terkejut. Mulutnya sampai terbuka lebar tanpa sadar. Saking terkejutnya. Sementara ketiga orang yang menginginkan Sania, nampak saling lirik dengan temannya.
"Jadi, wanita itu lari dari mereka bertiga?" tanya Devan.
"Iya, Tuan. Mereka ingin menjual saya," sela Sania dengan suara terbata.
Devan sangat geram mendengar jawaban Sania. Lelaki itu lantas menatap garang ke arah ketiga laki-laki yang mengejar Sania.
"Kalian bertiga, cepat pergi dari sini. Jika tidak, aku akan menghubungi polisi. Untuk membekuk kalian bertiga!" ancam Devan dengan tegas.
Mendengar kata polisi, ketiganya terlihat gusar. Tak ingin berurusan dengan hukum, akhirnya mereka bertiga memilih pergi dari sana. Sania merasa lega melihat kepergian ketiga orang itu.
"Terimakasih atas bantuannya, Tuan," ucap Sania dengan tulus.
"Sama-sama, Nona."
Sania tersenyum sekilas, setelah itu tiba-tiba Sania merasa pandangan matanya buram. Kepalanya juga terasa pening. Dan setelah itu semua terasa gelap. Sania limbung, Reyhan segera menangkap tubuhnya.
"Tuan, dia pingsan. Ini bagaimana?" seru Reyhan.
"Ck, menyusahkan orang saja. Bawa dia ke mobil," titah Devan.
***
Pertemuannya yang tak sengaja dengan Sania, Devan gunakan untuk menjerat Sania dalam sebuah perjanjian dan memanfaatkan Sania untuk kepentingannya.
Sementara Sania yang tak tahu harus kemana. Pekerjaan pun tak punya, terpaksa menerima perjanjian yang Devan tawarkan.
Pernikahan, sesuatu yang sakral dilakukan oleh pasangan. Harus Sania perankan bersama dengan Devan. Laki-laki yang menolongnya dari kejaran para penculik, yang ingin menculiknya.
Singkat cerita, Sania dan Devan pun menikah. Setelah acara janji suci pernikahan selesai. Devan menyuruh Reyhan untuk mengantarkan Sania ke sebuah hotel lebih dulu. Sementara Devan sedang ada sedikit urusan.
"Nona, gunakanlah pakaian dinas yang sudah disediakan untuk menyenangkan Tuan Devan malam ini," ucap Reyhan. Mereka kini sudah sampai di hotel. Reyhan mengantarkan Sania sampai di unit kamar yang sudah di reservasi.
"Pakaian dinas?" ulang Sania dengan heran.
"Iya. Sudah kami sediakan di dalam. Selamat beristirahat."
Setelah berucap seperti itu, Reyhan langsung pergi begitu saja. Tidak membiarkan Sania untuk kembali bertanya. Dan betapa terkejutnya Sania, ketika gadis itu melihat ke arah ranjang king size di dalam kamar hotel tersebut.
"Apa ini?" pekik Sania saat matanya melihat sebuah gaun malam transparan, terbentang rapi di atas ranjang tersebut.
"Apa ini pakaian dinas yang orang tadi maksud?"
Sania terperangah memandangi pakaian itu. Tangannya tergerak untuk mengambilnya. Sania mengambil hanger yang digunakan untuk menggantung pakaian itu dengan hati-hati.
"Ya Tuhan! Ini bukan pakaian. Ini lebih mirip dengan saringan tahu."
Sania mengangkat tinggi-tinggi pakaian itu dan menerawangnya. Sangat tipis dan benar-benar transparan. Belum menggunakannya saja, Sania sudah bergidik ngeri.
"Kainnya emang lembut dan halus. Tapi, ini tuh tipis sekali. Mana bisa aku memakainya," ucap Sania bermonolog sendiri.
Gadis itu menggelengkan kepalanya berkali-kali.
"Sama saja tidak memakai baju. Tubuhku bisa kelihatan kalau memakai pakaian seperti ini," ucapnya lagi, terlihat enggan untuk berganti dengan pakaian di tangannya.
Tidak ingin Devan melihat pakaian dinas itu, Sania membawa pakaian itu ke dalam kamar mandi dan menggantungnya di sana. Setelahnya, Sania keluar lagi dari kamar mandi. Bertepatan dengan Devan yang baru saja masuk ke dalam kamar.
