/0/12695/coverbig.jpg?v=e07f203525618a6f8d7e40b58e3f2b5b)
Menceritakan tentang kisah tragis kehidupan seorang Chiara melihat pembantaian kedua orang tua di depan matanya akibat masalah hutang pihutang, tak berhenti sampai disana ia terpaksa harus melunasi semua hutang kedua orang tuanya dengan persyaratan tertentu. Ada tempo waktu yang tak masuk akal untuk hutang sebanyak itu, Chiara kalut. Pada moment yang pas ada seorang wanita berusia 40 tahun menghampirinya memberi perhatian lebih selayaknya seorang Ibu, Chiara pun terbuai hingga masuk ke dalam lembah hitam.
Terdengar begitu keras hujan peluru di ruang tengah bersahutan dengan rintihan satu keluarga tak berdosa, menyisakan Chiara gadis berusia 20 tahun yang masih bersembunyi di balik pintu kamarnya.
"Papa, Mama."
"Hiks."
"Buang mayat tak berguna ini, bersihkan seluruh ruangan," perintah Marcel.
"Baik, Bos," sahut seluruh bodyguard.
Sontak kedua netra Chiara terbelalak mendengar kata mayat, darahnya mendidih. Tanpa pikir panjang ia bergegas keluar dari kamarnya berjalan tegap dengan kobaran amarah dalam dada, Chiara yang semula begitu ketakutan dengan musuh-musuh keluarganya kini tiba-tiba berubah 180°.
Melihat adanya pisau diatas meja Chiara langsung menyahut pisau itu membawanya dalam peperangan malam ini.
"Agra," panggil Marcel dengan nada kesal.
"Iya Pak."
"Bodoh kau, masih ada orang lagi di rumah ini."
Perlahan Agra menatap ke arah yang ditatap Bosnya.
"Ya Tuhan."
"Cepat tangkap dia, habisi!"
"Baik, Pak."
Agra begegas berlari menghampiri Chiara yang tak gentar melangkah.
"Mau apa kau?" tanya Chiara sambil mengacungkan pisau.
Cepat-cepat Agra mengambil senjata apinya, di rabanya berulangkali senjata itu tak ada di kantungnya.
"Sial, kemana senjataku."
"Jahat kalian semua, tak punya hati," ucap Chiara dengan geram.
"Turunkan pisau mu!"
"Kenapa kau takut?"
Stttt..
Agra berhasil mengambil alih kendali tangan Chiara yang memegang pisau, mengunci lehernya sambil mengarahkan pisau itu tepat di depan wajahnya.
Debaran jantung Chiara makin tak karuan, kini nyawanya benar-benar sudah di ambang
"Gimana, sekarang kau yang takut bukan?" tanya Agra dengan senyum liciknya.
"Pak, gadis ini langsung kita eksekusi?" tanya Agra pada Marcell.
"Jangan dulu, bawa dia ke mobil."
Tak bergeming, Agra langsung menyeret Chiara membawanya keluar dari rumah minimalis itu.
"Emmmm," teriak Chiara dalam bekapan tangan Agra.
Buhhggg.
Chiara tersungkur di atas jok mobil.
Tak lama mobil melaju kencang membawa Chiara pergi.
"Ya Tuhan apa aku juga akan mati," ucap Chiara dalam hatinya bertanya-tanya.
"Ku kira aku tadi bisa bunuh mereka semua, ternyata salah. Aku yang akan di bunuh mereka," ucapnya kembali dalam hati.
Chiara dari belakang mulai manatap Agra yang tengah sibuk mengemudikan mobil, satu bodyguard duduk di depan sementara satu lagi duduk di sampingnya membuat Chiara tak bisa berkutik.
Diliriknya bodyguard di sebelahnya.
"Hemmmrr," dia mengerang, menakutkan.
Cepat-cepat Chiara memalingkan pandangan, "semua orang disini kenapa seram-seram ya jadi makin takut aku," ucapnya dalam hati.
********
Tiba di mansion, Chiara kembali diseret oleh kedua bodyguard. Tanpa perasaan mereka terus menyeretnya masuk ke dalam mansion.
"Bawa dia ke kamar!" perintah Marcell.
"Baik Pak," sahut kedua bodyguard.
