Unduh Aplikasi panas
Beranda / Adventure / Jejak Cinta Terlarang di Kampus Perjuangan
Jejak Cinta Terlarang di Kampus Perjuangan

Jejak Cinta Terlarang di Kampus Perjuangan

5.0
18 Bab
447 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

"Jejak Cinta Terlarang di Kampus Perjuangan" mengisahkan kisah rumit empat mahasiswa, Romeo, Maya, Adrian, dan Rina, yang terjerat dalam hubungan cinta yang melibatkan intrik, konflik, dan perjuangan di sebuah kampus yang dipenuhi dengan semangat perubahan. Adrian, mahasiswa dari keluarga berpengaruh, menemukan dirinya terlibat dalam hubungan terlarang dengan Maya, seorang mahasiswi yang bersemangat dalam kegiatan aktivisme sosial dan sejatinya sudah tunangan dengan Romeo. Sementara Romeo mencoba mempertahankan ikatan ini di tengah tekanan keluarga dan norma-norma kampus meski harus terpisah jarak dengan Maya. Di sisi lain, Rina, sahabat dekat Romeo, diam-diam melancarkan intrik memupuk kembali cintanya yang lama terpendam pada Romeo. Berawal dari pelampiasan Romeo atas cintanya yang dikhianati Maya, Rina justru terjebak dalam jerat perasaan cinta semu dan terlarang antara Rina dan Romeo, tanpa menyadari hubungan terlarang yang tengah terjalin justru menghancurkan keping hatinya yang rapuuh kedepannya. Pertarungan internal dan konflik tumbuh ketika rahasia cinta terlarang ini terungkap. Romeo harus memilih antara cinta sejatinya dan tanggung jawab keluarganya, sementara Maya berjuang antara cinta dan idealisme perjuangannya. Adrian dan Rina, di sisi lain, terjebak dalam konflik batin yang membuat mereka mempertanyakan arti cinta dan pengorbanan. Dalam atmosfer kampus yang penuh semangat perubahan, "Jerat Cinta Terlarang di Kampus Perjuangan" menggambarkan liku-liku cinta yang terlarang di tengah-tengah perjuangan mencari identitas dan meraih impian. Novel ini mengajak pembaca untuk merenung tentang arti cinta, komitmen, dan pengorbanan dalam konteks kompleks kehidupan kampus yang sarat dengan tantangan.

Bab 1 Jejak Cinta Terlarang di Kampus Perjuangan

Di kampus Perjuangan yang gemerlap dengan aktivitas mahasiswa yang penuh semangat, tercipta lingkungan yang mencerminkan keberagaman dan semangat juang. Suasana kampus dipenuhi dengan sorak sorai kegiatan organisasi, kuliah yang penuh semangat, dan diskusi yang mendalam.

Namun, di balik gemerlapnya keseharian ini, terdapat cerita cinta yang terlarang, memilukan, dan penuh konflik antara dua sosok utama: Adrian dan Maya. Konflik itu merambah, menciptakan gelombang tegang di sepanjang koridor kampus yang seharusnya menjadi tempat berbagi ilmu, tetapi kini menjadi saksi bisu dari kisah cinta yang terjerat dalam perjuangan melawan tekanan dan godaan.

Di tengah keindahan kampus, jejak cinta terlarang kini menjadi bayang-bayang yang menggelayuti, menciptakan ketegangan yang membingungkan dan mendalam di hati kedua tokoh utama ini.

Adrian: (dengan nada tajam) "Maya, aku pikir kita harus bicara serius. Aku tahu ada sesuatu yang disembunyikan dariku."

Maya: (cemas) "Apa yang kamu maksud, Adrian? Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan."

Adrian: (marah) "Jangan berpura-pura, Maya! Aku tahu tentang Romeo, pacarmu yang tinggal jauh di luar kota. Dan kamu tak pernah benar-benar memperkenalkanku padanya."

Maya: (gugup) "Adrian, Romeo dan aku... kami hanya menjalani hubungan jarak jauh. Itu tidak berarti apa-apa."