"Kau belum berganti pakaian?" tanya Devan dengan mata memicing.
"I-itu, Tuan."
"Aku tidak mau mendengar alasanmu. Cepatlah ganti pakaianmu. Aku ingin kau melayaniku malam ini." Devan berucap dengan nada dingin. Lelaki itu berjalan menuju jendela kaca yang mengarah ke balkon.
"Tapi, Tuan. Aku tidak bisa melayani mu untuk malam ini." Sania mencoba menolak dengan halus.
"Aku tidak menerima penolakan. Suka atau tidak, malam ini kau harus melayaniku," ucap Devan dengan tegas. Tanpa membalikkan tubuhnya.
"A-aku tidak bisa. Tolong jangan memintaku melakukannya." Sania bicara dengan suara terbata.
"Kau lupa jika sudah menandatangani perjanjian itu?" tanya Devan.
"A-aku ...."
Sania tidak dapat melanjutkan kalimatnya. Gadis itu sibuk memilin ujung gaun pengantinnya. Sania merasa gugup.
"Apa kamu lupa dengan isi perjanjian itu?" tanya Devan dengan nada dingin.
"Aku ingat. Tapi bagaimana mungkin aku ...," Sania tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Suaranya seakan tercekat di tenggorokan. Susah sekali untuk keluar.
"Ingat Nona Sania, setiap poin dalam perjanjian itu harus kamu laksanakan. Jika tidak ... aku tidak segan-segan untuk menyerahkan mu pada orang yang waktu itu mengejar mu!" ancam Devan dengan tegas.
"Jangan!"
Sania dengan cepat menyahut. Gadis itu benar-benar panik.
"Beri aku waktu. Aku akan menuruti semua keinginanmu," pinta Sania.
"Lima menit. Waktumu hanya lima menit dari sekarang!" tegas Devan.
***
Tanpa banyak bicara ataupun bernegosiasi lagi. Sania segera melangkah menuju kamar mandi. Gadis itu hendak berganti pakaian. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.
"Bagaimana aku melakukannya?" gumamnya pelan.
Pandangan mata Sania tertuju pada pakaian yang tergantung pada gantungan baju. Sudah berusaha menyembunyikannya. Pada akhirnya, Sania tetap saja terpaksa harus mengenakan pakaian dinas itu.
"Apa aku harus mengenakannya?" tanyanya pada diri sendiri. Masih ada keraguan di dalam hatinya. Sania juga merasa malu jika harus mengenakan pakaian itu. Tapi, peringatan Devan yang tidak suka dibantah. Itu membuat Sania membulatkan tekad.
"Hah! Sudahlah. Buat apa aku mengeluh. Pada akhirnya aku tetap harus memakainya. Suka ataupun tidak, tetap saja. Bukankah Tuan Devan sudah mengatakan. Dia tidak suka penolakan!
"Kamu pasti bisa, Sania! Ayo semangat!"
Sania berusaha menyemangati dirinya sendiri sebelum akhirnya berganti pakaian.
***
"Baiklah. Lakukan yang terbaik. Ingat Ray, jangan sampai mereka curiga dengan pernikahanku. Bagaimanapun caranya, kamu harus bisa menutupi semuanya dengan rapi."
Saat ini Devan sedang bicara dengan Rayhan melalui telepon. Sembari menunggu Sania yang sedang berganti pakaian. Pria bertubuh atletis dengan paras rupawan itu, memberi peringatan tegas kepada sekretarisnya. Apalagi jika bukan tentang pernikahannya dengan Sania.
"Baik, Tuan. Saya mengerti. Apa ada lagi yang harus saya lakukan, Tuan?"
"Aku rasa cukup itu saja. Ingat, jangan sampai bocor."
"Baik, Tuan."
Setelah mendapatkan jawaban dari Reyhan. Devan segera memutuskan sambungan telponnya. Tepat saat itu pintu kamar mandi terbuka.
Devan segera membalikkan tubuhnya yang tadi menghadap balkon. Pandangan matanya langsung tertuju pada sosok yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Kau ...."
Devan terperangah melihat penampilan Sania.
"Apa yang kau pakai itu?" tanya Devan seraya menuding Sania.
***
Bersambung ....