"Lepaskan aku," teriak Chiara sambil meronta-ronta.
"Diam," bentak bodyguard itu tepat di telinga Chiara.
Seketika Chiara terdiam, bentakan itu seolah masuk menusu telinga hingga tembus ke hati. Tak ada yang di pikirkan Chiara saat ini selain mati ingin berontak melawan tak bisa, mati pun enggan.
Brughhh.
Chiara tersungkur di dalam kamar.
Klekk.
Cepat-cepat kedua bodyguard mengunci pintu dari luar.
Chiara masih menatap lantai dengan tangan mengepal, netranya tak berubah terus menatap lantai. Darahnya kembali mendidih setelah dirinya didorong, dibuang bak sampah tak berguna.
"Awas kalian, akan kubalas kalian dengan seribu kali lebih sakit dari ini. Juga akan ku balaskan dendam Papa Mamaku, tak ada balasan yang pantas dari kasus pembunuhan selain pembunuhan juga."
Tak ingin dirinya berlama-lama di kamar neraka ini Chiara segera beranjak dan mulai mencari-cari celah untuk ia bisa keluar dari sini.
Mulai dadi kamar mandi dalam, terlihat hanya ada ventilasi berukuran kecil tak memungkinkan tubuhnya lolos menerobosnya. Berpindah ke ruang kamar, melihat adanya gorden dengan cepat Chiara membukanya.
Srekkk.
"Ah, sial. Jendela kaca ini tertanam tak bisa kubuka," gerutu Chiara sambil terus mencoba membuka jendela kaca itu.
"Konsep desain mansion ini menyebalkan, sama menyebalkannya seperti yang punya."
"Bisa-bisanya taruh jendela kaca di kamar tapi tanam, untuk apa coba. Mana jelek lagi," gerutunya tanpa henti.
Netranya mulai mengedar kekiri kekanan, tepat di ujung kamar netranya terpaku pada dua buah stik bisbol yang tersandar disana. Dari melihat stik bisbol, ia akhirnya tahu cara keluar dari mansion ini.
Dengan cepat Chiara mengambil stik bisbol itu dan kembali ke tempat dimana ia berdiri tadi.
Chiara mulai mengatur nafas, memasang kuda-kuda sambil mengayunkan bisbol ke belakang.
Dak.. pyarrr.
Kaca kamar itu langsung pecah cukup lebar hanya dengan satu pukulan, Chiara agak terkejut tak menyangka dirinya langsung bisa memecahkan kaca itu.
"Huh, aku kira kaca ini tebal ternyata murahan. Baru satu kali pukul saja sudah pecah."
Druk druk druk.
Suara banyak kaki berlari mendekat ke arah kamar, mendengar hal itu Chiara tak ingin membuang waktunya. Dengan cepat ia keluar menerobos jendela kaca yang berhasil ia pecahkan, sedikit berhati-hati sebab dia tas dan bawahnya masing-masing kaca masih menancap.
Srett...
"Aw," rintih Chiara, tak sengaja tangannya terkena serpihan kaca.
Klek..
Pintu kamar mulai terbuka, bersamaan dengan kedua mata Chiara yang terbelalak melihatnya.
"Aku harus pergi dari sini bagaimanapun caranya," ucap semangat Chiara.
Ia bergegas berlari ke sisi kanan terlihat hamparan taman begitu luas, ia percaya jika ada taman itu pasti memiliki pintu entah pintu darurat atau pintu menuju ke halaman mansion.
"Chiara," teriak Marcell memanggil Chiara.
Seketika Chiara shok mendengar namanya disebut, langkahnya sedikit tersendat akibat kurang fokus.
"Hah, dari mana dia tahu namaku," ucap Chiara dalam hatinya bertanya-tanya.
Chiara terus berlari, hingga tiba ia di pintu kayu berukir indah. Perlahan ia mulai membuka pintu itu, perlahan demi perlahan sebab ia tahu bodyguard-bodyguard itu pasti sekarang ini sedang memperketat penjagaan.
Krieeettt..
Benar dugaannya banyak bodyguard berkeliaran di halaman mansion, pintu yang di temuinya ini benar-benar terhubung dengan halaman mansion.
Degkk.
