/0/10706/coverbig.jpg?v=507a70e27a7e3a98ba7d4e952675105b)
Cika begitu terkejut ketika menemukan sebuah video tak pantas di ponsel Ibunya yang seorang merupakan janda. Cika yang merupakan tulang punggung keluarga tidak rela uang hasil kerjanya yang malah diberikan Ibunya kepada pria yang tidak jelas itu! Akankah CIka bisa menyadarkan Ibunya dan Ibunya bisa lepas dari pria tersebut? Atau Ibunya malah menikah dengan pria itu? Yuk ikuti kisah Cika.
"Cika, kamu ada simpenan uang?" tanya Ibu ketika kami sedang sarapan pagi. Seperti biasa aku memasak nasi goreng dan telur dadar agar kami bisa berhemat.
Kulihat Fina --adikku-- menghentikan suapannya ketika Ibu menanyakan soal uang kepadaku. Padahal itu adalah hal yang sudah biasa bagi kami, namun adikku juga tidak suka dengan sikap Ibu kami
Semenjak kepergian Ayahku bersama istri keduanya. Aku yang merupakan anak pertama di keluarga ini, secara otomatis aku menjadi tulang punggung keluarga. Aku bekerja paruh waktu sebagai penjaga toko kue. Pagi dan siang aku kuliah. Ibu sebenarnya tidak memperbolehkan aku untuk kuliah, katanya buang-buang waktu dan uang saja. Untungnya, aku nekat untuk masuk ke Perguruan tinggi dengan beasiswa jalur prestasi. Aku memang selalu mendapat peringkat tiga besar sejak duduk di bangku SD sampai SMA.
Aku berdecak sebal. Sudah berulang kali Ibu meminta uang yang jumlahnya tidak sedikit. Padahal kebutuhan dapur sudah kupenuhi. Aku selalu menyetok sayur dan lauk setiap tiga hari sekali. Terkadang aku atau Fina yang pergi ke pasar tradisional karena di sana harganya lebih terjangkau. Aku juga memberi uang untuk kebutuhan Ibu seperti uang jajan, kuota internet, pulsa, dan makeup. Walaupun tak banyak, tapi aku berusaha agar Ibu tak kekurangan uang.
Ayah juga sudah beberapa bulan tidak mengirimkan uang kepada kami. Padahal beliau dulu berjanji akan tetap menafkahi kami, anak-anaknya. Apalagi sekarang aku juga harus membiayai sekolah Fina. Dia bersekolah di sebuah SMA Negeri di kotaku, sehingga biaya sekolahnya tak terlalu memberatkanku. Untungnya Fina bukan anak yang menuntut, ia hanya meminta uang jajan sekadarnya saja kepadaku. Setiap hari, Fina selalu membawa bekal yang kumasak untuk dibawa ke sekolah.
"Buat apa lagi, Bu?" tanyaku dengan agak tegas.
Ini sudah kesekian kalinya beliau terus meminta uang. Biasanya aku memberikan saja jumlah uang yang Ibu minta tanpa bertanya balik. Namun kali ini aku tak boleh percaya begitu saja karena hampir separuh tabungan telah terkuras. Sungguh menyedihkan memang, padahal tabungan itu sebagian untuk jaga-jaga di saat nanti aku butuh biaya untuk skripsi dan juga biaya Fina jika ia hendak lanjut kuliah.
"Anak kecil enggak perlu tau urusan orang dewasa. Ibu gunakan untuk apa uang itu ya terserah Ibu dong!" jawab Ibu dengan ketus.
Aku terperanjat dengan jawaban Ibu. Tak biasanya beliau menjawab pertanyaanku dengan nada yang agak membentak.
Memang akhir-akhir ini kalau kuperhatikan, Ibuku lebih fokus dengan ponselnya. Ibu jadi jarang sekali memasak maupun beres-beres rumah. Bukan aku menjadikan Ibuku pembantu gratisan, ya. Bukan, bukan sama sekali! Tetapi Ibu memang tipe wanita pembersih dan lebih senang dengan masakan rumahan ketimbang membeli di luar.
"Cika kan perlu tau Ibu menggunakan uangnya untuk apa. Soalnya kan sekarang yang mencari uang Cika. Jadi Cika harus pintar-pintar mengatur uang untuk keperluan kita bertiga," sahutku dengan nada pelan. Aku berkata dengan hati-hati, takut Ibu malah tersinggung dengan kata-kataku.
Braak.
Ibu malah menggebrak meja. Tentu saja membuat jantungku hampir copot. Kulirik Fina, ia juga terkejut dengan ulah Ibu.