"Ara! Ara!" panggil pemuda itu dengan suara bergetar. Matanya bahkan sudah berlinangan air mata. Tak peduli banyaknya darah yang mengotori bajunya. Pemuda itu tanpa rasa jijik langsung mendekap tubuh gadis itu kedalam dadanya. "Ara! Bangun Ara! Jangan buat aku takut," ucap pemuda itu disela isak tangisnya. Dibelainya wajah gadis yang dicintainya itu dengan rasa takut. Wajah dengan beberapa noda darah kental yang melekat. Bau anyir pun mulai menyeruak disekitar. Bersamaan dengan banyaknya orang-orang yang mulai mendekat. Pemuda itu tidak mempedulikan sekitarnya. Ia hanya peduli dengan gadis didalam dekapannya. Gadis yang tidak menyahuti panggilannya. Meskipun matanya masih terbuka. Bibirnya pun mengulas senyuman. Walaupun tipis, tapi pemuda itu masih melihatnya dengan jelas. "Ara! Kamu dengar suara aku 'kan?" ucap pemuda itu sekali lagi berusaha untuk memanggil nama gadis itu. Tapi, bukan jawaban yang pemuda itu dapatkan. Karena tubuh gadis itu tiba-tiba lemas. Bersama dengan tertutupnya kedua mata indahnya. "ARA!!!" ~~~ Sebuah kecelakaan yang menimpa Ararya Chandrika Dewi, membuat Devandra Pradipta Atmaja harus membuat sebuah kesepakatan dengan Papanya. Yaitu Himawan, yang mengharuskan Devan meneruskan pendidikannya keluar negeri. Demi menyelamatkan nyawa Ara. Selama tiga tahun Devan terpisah dengan Ara tanpa bisa bertukar kabar berita. Setelah tiga tahun berlalu. Devan kembali dan bertemu dengan Ara lagi. Namun, apa yang terjadi. Ternyata Himawan mempunyai rencana lain untuk Devan. Bagaimanakah kisah cinta Ara dan Devan selanjutnya? Akankah cinta mereka bisa bersatu? Sementara restu orang tua menjadi penghalang cinta mereka.
Bagi yang belum cukup umur, DILARANG KERAS Membaca Cerita ini, karena banyak sekali adegan Dewasa. Mohon Bijak Dalam Membaca.⚠️ Menceritakan seorang anak muda, yang terjerumus kedalam lubang hitam, hingga akhirnya, pemuda tampan kecanduan seks dengan Guru dan keluarganya sendiri.
Ryan Sudono adalah seorang dosen muda yang menawan dan cerdas di sebuah kampus swasta ternama di salah satu kota besar di Jakarta. Ryan Anak tunggal dari keluarga yang sangat berada dan Papa Sudono dan mama Tyas pun juga seorang dosen. Papa dan mamanya Ryan ini sangat berpengaruh dalam kehidupan Ryan karena sejak kecil Ryan sering melihat kemesraan papa mamanya itu di rumah dan juga perhatian serta support papa mamanya itu di kehidupan Ryan sampai dengan saat Ryan sudah beranjak dewasa bahkan saat Ryan sudah menikah papa mamanya masih sangat perhatian apalagi kedua ortunya itu berharap sekali agar cepat dapat momongan dari Ryan dan istrinya. Ryan Sudah beristrikan Tania yang sangat cantik. Tania sesama Dosen yang baru beberapa hari ia nikahi, Namun ada kekecewaan dengan Tania sebagai istrinya di awal-awal pernikahan mereka. Disisi lainnya sang Istri Ryan yaitu Tania yang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja meski tak sekaya keluarga Ryan namun Tania juga punya kecerdasan di akademiknya yang membawa bisa berprofesi sebagai Dosen bareng sang suami, Ryan. Namun demikian, Tania punya kisah tersendiri dengan lelaki yang dulu mengejar cintanya saat ia masih SMA yaitu Robi. Mereka dipertemukan kembali saat ada acara reuni SMA. Robi ini awalnya seperti yang Tania kenal semasa di SMA dulu namun dalam perkembangannya mungkin karena lingkungan yang salah seiring berjalannya waktu si Robi ini ternyata menyimpan hal buruk yaitu memiliki profesi sebagai pengusaha pinjol yang banyak menjerat nasabahnya sehingga para nasabahnya itu terlilit hutang yang banyak ke perusahaan aplikasi pinjol milik Robi. Dan salah satu korban dari pinjolnya Robi adalah