Pintu kembali ia tutup secepat kilat, Chiara langsung berbalik badan membelakangi pintu dengan nafas terengah-engah, jantung berdegup kencang serasa andrenalin kian bertambah.
"Siapa disana?" tanya bodyguard yang mendengar suara bantingan pintu.
"Tak ada siapa-siapa," jawab Chiara.
Tak lama ia langsung tersadar akan ucapannya, "Lah, kenapa aku jawab."
Brak brak brak.
Pintu mulai di gedor kasar.
"Buka pintunya atau aku dobrak," gretak bodyguard.
Chiara kembali berlari ke arah hamparan hijau mengarah kembali ke kamar, tak ada pilihan lain ia harus melewati kamar itu.
"Hey, jangan lari kau," teriak bodyguard berusaha mengejar Chiara.
Semantara Chiara tak mau menyerah, ia terus berlari sekencang-kencangnya tak peduli bodyguard-bodyguard di belakangnya sudah makin dekat ia tetap berlari masih berharap dirirnya bisa bebas dari penyekapan ini.
"Aku tak boleh menyerah, aku pasti bisa keluar dari sini," ucap Chiara lirih.
Brughhh.
Alleta adalah gadis muda yang masih duduk di bangku kuliah, ia terpaksa menjadi wanita pengganti dalam acara pernikahan yang ia datangi bersama dengan kedua orang tuanya. Atas dasar hutang keluarga membuatnya terpaksa menikahi laki-laki yang ternyata adalah Kakak kandung dari kekasihnya sendiri.
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
WARNING 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! AREA DEWASA! *** Saat kencan buta, Maia Vandini dijebak. Pria teman kencan butanya memberikan obat perangsang pada minuman Maia. Gadis yang baru lulus SMA ini berusaha untuk melarikan diri. Hingga ia bertemu dengan seorang pria asing yang ternyata seorang CEO. "Akh... panas! Tolong aku, Om.... " "Jangan salahkan aku! Kau yang memulai menggodaku!"
"Kita adalah dua orang yang tak seharusnya bersama," lirih Xena pilu. Morgan menarik dagu Xena dan berdesis, "Sejak awal, kita memang sudah ditakdirkan bersama." Xena Foster terkenal dengan kehidupan glamour dan selalu berfoya-foya. Bagi Xena, dirinya tak perlu bekerja susah payah, karena selama ini gadis itu selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Hidup Xena memang selalu menjadi idaman para gadis di luar sana. Sempurna dan tak memiliki celah kekurangan. Namun, siapa sangka semua itu berubah di kala Xena bertemu dengan Morgan Louise—sosok pria tampan yang mampu menggetarkan hatinya, bahkan membangkitkan hasrat memilikinya. Morgan telah berhasil, membuat Xena tergila-gila pada pria itu. Sayang, perasaan cinta Xena telah terjebak pada kenyataan pahit tentang Morgan Louise. Kenyataan yang telah menghancurkannya. Bagaikan di ambang jurang, mampukah Xena bertahan? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
GAIRAH TERLARANG KAKAK IPAR MENGANDUNG KONTEN DEWASA 21+++. YANG MASIH KECIL MINGGIR DULU YA! Deskripsi Bercerita tentang seorang wanita cantik bernama Renata Adinda, yang dijodohkan dengan Mehesa Adi Sanjaya. Sejak pernikahan mereka, Adi tidak pernah melihat Renata sedikitpun atau menganggapnya sebagai seorang istri. Perhatian dan kebaikan yang Adi berikan untuknya hanya karena status mereka sebagai suami istri. Adi tidak pernah memberikan nafkah batin dan biologis untuk Renata. Bahkan tidur dalam satu ranjang pun tidak. Akhirnya datang seorang pria gagah dan tampan, yaitu kakak Adi bernama Ryota Anggara, atau sering disebut bang Rio. Ia tertarik dengan Renata dan mengetahui keadaan rumah tangga Renata dan adiknya yang hanya penuh dengan keterpaksaan. Akhirnya Rio mendekati Renata dan terjadilah hubungan terlarang antara mereka. Bagaimanakah kelanjutan hubungan terlarang antara adik ipar dan kakak ipar ini? Apakah mereka sanggup bertahan, atau malah berpisah? Ikuti saja kelanjutan kisahnya yang akan update disetiap harinya ya!
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."