"Kamu sekarang sudah berani hitung-hitungan dengan Ibumu sendiri ya, Cik! Dulu Ibu rela mengeluarkan uang berapa pun untuk keperluanmu dan Fina. Sekarang Ibu yang minta uang malah kamu tanyakan terus uangnya untuk apa!" balas Ibu sambil menunjuk-nunjuk telunjuknya di mukaku.
Aku tertunduk atas kemarahan Ibu. Tak terasa air mataku meleleh. Ya Allah, inikah Ibuku? Kenapa sekarang Ibuku berubah? Tidak seperti Ibu yang perangainya yang kukenal biasanya. Serasa seperti bukan Ibuku lagi. Astaghfirullah. Aku beristighfar dalam hati sambil mengelus dadaku.
Aku tidak mau berdebat lagi dengan Ibu. Daripada nanti aku tidak fokus kuliah dan kerja. Meskipun hatiku masih setengah ikhlas karena aku tidak tahu uangku untuk apa. Akhirnya aku membuka dompet yang ada di dalam tasku dan memberikan Ibu uang lima ratus ribu sesuai dengan jumlah yang beliau minta.
"Ini uangnya, Bu." Aku menyodorkan uang lima lembar ratusan ribu. Padahal itu uang bonus yang kudapat dari atasanku tadi malam karena aku lembur dan baru pulang jam dua pagi. Bahkan tadi malam aku tertidur jam tiga pagi karena aku mesti menyelesaikan tugas kuliahku. Untungnya hanya menjawab soal dengan ditulis tangan.
Tanpa berpikir panjang Ibu langsung mengambil uang tersebut dari tanganku. Merebutnya dengan paksa. Beliau begitu senang menerima uang dariku.
"Nah gitu dong, jadi anak baik dan menurut sama orangtua," jawab Ibu sambil tersenyum dan mengerlingkan matanya.
Sementara Fina hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Ibu kami. Kami pun iri karena teman-teman kami masih diberi uang saku oleh kedua orangtuanya. Berbeda sekali dengan kami. Bahkan Fina pernah bilang padaku, ia tak ingin lanjut kuliah. Ia ingin sehabis lulus SMA langsung bekerja saja demi membantuku. Tapi aku bilang padanya dia harus kuliah juga.
"Ya sudah, Ibu mau mandi dulu nih. Pagi-pagi dah gerah aja," ujar Ibu sambil megipaskan tangannya dengan uang yang beliau terima dariku.
Aku bersiap-siap untuk ke kampus pagi ini. Aku bersiap untuk menyambar tas kuliahku. Begitu juga dengan Fina. Adikku itu juga langsung berangkat ke sekolah menaiki sepeda motor kesayangannya.
Tiba-tiba ponsel Ibu yang berada di meja makan bergetar. Getaran ponsel Ibu yang terus menerus membuatku penasaran siapa yang menelepon pagi-pagi begini. Rupanya telepon dari aplikasi Whatsapp. Mataku terbelalak, foto tampilan Whatsapp dengan pria tak berbaju terpampang di ponsel Ibuku dengan nama kontak 'My Baby.'
'Duh, angkat tidak ya. Angkat, tidak ya,' suara batinku bergejolak.
Akhirnya aku tidak jadi mengangkat panggilan telepon tersebut. Si penelepon juga tidak menelepon ulang. Penasaran, aku akhirnya memberanikan diri untuk membuka ponsel milik Ibu.
Kepalaku celingak-celinguk ke kiri dan kanan untuk memastikan Ibu masih di kamar mandi. Ah, aman! Biasanya kan Ibu juga mandinya lama. Entah apa yang dilakukan beliau di kamar mandi. Sedangkan berbeda denganku yang kalau mandi pasti cepat karena takut terlambat masuk kerja dan kuliah.
Aku mencoba membuka ponsel Ibu. Tak biasanya beliau menggunakan kata sandi dengan kombinasi angka di ponselnya. Aku coba dengan tanggal, bulan, dan tahun lahir Ibu, hasilnya nihil. Aku berpikir keras, apa ini kode sandinya. Sementara waktuku terbatas. Kucoba membukanya dengan kombinasi tanggal lahir kami bertiga.
Dan hasilnya...
Berhasil! Yeah, seperti dapat jackpot saja. Dengan cepat aku membuka aplikasi Whatsapp dan mencari percakapan Ibu dengan kontak yang bernama 'My Baby' tersebut.
Setelah kubuka kotak percakapan Ibu dan 'My Baby'. Betapa terkejutnya aku membaca chat-chat kotor dan vulgar ala orang dewasa dan juga beberapa resi rekening yang di kirimkan Ibu kepada si pria tidak jelas asal-usulnya itu.