Rani mahasiswinya Ryan yang nantinya seorang dokter muda bernama Bayu lah yang berhasil melepaskan Rani dari cengkeraman kejahatan Robi. Kehidupan rumah tangga Ryan dan Tania terganggu oleh kehadiran Maya yang sejak lama sebelum Ryan menikah dengan Tania, dimana Maya diam-diam juga jatuh hati pada Ryan. Maya yang juga sahabat dari Ryan dan Tania, bekerja sebagai dosen di kampus yang sama juga dengan Ryan dan Tania. Kehidupan rumah tangga Maya dengan sang suami yang tidak sesuai harapan ini karena perjodohan dari ortunya. Maya akhirnya terpaksa menikah dengan lelaki pilihan ortunya yaitu Joko yang berwatak keras sehingga Maya merasa tidak bahagia selama hidup dengan suaminya itu. Joko dipilih oleh para ortu merkea karena Joko adalah putra dari sahabat sang mamanya Maya yang berteman akrab dengan mamanya Joko. Dengan alasan agar Joko bisa meneruskan usaha ayahnya Maya yang memiliki perusahaan properti sebagai salah satu manajer disitu maka Joko suatu saat diharapkan bisa menggantikan peran ayah mertua di perusahaan properti itu. Sampe usia pernikahan yang ke-3 tahun mereka belum dikaruniai anak. Entah siapa yang mandul yang jelas mereka berdua saling cuek dan belum periksa ke dokter tentang siapa yang mandul. Padahal idealnya sepasang suami istri mengharapkan kehadiran keturunan di keluarga mereka untuk melengkapi kebahagiaan sebuah rumah tangga. Sementara itu salah satu mahasiswinya Ryan yaitu Rani yang mungil tapi cantik dan agresif juga sangat menggebu mendekati Ryan. Rani yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas kuliahnya ditambah lagi tidak bisa fokus karena sedang bolak bali ke Bandung mengurus ibunya yang sedang sakit, disinilah Ryan terkondisi untuk terus membantu Rani dalam hal pengobatan sang ibu namun sayangnya hal ini nampaknya benar-benar dimanfaatkan Rani untuk mendekati Ryan sekaligus mengambil keuntungan dari kekayaan Ryan yang berlimpah. Padahal ada pria lain yang begitu baik yang sangat menyukai Rani yang tinggal kota bandung bersama sang ibu, yaitu Bayu seorang Dokter muda yang selalu setia melayani ibunya Rani di Rumah Sakit selama menjalani perawatan. Hubungan Ryan dan Maya semakin dekat tanpa diketahui oleh Tania apalagi kondisi rumah tangga Maya yang tidak harmonis dengan Joko sang suami membuat Maya semakin melarikan dirinya ke pelukan Ryan yang menawan itu. Ditambah lagi gairah Tania dalam berhubungan dengan Ryan sebagai sepasang suami istri sangat berbeda dengan perlakuan manis Maya ke Ryan. Pun Tania sempat terpesona oleh Robi sang mantan sewaktu di SMA nya dulu. Namun demikian dari semua itu, pada akhirnya Ryan dan Tania tetap bersatu karena ada hal yang ternyata bisa membuat mereka tetap mempersatukan mereka. Satu per satu orang-orang mencoba mengganggu kehidupan rumah tangga mereka itu berguguran alias mundur dan kembali dengan kehidupannya masing-masing secara normal kembali. Untuk Maya pada akhirnya mendapatkan kebahagiaan dari lelaki yang cocok dengannya. Sedangkan tokoh antagonis seperti Robi dan Joko pada akhirnya akan kena getahnya di akhir cerita nantinya. Untuk Mahasiswinya Ryan yaitu si cantik Rani pada akhirnya jatuh ke pelukan pria yang mau secara tulus menjaga dan melindunginya sekaligus ikut merawat ibunya selama ibunya sakit yaitu Dokter Bayu.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Adult content 21+ Farida Istri yang terluka, suaminya berselingkuh dengan adiknya sendiri. Perasaan tersakiti membuatnya terjebak kedalam peristiwa yang membuat Farida terhanyut dalam nafsu dan hasrat. Ini hanya cerita fiktif. Kalau ada kesamaan nama, jabatan dan tempat itu hanya kebetulan belaka