Adrian: (menghela nafas panjang) "Tidak berarti apa-apa? Maya, kamu tahu betapa sulitnya menjaga hubungan jarak jauh. Aku takut kita akan terus seperti ini, tak pernah bisa bersama dengan baik."

Maya: (mencoba menjelaskan) "Adrian, aku mencintai Romeo, tapi kamu juga berarti banyak bagiku. Kami belum tahu apa yang akan terjadi di masa depan."

Adrian: (menghentakkan kertas di meja) "Tidak, Maya. Kita harus mengakhiri ini sekarang. Aku pikir saatnya kamu memperkenalkanku pada Romeo. Aku ingin bicara dengannya, memberitahunya bahwa aku ingin kita berdua memiliki kesempatan untuk membangun sesuatu yang nyata."

Maya: (sambil menangis) "Adrian, aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Aku tidak bisa meminta Romeo untuk melepaskan aku. Ini sulit bagiku juga."

Adrian: (berusaha menenangkan) "Maya, ini tidak bisa berlanjut seperti ini. Aku tidak ingin menjadi seseorang yang hanya menunggu di sela-sela hubunganmu dengan Romeo. Aku ingin lebih dari itu."

Maya: (putus asa) "Tapi bagaimana caranya, Adrian? Aku tidak ingin kehilangan siapapun dari kalian."

Adrian: (mengambil nafas dalam-dalam) "Kita harus menyelesaikan ini, Maya. Biarlah aku bicara dengan Romeo. Mungkin ada jalan keluar yang lebih baik bagi kita semua."

Dialog pertengkaran ini mencerminkan ketegangan dan konflik emosional antara Adrian dan Maya dalam menghadapi situasi sulit ini.

Di malam yang dingin dan sepi, Maya duduk sendirian di pinggir jendela kamarnya, merenung dalam kebimbangan hatinya yang memilukan. Angin malam yang sejuk seolah mencerminkan suasana hatinya yang dipenuhi pertanyaan dan ketidakpastian.

Pikirannya melayang pada Adrian, sosok yang membuatnya tersentuh namun juga membawa kebimbangan. Pertengkaran dengan Adrian membuatnya merasa terjepit di antara dua pilihan yang sulit. Sementara itu, Romeo, kekasih jarak jauhnya, menjadi beban emosional yang semakin berat. Kehadiran Adrian yang memaksa untuk diperkenalkan kepada Romeo membuat hatinya berdegup kencang, menciptakan pertanyaan besar tentang masa depan hubungan mereka berdua.

Malam yang dingin memantulkan kebingungannya. Apakah dia sanggup membuka hatinya sepenuhnya untuk Adrian dan merelakan Romeo? Ataukah dia akan mempertahankan hubungan dengan Romeo, meskipun terdapat perasaan lain yang tumbuh di dalam dirinya? Rintangan yang dihadapinya seolah menjadi puzzle rumit yang sulit untuk dipecahkan.

Maya merasa sepi dan terluka, merenungi keputusan-keputusan yang harus diambilnya. Suara angin yang bertiup di luar jendela bagaikan bisikan yang menuntunnya untuk mengambil keputusan sulit. Dalam keheningan malam, cahaya remang-remang di kamar mencerminkan kebingungan dan kegalauan di dalam hatinya.

Pertanyaan tentang cinta, pengorbanan, dan keputusan hidup menghantuinya sepanjang malam. Maya memandang bintang-bintang di langit, seakan mencari jawaban di antara gemerlap malam yang tak terbatas. Malam yang dingin itu, di dalam keheningannya, menjadi saksi dari perjalanan batin yang kompleks dan penuh pertimbangan bagi Maya, yang berusaha mencari jalan keluar dari kebimbangannya yang memilukan.

Maya, setelah bertengkar dengan Adrian dan merasa kebingungan, memutuskan untuk mencari nasihat dari teman baiknya, Anisa. Maya menghubungi Anisa dan mengajaknya untuk bertemu di kafe dekat kampus.

Maya: (sambil duduk di meja kafe) "Anisa, aku butuh bantuanmu. Aku dalam situasi yang sangat rumit."