Yang paling mengejutkan adalah si pria itu mengirim video tak senonoh, yang isinya si pria itu tak memakai sehelai benang pun! Ada juga beberapa foto si pria yang tak pantas untuk kulihat.
Ya Tuhan. Apakah ini yang dinamakan puber kedua? Apakah Ibuku sedang mengalami puber kedua? Kenapa Ibu sampai rela meminta uangku demi mengirimi uang pada si pria tidak jelas itu?
Hilda tidak tau kalau ternyata Rian telah menipunya. Semua terungkap secara tidak sengaja lewat status Whatsapp!
Suamiku tidak pernah memberikan nafkah dan kerjanya hanya nongkrong saja dengan teman-temannya. Hingga suatu hari, suamiku memintaku untuk membelikannya mobil dengan berutang di Bank. Aku pun menurutinya, namun ternyata ia malah selingkuh dengan wanita lain. Akankah rumah tanggaku berakhir?
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"
AREA DEWASA! YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA, CARI BACAAN SESUAI UMURNYA. NEKAT BACA CERITA INI, DOSA TANGGUNG SENDIRI. Pertemuan Anne Mary yang masih berumur 18tahun dengan Marcio Lamparska, 30tahun dalam sebuah tragedi pembunuhan di Tokyo dimana Marcio sebagai pelaku pembunuhan dan Anne yang menjadi saksi matanya membuat hubungan antara Anne dan Marcio terikat dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan karena akibat dari tragedi pembunuhan tersebut, Anne yang merupakan orang terdekat dengan korban, tertuduh menjadi tersangka utama pembunuhan. Sebelum interpol menemukan dan menangkap Anne, Marcio bersama anak buahnya sudah terlebih dahulu menculik gadis itu dan membawanya ke Murcia, Spanyol, kediaman Marcio berada. Anne Mary yang memiliki otak jenius di atas rata-rata hanyalah seorang gadis muda yang sangat lugu, polos namun memiliki mulut yang tajam pedas dan kritis sedangkan Marcio yang tanpa dia sadari sudah jatuh cinta kepada gadis muda tersebut semakin membuatnya protektif menjaga dan memberikan pelatihan-pelatihan fisik pada Anne yang tentu saja semakin membangkitkan api dendam dalam diri Anne yang membara di dalam dadanya. Anne akhirnya bersedia membuka hatinya untuk menerima perasaan Marcio agar dia bisa lebih mudah untuk membunuh pria itu yang ternyata tanpa dia sadari masuk ke dalam perangkapnya sendiri, jatuh cinta pada Marcio. Bisakah Anne melupakan Touda Akira sepenuhnya, orang yang sudah menjadi korban pembunuhan Marcio, dimana Touda merupakan cinta pertama Anne yang mencintainya secara diam-diam dan melupakan balas dendamnya pada Marcio? Bagaimana dengan Iosef, tangan kanan musuh besar Marcio yang sejak pertama kali bertemu dengan Anne, memiliki perasaan tidak biasa terhadap gadis mungil itu. Iosef juga musuh yang pernah melukai Anne namun juga menyelamatkan gadis itu dari kematian. Demi menyelamatkan Marcio, Anne terpaksa ikut pergi dengan Iosef. Iosef yang lembut, perhatian, sangat posesif dan mencintai Anne dengan nyawanya. Cinta yang tulus dan abadi namun memahami jika gadis yang dia cintai tersebut masih mengukir nama Marcio di dalam hatinya. Dalam pelarian bersama Iosef, Anne tumbuh semakin kuat, tangguh dan sangat cantik mempesona. Ayunan pedangnya sangat cepat, akurat, dan sikapnya tegas, tidak segan membunuh siapapun yang menjadi tugas dalam misinya. Akankah pertemuan kembali Anne dan Marcio bisa menumbuhkan perasaan cinta dan kerinduan di antara mereka lagi atau mereka menjadi musuh yang akan saling membunuh? Ikuti terus cerita Anne Mary ini dari seorang gadis biasa yang jelek menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan memukau namun sifatnya yang sangat tidak peka akan cinta membuat para pria yang terpikat padanya selalu salah paham akan sikapnya. “Ini bukan tentang cinta dan siapa yang kamu pilih, tapi kepada siapa kamu akan berkomitmen untuk memberikan hati yang kamu yakini dia bisa menjaga hatimu dengan sangat baik,” – Anne Mary. CERITA INI EXCLUSIVE HANYA ADA DI BAKISAH!
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
21++ Bocil dilarang mampir Kumpululan Kisah Panas Nan Nakal, dengan berbagai Cerita yang membuat pembaca panas dingin
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."