Anisa: (ramah) "Tenang, Maya. Ceritakan apa yang terjadi."

Maya: (menceritakan pertengkarannya dengan Adrian) "Adrian tahu tentang Romeo, pacarku yang jauh di luar kota. Dan sekarang, dia memaksa aku untuk mengenalkannya pada Romeo."

Anisa: (memahami) "Wow, itu pasti sulit, Maya. Apa reaksimu?"

Maya: (cemas) "Aku bingung, Anisa. Aku tidak ingin kehilangan keduanya, tapi Adrian begitu memaksa. Aku tidak tahu harus bagaimana."

Anisa: (berpikir sejenak) "Mungkin Adrian hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana jika kamu bicara terus terbuka dengan Romeo tentang perasaanmu pada Adrian?"

Maya: (ragu) "Aku khawatir Romeo tidak akan mengerti. Dia sudah mengalami jarak jauh, dan sekarang ini... Aku takut hubungan kami semakin rumit."

Anisa: (menenangkan) "Maya, komunikasi terbuka sangat penting. Katakan pada Romeo apa yang kamu rasakan. Siapa tahu, mungkin dia punya saran atau bisa memberikan solusi yang baik."

Maya: (mengangguk) "Mungkin kamu benar. Aku perlu bicara dengan Romeo. Tapi bagaimana dengan Adrian?"

Anisa: "Coba bicarakan juga dengan Adrian. Jelaskan perasaanmu dan kebingunganmu. Buka hatimu padanya."

Maya: (tersenyum lemah) "Terima kasih, Anisa. Aku akan mencoba bicara dengan keduanya. Semoga semuanya bisa diatasi."

Maya kemudian memutuskan untuk membicarakan perasaannya dengan Romeo dan Adrian, berharap dapat menemukan jalan keluar yang terbaik untuk semua pihak.

Di tengah kebimbangan maya muncul saran nakal dari teman cowok nya agar mendua saja dengan adrian lumayan buat teman kesepian dan jika nanti ketemu dengan pacar jauhnya bisa main hati ke pacar jauhnya romeo tersebut

Malam yang dingin dan sepi menjadi saksi dari kebimbangan Maya, namun di tengah kerumitan hatinya, muncul sebuah saran yang nakal dari teman cowoknya, Rizky. Rizky, dengan senyum nakalnya, berusaha memberikan solusi yang sederhana namun berbahaya pada Maya.

Rizky: (dengan senyum nakal) "Maya, kenapa kamu harus repot-repot memilih di antara mereka berdua? Coba pikirkan ini, kenapa tidak bermain dua sekaligus? Adrian bisa jadi teman yang menyenangkan untukmu di sini, dan Romeo tetap bisa menjadi pacar jarak jauh yang kau cintai. Semua orang senang, bukan?"

Maya: (terkejut) "Rizky, kamu serius? Itu tidak etis dan tidak adil. Aku tidak bisa bermain-main dengan perasaan mereka seperti itu."

Rizky: (meremehkan) "Ah, kamu terlalu idealis, Maya. Ini dunia nyata, dan seringkali kita harus mengambil jalan pintas. Mereka tidak akan tahu, dan kamu bisa mendapatkan yang terbaik dari kedua dunia."

Maya: (marah) "Rizky, aku tidak akan melakukan itu. Itu tidak benar dan tidak pantas. Aku tidak ingin menyakiti hati siapapun."

Rizky: (menggeleng) "Sepertimu ini, Maya. Terlalu keras kepala dan tidak realistis. Pikirkan dengan matang, siapa yang bisa memberimu kebahagiaan lebih dari satu orang?"

Maya, meskipun tergoda dengan saran nakal dari Rizky, menyadari bahwa itu bukanlah jalan yang benar. Kebimbangannya mungkin besar, namun dia tahu bahwa mengorbankan prinsip dan integritasnya tidak akan membawanya kepada kebahagiaan sejati. Meskipun dalam kebimbangan, Maya memilih untuk tetap setia pada nilai-nilainya dan mencari solusi yang lebih baik untuk mengatasi konflik yang dihadapinya.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY